Beranda / Romansa / Partner Life / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Partner Life: Bab 11 - Bab 20

36 Bab

PL 11. Bayaran Mahal

Mischa benar-benar melakukannya lagi sehingga membuat Catharina kewalahan. Mischa pun tidak melihat betapa kesakitan Catharina saat itu. Yang ada dalam pikiran Mischa adalah nafsu dan nafsu. Entah apa yang dirasakan oleh Mischa dan Catharina saat ini. Keduanya hanya bermain dalam pusaran yang tidak jelas ujungnya. Mischa membutuhkan Catharina sebagai partnernya. Sedangkan Catharina, gadis itu membutuhkan Mischa untuk menjadi mesin uangnya. Tidak ada ikatan dan tidak ada rasa cinta. Semua terjalin begitu saja akibat ada ketergantungan satu dengan lainnya. Keadaan yang membuat keduanya tidak bisa saling melepaskan dan entah itu sampai kapan. Mungkinkah keduanya akan saling jatuh cinta atau mereka berdua akan bosan dengan sendirinya dan memilih pergi? Suara kicau burung membuat Catharina yang masih tidur dengan cantiknya terbangun. Mata cantik dan lentik itu terbuka berlahan. Dia menggeliat dan tidak menemukan Mischa ada di sana. Ca
Baca selengkapnya

PL 12. Kabur dari Penjara

Saat Darren berusaha menarik kasar Catharina, gadis itu terus meronta. Dia mencoba untuk melepaskan diri dari cengkeraman tangan Darren yang sangat menyakitinya. Kulit putih dan mulus milik Catharina sobek karena kuku Darren. Catharina mencoba menahan rasa sakit. Namun, pada akhirnya Darren melepas cengkeramannya saat sebuah suara mengancamnya akan memanggil polisi dan berteriak agar semua warga mendengar. Darren pun pergi berlalu begitu saja tanpa sepatah kata pun. Akan tetapi dia sempat berbisik pada Catharina bahwa dirinya akan bersungguh-sungguh melukai Mischa ataupun siapapun yang berusaha menghalanginya termasuk pemuda yang baru saja menggagalkan aksinya. Ya. Aaric memang datang tepat waktu. Pemuda itu lantas menghampiri Catharina setelah kepergian Darren. "Kau tidak apa-apa?" tanya Aaric memegang tangan Catharina yang terluka. Catharina menggeleng pelan, walaupun dia tahu jika kuku Darre
Baca selengkapnya

PL 13. Sisi Lain Mischa Wagner

Mischa Wagner yang tidak pernah merasa penasaran dalam hidupnya, untuk kali ini dia merasakan penasaran pada suatu hal. Apa karena hal itu menyangkut Catharina? Mischa memang baru pertama kali melihat pria itu, akan tetapi Mischa punya daya ingat yang tinggi. Mischa pun akhirnya menggunakan kemampuannya dalam melukis. Ya, Mischa bisa melukis karena diajari oleh ibunya. Bakat melukisnya pun diturunkan pada Mischa.  Dengan keahlian yang dimilikinya Mischa akhirnya melukis wajah pria yang membuatnya penasaran. Setelah itu dia menyuruh anak buahnya untuk melacak pria tersebut. Tidak ada yang tidak mungkin bagi seorang Mischa Wagner dan tak butuh waktu lama Mischa menemukan sosok pria tersebut. "Bagaimana?" tanya Mischa. "Kami sudah menemukan data lengkap dari pria itu." Salah seorang anak buat Mischa menyodorkan sesuatu pada Mischa. Mischa mengambil sebuah amplop yang berisi beberapa data. Dia membaca dan mengerutkan alisnya.
Baca selengkapnya

