Beranda / Romansa / Hug me, My Sweetie / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Hug me, My Sweetie: Bab 21 - Bab 30

37 Bab

Satu Ranjang

Hiruk pikuk terdengar dari sebuah rumah mewah di salah satu kompleks perumahan elite di Jakarta. Pukul 10 malam baru lah mencapai puncak acara yang ditunggu-tunggu tamu undangan sang empunya pesta. Pasalnya, pada jam 10 inilah Clara akan meniup lilin ulang tahunnya yang ke-23. Suasana pesta masih sangat ramai.Sebelum meniup lilin yang dinanti-nantinya, Clara mencari sosok Reno yang sedari tadi menemaninya. Namun kini keberadaan tunangannya itu tak diketahui oleh siapapun selain Alex. Clara mencari ke sana kemari, bertanya pada teman-temannya yang mungkin saja melihat Reno di sekitar mereka. Tetap saja hasilnya nihil. Tidak ada satu pun dari mereka yang melihat Reno. Clara mencari Reno hingga ke dalam rumah. Siapa tahu dia ada di dalam rumah demi menenangkan pikirannya atau menjauh dari keramaian. 10 menit mencari di dalam rumah, nihil juga.Clara semakin kesal saat tidak dapat menemukan keberadaan Reno. Tak lama kemudian, ia berhambur ke depan rumah, melihat di area p
Baca selengkapnya

Bisakah menikah?

Sinar matahari menyeruak masuk menembus kain gorden berwarna putih di jendela apartemen Reno, menerpa wajah cantik Rayna yang tengah tertidur pulas. Keduanya memang masih tidur di ranjang milik Reno yang berukuran cukup beaar untuk ditiduri oleh dua orang.Cahaya pagi yang menyilaukan mata membuat Rayna terpaksa bangun kedua kalinya. Sebelumnya, dia telah bangun sekitar jam empat untuk melaksanakan ritual Subuh sebagai seorang muslim, begitu juga dengan Reno. Keduanya merasa telah berdosa besar karena melakukan hal yang dilarang agama.Hidup memang makin mudah di zaman modern seperti saat ini. Namun bagi keduanya, bukan berarti mudah melakukan dosa juga karena hidup tidak hanya di dunia.Rayna duduk dan berusaha membuka matanya yang masih terasa sangat lengket sehingga sulit dibuka. Kantuk yang luar biasa membuatnya kesulitan membuka mata pagi itu. Sedangkan Reno, masih menikmati tidurnya tepat di samping Rayna.“Bagaimana aku bisa berjalan?”
Baca selengkapnya

Keberuntungan

“Kita nikah sirri.” Deg! Rayna sontak membulatkan kedua matanya, menatap Reno dengan seksama, dan sejenak jantungnya seakan tengah berhenti berdetak. Menikah bukanlah suatu kata yang bisa diucapkan dengan mudah tanpa pemikiran yang matang. Apalagi jika seorang laki-laki telah mengucapkan kata itu pada seorang wanita. Tentu saja tanggung jawab yanh besar sedang menanti. Bagi Rayna, tidak semudah itu mengucap kata menikah. Apalagi benar-benar melakukannya dengan Reno yang notabennya adalah keturunan keluarga kaya. “Tidak mungkin bisa,” kata Rayna lirih. Ia terpaksa mengatakan hal itu karena memang mustahil kalau mereka bisa bersatu. Ternyata kata-kata itu telah sukses menjatuhkan harapan Reno untuk menikah dengannya. Reno terdiam menundukkan kepalanya. Ia berpikir bahwa Rayna memang benar. Mereka tidak mungkin menikah meskipun dengan cara sirri. Lalu apa yang harus mereka lakukan? “Meskipun tidak mungkin, aku akan menikahimu jika kamu ha
Baca selengkapnya

