Beranda / Semua / Let's Play With Me / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Let's Play With Me: Bab 51 - Bab 60

71 Bab

MR. X

Rexy kemudian mengejar Cora. “Kau serius dengan permintaanmu itu?” Cora menghentikan langkahnya lalu menatap Rexy. “Memang aku terlihat seperti bercanda?” tanyanya dengan nada serius. “Kupikir kau akan menagih uang ratusan juta padaku,” sindir Rexy. Perkataan itu keluar karena doktrin dari Mr. X yang bersamanya di apartemen. Dia sendiri juga percaya, Cora memang mengincar uangnya. “Kau menganggapnya begitu?” dingin Cora. Rexy jadi merasa sungkan karena nada tak terima dari Cora. “Maafkan aku… Maksudku…” “Kalau begitu aku tambah dengan 1 miliar,” potong Cora. Rexy tertegun. “Maksudmu, kau minta kucing dan uang 1 miliar?” “Ya.” Cora kemudian kembali berjalan meninggalkan Rexy lagi. “Oh iya, kalau kau tidak memberi hadiahnya, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-27
Baca selengkapnya

GIFT

Cora sudah menjalani harinya dengan 2 kelas di kampusnya, juga tambahan satu jam di salah satu ruangan dosen. Dia dipanggil karena tak pernah mengumpulkan tugas dari dosen akhir-akhir ini. Omelan-omelan dosen itu awalnya didengarkannya dengan diam, tapi karena sudah terlalu lama dia kemudian mengeluarkan selembar cek lalu menuliskan nominal 100 juta di sana. Detik itu juga sang dosen menghentikan omelannya. “100 juta untuk nilai 100,” enteng Cora. Tak banyak membantah Dosen itu langsung menulis angka 100 pada kertas tugas yang masih kosong. “Sudah. Kau boleh pergi.” Cora tersenyum miring lalu beranjak keluar dari ruangan yang menyebalkan itu. “Karena uang, aku tak perlu repot-repot menghabiskan waktuku di perpustakaan lagi,” gumamnya sambil melirik ke dalam perpustakaan yang baru saja dilewatinya. Tapi dia kembali berjalan mundur, 
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-28
Baca selengkapnya

TTEOBOKKI

Brakk!!!Vita menggebrak keras meja Cora. Dia sangat kesal dengan kekalahannya dari Chelsea hari ini. “Kenapa aku bisa kalah?! Aku membayar mahal hanya untuk kalah?!” marahnya tak terima. Cora tetap bersikap santai dan malah melanjutkan aktivitasnya menghitung uang-uang yang semakin hari, jumlahnya semakin banyak. “Ya itu mungkin karena Chelsea pemain yang hebat. Dia sepertinya sudah tahu alur perjudiannya. Kenapa kau malah menyalahkanku?” Nada tenang Cora, semakin memantik api amarah Vita lebih besar lagi. “Kau pasti menjual kecurangan pada Chelsea, kan?!” tuduhnya curiga. “Bagaimana caranya? Chelsea saja membelakangi meja bar,” elak Cora, meyakinkan Vita agar tak terlalu curiga padanya. Vita mendudukkan pantatnya kasar di kursi yang berhadapan dengan Cora. Dia berfikir sejenak, untuk menentukan cara agar bisa memenangka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-30
Baca selengkapnya

MEMUAKKAN

“Hei!” “Rexy! Kau mengagetkanku saja,” kesal Shea. Teriakan keras Rexy berhasil membuat jantungnya hampir meledak.  “Apa yang kau lamunkan? Sudah 5 jam kau begitu.” Keisengan Rexy tadi memang disebabkan oleh sikap Shea yang sejak kedatangannya di apartemen Rexy sore tadi, sampai berubah malam. Tak ada satupun obrolan yang dilontarkan Shea. Padahal biasanya Shea yang selalu menggebu-gebu saat membicarakan bocoran yang di dapat saat menyelidiki Cora.  “Axel,” jawab Shea tanpa sadar. “Axel?” bingung Rexy. “Mobil Axel tadi, membuatku mengingatnya.” Rexy terkekeh. “Jangan bilang kau sekarang menyesal sudah membunuhnya.” “Aku takut saja, Cora tiba-tiba menyerangku karena aku sudah membunuh kakaknya. Ya, walaupun dia tak pernah meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Baca selengkapnya

PERUBAHAN ALUR

“Kau yang mempermainkanku.” Rexy membalik perkataan Cora. Nada bicara Rexy yang terdengar serius, membuat Cora menurunkan tangannya, urung menampar Rexy. “Aku sampai menghabiskan banyak waktuku untuk menghafal kaset bodohmu itu.” Cora mulai ketar-ketir, menyadari apa maksud perkataan Rexy itu. “Aku juga tahu. Kau sengaja meniadakan kartu pair di semua kartuku, kan?” tembak Rexy membongkar kebohongan yang Cora bubuhi di perjudiannya. Walau Cora sudah terpojok, dia tak mau terlihat kelagapan. “Tahu dari mana?” tanyanya meremehkan. “Karena tak ada satupun kesamaan di lagu yang ku dengar tadi,” jawab Rexy. Tak hanya menjawab. Dia juga meberikan bukti dengan menata kaset yang terpasang di meja judi tadi, sesuai 8 tombolnya. “Seperti itu kan?” Cora ternganga tak percaya, me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-03
Baca selengkapnya