PL 14. Mischa vs Darren

Pernyataan dari Mischa membuat Catharina mengetahui sosok lain dari pria tampan itu. Yang semula Catharina ingin memberitahukan tentang Darren pada Mischa, hal itu dia urungkan karena Mischa sendiri sudah mengetahuinya. Terlebih lagi dengan keadaan keluarganya dan juga Mischa sendiri sudah mengetahui kebiasaan sang ayah. Kini Catharina menjadi bingung. Dia sudah kepalang basah dengan perjanjian yang dia buat sendiri. "Kau tidak perlu takut padaku, karena aku tidak akan mencelakaimu. Aku hanya membutuhkanmu sebagai partner, berbeda dengan Darren. Terlebih lagi pria itu sudah menyakitimu." Mischa berdiri dan membalikkan badannya. "Perlu kau ingat. Untuk saat ini kau adalah milikku, jadi orang lain tidak ada yang boleh menyentuhmu. Jika sampai hal itu terjadi, maka aku akan membunuh siapa saja yang berani mengganggu atau menyentuhmu!" Catharina terkejut dengan perkataan Mischa. Gadis itu hanya bisa menatap punggung Mischa hingga hil
Baca selengkapnya

PL 15. Sebuah Tawaran

Darren tampaknya terkejut dengan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Mischa. Pria itu menatap sengit pada Mischa. Darren tidak menyangka jika Mischa akan mengetahui setiap detail masalah yang sedang dihadapinya.Bahkan Darren bisa melihat dari sorot mata Mischa, jika Mischa itu bukan orang biasa. Darren menebak jika sosok Mischa ini orang yang sangat berpengaruh.Tawaran yang diberikan oleh Mischa pada Darren tidak serta merta langsung diterima oleh Darren. Pria itu belum menyetujui tawaran itu. Memang tawaran diberikan oleh Mischa sangat menggiurkan, tapi Darren sepertinya tidak tertarik. Darren begitu dingin menanggapi tawaran Mischa. Dengan tatapan dingin dan tajam Darren terus menatap Mischa."Bagaimana? Apa kau tidak tertarik?"Kedua netra itu saling pandang. Tatapan mereka saling beradu dengan ekspresi yang berbeda. Mischa masih terlihat sangat ramah dengan memberi seny
Baca selengkapnya

PL 16. Selamatkan Dia atau ....

Adu argumentasi terjadi di lobi yang membuat sekrestaris itu harus mengalah. Beberapa petugas keamanan juga melarang wanita itu agar dia tidak naik ke atas dan masuk ke dalam ruangan Mischa."Kalian ini tidak tahu siapa aku, hah!" serunya dengan suara lantang."Bukan kami tidak tahu siapa anda, tapi kami hanya menjalankan perintah tuan muda," jawab salah satu petugas keamanan."Cih, perintah macam apa ini!" seru wanita itu seperti sedang menghina dan perilaku itu hanya membuat orang-orang yang ada di sekitar lobi menggelengkan kepala serta berbisik-bisik.Wanita tua yang berumur sekitar 50 tahun itu hanya menjadi pusat perhatian di sana."Lihat apa kalian!" bentak wanita itu dengan keras dan kasar. Semua hanya menatapnya tanpa merespons. "Semua tampak memuakkan!" umpatnya kemudian meninggalkan lobi menuju tempat parkir.Saat wanita itu hendak masuk ke dalam mobil, matanya menyipit memperhatikan sebuah mobil yang baru saja melaju."Anak sialan. Berani sekali kau memperlakukanku seperti
Baca selengkapnya

PL 17. Menjadi Tahanan Darren

Darren menarik kasar tangan Catharina. Padahal mereka berada di tempat umum dan mereka berdua menjadi pusat perhatian. Catharina sendiri mulai memberontak dengan kuat, tapi apalah daya seorang wanita. Tenaga Cat tidak sebanding dengan tenaga Darren."Darren, lepaskan aku!" teriak Catharina."Ayo, cepat ikut aku," seret Darren dengan kasar. Catharina sempat menoleh ke belakang dan berteriak memanggil nama Mischa."Darren!" teriaknya lantang dan menggelegar membuat orang-orang yang ada disekitar fokus menatap Micha dan juga Darren yang menarik Catharina dengan paksa.Tanpa aba-aba dari tuannya, dua orang pengawal Mischa langsung mengejar Darren. Tatapan mata Mischa benar-benar menakutkan. Dia pun melangkah dengan santai dan memasukkan ke dua tangannya ke dalam saku celana."Kau pikir, kau bisa lolos dariku? Aku sudah memberimu dua pilihan, jika kau tidak bisa memilih salah satunya atau bahkan ke duanya ... jangan salahkan aku jika aku bertindak brutal!"Mischa melangkah keluar dari tempa
Baca selengkapnya