Akhirnya Terjadi

Gagal membuat kejutan untuk Sofi, akhirnya Rayna duduk bersama Sofi di sebuah sofa depan TV dan membicarakan mual yang terjadi pada Rayna pagi ini. Tidak seperti biasa, pagi ini Rayna merasakan mual yang luar biasa. Ketika dia melihat wastafel, mualnya semakin menjadi-jadi. “Na, sebaiknya kamu beli alat tes kehamilan di apotik. Supaya jelas kalau kamu hamil atau tidak. Yang aku khawatirkan bukannya kamu hamil tapi malah takut kalau ada penyakit di tubuhmu.” Sofi menyarankan Rayna untuk membeli alat testpack yang digunakan untuk mengetahui positif kehamilan. Jika hasilnya negatif malah lebih mengkhawatirkan bagi Sofi. Rayna mengangguk setuju dengan saran Sofi. “Baiklah, aku pergi sekarang saja.” ..... Pagi ini menjadi saksi bisu kesedihan Rayna yang harus menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya. Setelah Sofi menyarankannya untuk melakukan tes kehamilan pagi itu, Rayna pun melakukannya dengan segera. Pukul enam pagi, ia membeli alat tes kehamilan di a
Baca selengkapnya

Aku Puas dengan Tubuhmu

Suasana kantor semakin sepi. Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang di koridor lantai dua, tepatnya di depan ruang kerja seorang direktur baru di Reygold Corp. Clara, nama sang empunya ruangan masih terduduk manis di atas kursi empuk miliknya. Ia duduk dengan menyangga kepalanya menggunakan tangan kanan dan pandangannya kosong mengarah pada sebuah vas bunga yang terletak di depabnya sejauh empat meter.Clara nampak sedang memikirkan sesuatu yang serius, terbukti ketika Reno mengetuk pintunya, wanita itu tidak menyadarinya sama sekali. Karena tidak ada suara dari dalam, akhirnya Reno membuka pintu itu tanpa izin tunangannya.“Kenapa masih di sini?” tanya Reno yang saat ini berada dalam mood baik bicara dengan Clara. Ia memang sengaja datang ke ruangan Clara untuk meminta maaf karena telah meninggalkan wanita itu di pesta ulang tahunnya. Bagaimana pun juga, Clara adalah tunangannya.Clara yang masih melamun, sama sekali tidak mendengar suara Reno
Baca selengkapnya

Serasa Mati Berdiri

Reno mengetik pesan yang mengejutkan untuk Rayna. Pesan itu rupanya membuat Rayna cukup sedih dan meletakkan kembali ponselnya di atas nakas, di samping ranjang tidurnya. Reno terdiam setelah mengetahui bahwa pesan tersebut telah dibaca oleh Rayna dan mendapatkan balasan yang tidak ia sangka. “Maafkan aku, Rayna,” lirih Reno sembari mengusap wajahnya menggunakan kedua tangannya. “Apakah aku telah menyakitinya? Lalu apa yang harus aku katakan padanya?” Sejujurnya, saat ini Reno sangat bimbang berada di antara dua wanita yang membuatnya akan menjadi gila. Dua pilihan yang sangat sulit akan membuat hidupnya seperti makan buah simalakama. “Aku akan kembali pada Clara, jika dia berubah menjadi jauh lebih baik. Aku akan berjanji padanya dan melupakan Rayna.” Mengucapkan nama Rayna membuat hati Reno bergetar, sesak, dan ada rasa tidak ingin menyakitinya. Namun yang dia lakukan justru membuat Rayna sakit hati. ..... Pesan dari Reno sebagai balasan pes
Baca selengkapnya

