“Bas! Kamu bawa motor siapa?” tanya Ibu begitu melihatku memasuki pekarangan rumah. Beliau baru mengangkat jemuran kering sepertinya, terlihat dari keranjang penuh pakaian yang dibawa. Rumah kami termasuk dalam perumahan murah di daerah penghujung kota. Lebih tepatnya, dari jalan besar, masuk ke jalan yang lebih kecil, masuk lagi dalam gang. Lebih dekat menuju penyeberangan kapal feri ke kabupaten seberang daripada tengah kota. Aku turun dari kendaraan roda dua, lumayan, yang murah aja sekelas matik warna biru tua untuk berpergian semenjak Anin sering meminta kedatanganku. Memiliki barang mahal bisa menjadi pertanyaan besar buat Ibu. “Punya Nabas. Ambil kredit.” Alasan paling logis yang bisa aku kemukakan untuk Ibu terima. “Uang dari mana, Le? Kerja aja belum.” Tuh, kan. Baru aja mikirin pertanyaan Ibu sudah langsung dapet realisa
Terakhir Diperbarui : 2021-09-16 Baca selengkapnya