PL 18. Kesempatan Terakhir

Darren melemparkan tas selempang milik Catharina ke sebuah ranjang kecil. Pria itu sempat melirik tas tersebut sebelum akhirnya dia duduk di kursi kayu.Senyum licik menghiasi bibir Darren. "Kau pikir aku takut berurusan denganmu?"Darren melihat lampu LED berkedip-kedip, dia langsung bangkit dari duduknya dan mendekati tas itu. Darren meraih tas itu dan langsung membukanya. Darren melihat layar ponsel yang berkedip-kedip dan membuat Darren berdecak kesal."Kurang kerjaan sekali orang ini, huh!"Darren melempar ponsel milik Catharina ke meja kayu. Dia tidak peduli dengan panggilan telepon yang masuk ke ponsel itu. Tentu saja nama si pemanggil membuat Darren semakin marah."Sampai di sini seharusnya dia paham!"Darren menyepak kaleng minum yang tergeletak di lantai. Kaleng itu melesat menyentuh dinding dan memantul kembali jatuh ke lantai. Darren meraih sekotak rokok dan menyulutnya. Pria itu menikmati dan memainkan asap rokok di depan sebuah kaca."Aku paling tidak suka, jika masalah p
Baca selengkapnya

PL 19. Lucy Weber

Tubuh itu terbaring di atas ranjang cukup lama dan di sampingnya tertidur seorang gadis dengan ke dua tangannya dijadikan sebagai bantal.Empat jam sudah Mischa tertidur setelah pria itu diberi obat oleh dokter pribadinya. Catharina terbangun dari tidurnya saat seorang pengawal pribadi Mischa membangunkannya."Nona Berntsen," katanya mengguncangkan pelan tubuh Catharina.Catharina perlahan membuka matanya. Dia lantas melihat John pengawal pribadi Mischa berdiri di dekatnya."Ada apa?" tanya Catharina sambil mengusap matanya."Nona Berntsen, anda lebih baik tidur di sofa. Biar saya yang menjaga tuan muda," lanjut John."Tapi ... ah, baiklah." Catharina akhirnya menuruti John. Dia beranjak dan melangkah menuju sofa yang tidak jauh dari ranjang. Selimut dan bantal sudah disiapkan oleh John. Catharina pun merebahkan tubuhnya di sofa empuk itu.Suasana gelap berganti terang. Pagi mulai menyapa dan menerangi bumi. Catharina menggeliat pelan saat sentuhan sinar mentari pagi meraba kulitnya. D
Baca selengkapnya

PL 20. Hasutan Setan

Marcel melangkah dengan hati yang tidak tenang. Tentu saja, hati Marcel campur aduk. Anak mana yang mau terima jika dia harus dibanding-bandingkan dengan saudara tirinya. Marcel Brown adalah anak semata wayang Gilly Brown. Gilly Brown menikahi Baren Wagner karena ada alasan tertentu. Semua mungkin tidak tahu, tapi Mischa sudah bisa membacanya. Kini, Gilly memaksa Lucy untuk mendekati Mischa. Hal itu dia lakukan untuk putra semata wayangnya, Marcel. Tentu saja Lucy tidak suka dengan ide gila dari Gilly Brown, akan tetapi akhirnya gadis itu menyetujuinya. Entah pengaruh apa yang Gilly berikan pada Lucy, sehingga gadis itu takluk dan menurutinya. Sebenarnya Lucy tidak menyukai Mischa, karena sikap Mischa yang tidak bisa ditebak. Bahkan Lucy tidak menyukai sikap kasar dan arogan dari seorang Mischa. "Bagaimana? Bukan tante tidak menyetujuimu kau mendekati Marcel, tapi tante ingin kau mendekati Mischa. Itu saja." Lucy terdiam menatap Gilly dan dia pun mencerna kalimat yang baru dia den
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status