Kegelisahan yang Melanda

Pertemuan Rayna dengan Reno pada siang itu rupanya menjadi sorotan orang-orang yang berlalu-lalang, membisikkan pada yang lain bahwa beredar gosip tentang hubungan mereka berdua. Tentu dalam hal ini Rayna lah yang akan mendapat nama buruk karena Reno sudah memiliki tunangan bernama Clara.Beberapa orang yang lewat, melihat mereka berdua hingga menoleh ke belakang saking ingin tetap menyaksikan pertemuan keduanya. Meski hanya berbisik, Rayna merasa tidak nyaman dan ingin segera pergi dari lobby.“Aku tidak ingin ada hal buruk yang mereka bicarakan tentang dirimu. Sebaiknya, kamu segera pergi.” Rayna mencoba mengusir Reno secara perlahan namun laki-laki itu tak bergeming sama sekali.Reno menatap aneh pada Rayna. Bukankah biasanya dia merasa senang jika mereka berdua bertemu? Tapi sekarang, kenyataannya malah berbeda.“Sebenarnya ada apa, Rayna?”Rayna mendesah kesal karena Reno sama sekali tidak peka, tidak merasakan kalau di
Baca selengkapnya

Suasana Hati Reno

Malam hari, ternyata Reno melihat kalender di ponselnya. Hampir sama dengan yang dilakukan oleh Rayna. Tiba-tiba ia tersenyum.“Besok pasti ada Rayna,” gumamnya. Namun ia teringat pesan singkat yang pernah dikirim pada Rayna dan balasan dari gadis gang dicintainya itu. Senyum Reno hilang seketika. Dia menyesal telah mengirimkan pesan itu pada Rayna. Tapi jika tidak ia lakukan, Clara pasti akan melaksanakan ancamannya lagi.Reno menghela nafas dalam-dalam, memandangi foto Rayna yang ada di ponselnya. “Kenapa cintaku bernasib buruk seperti ini? Kenapa ketika aku mengenal cinta, aku harus merasakan sakit seperti ini?”.....Keesokan harinya, sesuai dengan rencana awal yang telah dibuat Rayna dan Sofi, akhirnya mereka izin untuk tidak masuk kerja. Bahkan Pak Haris yang notabennya adalah Presdir Anant Jewel, ikut hadir dalam acara ulang tahun panti asuhan Kasih Bunda sekaligus penggalangan dana. Rupanya banyak diantara donatur tetap yan
Baca selengkapnya

Thanks to Readers

Hai, salam kenal dari Selay Rahmi pada kalian yang sudah bersedia membaca novel ini. Kalian klik novel ini aja udah bikin seneng kok. Alhamdulillah... Trimakasih untuk yang sudah membaca. Double makasi untuk yang sudah vote gem atau buka gembok ya. Semoga Allah balas dengan yang lebih baik. Aamiin... Tolong berikan feedback, entah vote rate, vote gems atau komentar dikit aja supaya bisa kasih semangat buatku.... Dukungan kalian sangat berarti buatku. Tanpa kalian, aku gak bisa disebut sebagai penulis. Novel ini masih separuh perjalanan. Jadi, aku butuh banget support dari readers. Tolong berikan saran juga ya, bagian mana yang harus dibenahi, apa yang harus ditambah, dll.
Baca selengkapnya

Misi Alex Part 1

“Aku ada di panti asuhan Kasih Bunda. Mungkin akan pulang nanti sore. Memangnya ada apa, Alex?”Suara Rayna terdengar merdu di telinga Alex hingga dirinya lupa dengan tujuannya menelepon Rayna. Jantungnya pun berdetak lebih kencang.“Ah, iya. Anu... Tidak jadi. Lain kali saja aku telepon lagi. Tidak enak kalau mengganggu acaramu. Lagipula nanti sore pasti kamu butuh istirahat,” kata Alex yang mengurungkan niatnya bertanya tentang sesuatu kepada Rayna.“Oh, begitu. Baiklah, terserah kamu.” Tak lama kemudian, Rayna memutus sambungan telepon dari Alex.Acara yang ditunggu-tunggu segera dimulai. Para pejabat dan semua tamu undangan pun sudah banyak yang hadir dan duduk manis di tempat yang telah disediakan panitia dari panti asuhan.Sebagai salah seorang kerabat dekat panti, Rayna ikut duduk di deretan para donatur tetap di belakang para pejabat daerah. Rayna dan Sofi duduk bersebelahan, menyaksikan beberapa acara hi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status