GELISAH

Pyar! Cora membanting cangkir yang masih berisi setengah kopinya yang belum diminum. Ulah Aidan tadi, membuat mood-nya seketika rusak. “Dia merendahkanku?!” Aidan yang bertanya ‘butuh uang?’ padanya, sangat menyinggungnya. “Dari mana dia tahu? Pasti Rexy yang mengatakan itu pada Aidan,” gumam Cora menduga. Sekujur tubuhnya gemetar merasa ketakutan yang luar biasa. Bahkan dari tadi ia tak henti menggigit kuku tangannya yang terus bergetar. Kriing…Dering telepon dengan suara rendah itu, bisa membuat Cora melonjak kaget. Suara itu semakin membuatnya gelisah. Dia memilih mendiamkan dering itu sampai berhenti sendiri. Namun sang penelpon, tak menyerah untuk membuat ponsel Cora kembali berdering. Setelah membuat cangkirnya terbang dan pecah, kini giliran ponselnya yang menerima itu. Seperti sedang diincar pembunuh, Cora langsung mengun
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-09
Baca selengkapnya

BERHUTANG

Sesuai arahan dari sambungan earphone-nya, Rexy pulang ke apartemennya memenuhi permintaan pria itu untuk bertemu. “Itu karena Aidan tahu, kalau aku akan memberi Cora uang. Cora pikir aku bekerja sama dengannya,” jelas Rexy yang kini sudah duduk di balkon, bersama seorang pria dengan luka bakar di separuh wajahnya. Ya, pria itu salah satu pemain yang dibakar Shea, yang tak lain adalah Axel. “Aku ingin tahu apa rencana Tn. Warren untuk Cora. Dan kenapa harus Cora?” heran Axel, dalang di balik rencana penghancuran Tn. Warren yang akan diwakilkan Cora nantinya. “Ada masalah baru, Shea sudah tidak bisa membantu karena ketahuan oleh ibunya. Tentu saja Ny. Yara tidak mau semuanya bocor pada Cora.” “Iya juga, Ny. Yara pasti mendukung selingkuhannya,” kekeh Axel. “Ngomong-ngomong, apa maksudmu 2 triliun dengan syarat menikah denganmu?
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-10
Baca selengkapnya

AKU MASIH ADIKMU?

“Kau harus membayar hutangmu dengan cara menjadi istriku,” potong Rexy.“Apa?!” Cora melotot mendengar ucapan asal dari mulut Rexy itu.“Kalau tidak mau tidak apa,” santai Rexy sambil melipat tangannya di dada. Dia sangat yakin, Cora tidak akan menolaknya lagi.“Kemarin kau memberi 2 pilihan kan?” protes Cora.“Pilihan pertama kau sudah memilih 100 juta, kan?”Cora sangat kesal dengan kecerdasan Rexy. Itu membuatnya merasa menjadi orang yang paling bodoh yang hanya mementingkan gengsinya. “Jadi hanya tersisa pilihan kedua itu?”Rexy mengangguk. Kemudian dia mengeluarkan jam pasir persis seperti yang biasa digunakan saat perjudian berlangsung. Bedanya pasirnya terlihat lebih banyak dan setara dengan waktu 60 menit. “Aku beri kau waktu 1 jam untuk berpikir,” ujarnya seraya membalik jam pasir itu.Cora tersenyum kecut. “Kenapa pilihannya harus menik
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-13
Baca selengkapnya

PERNIKAHAN

Waktu seperti terasa cepat di saat kita menginginkan waktu lebih panjang dari ini. Kenyataan kerap kali terjadi berkebalikan yang kita inginkan. Seperti sekarang, Cora seperti merasa beberpa menit yang lalu masih di lapangan tembak bersama Finn. Tapi tiba-tiba sekrang sudah pagi lagi dan memasuki hari yang berbeda. Dia bukan berada di ruangannya ataupun di apartemen tempat tinggalnya. Kini dia sudah berdiri di depan sebuah gedung yang sering digunakan untuk menggelar pernikahan. Gedung yang seharusnya memancarkan aura kebahagiaan, terasa seperti mimpi buruk di mata Cora. Tak satu atau dua menit, dia ragu melangkah masuk. Tapi sudah hampir 30 menit dia masih saja ragu. Bagaimana hidupnya setelah ini? Apa penderitaannya masih akan berlanjut? “Ayo masuk sayang,” ajak Rexy yang tiba-tiba merangkul Cora. Tanpa penolakan Cora, memasrahkan dirinya masuk ke gedung itu. Di dalamnya tak ada tatanan atau pernak-pernik m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-14
Baca selengkapnya

MALAM PERNIKAHAN

Cora menangis sangat lama hingga membuatnya tertidur. Untuk sekian kalinya kandungan cafein pada kopi yang baru ditelannya, tak berfungsi. Aidan yang merasa Cora menjatuhkan tubuhnya padanya langsung memindahkan Cora ke sofa. Dia sengaja menidurkan Cora di pelukannya. Karena belum tidur dan juga merasa cukup setelah melayani para pejudi tadi malam, membuatnya ikut tidur. Mereka berdua tertidur di sana hampir seharian. Di jam 10 malam, Aidan baru bisa bangun setelah tidur nyenyaknya. Merasakan kebas pada tangannya. Ternyata itu karena salah satu tangannya ditindihi oleh Cora yang masih tidur di pelukannya. Sebenarnya dia sangat ingin membangunkan Cora karena sebentar lagi perjudian Zero O’clock dimulai. Seharusnya Cora sudah mulai menyiapkan kaset-kasetnya. Tapi, melihat Cora yang masih sangat pulas membuatnya tak tega. “Cora…” Dengan nada sangat pelan, Aidan mencoba membangunkan Cora. Dia juga me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status