All Chapters of Sang Dewa Perang: Chapter 571 - Chapter 580

Semua orang duduk dengan tertib. Pelayan berjalan dengan membawa menu. Dia tidak mendapat kesempatan untuk berbicara dan dia mulai gemetar ketakutan ketika dia melihat wajah Thomas. Bahkan menu di tangannya jatuh ke tanah.Nestor tidak puas dan berkata, "Mengapa pelayan di sini begitu kikuk?"Thomas mengibaskan tangannya sebagai tanda kalau dia tidak keberatan sama sekali. Dia juga membungkuk untuk mengambil menu dan berkata kepada pelayan, "Makananmu di sini tetap sama, kan?"Sama? Apa maksud pertanyaanmu itu?Pelayan itu benar-benar bingung. Apa yang Thomas lakukan? Mungkin dia belum melupakan pertengkaran sebelumnya. Apa kali ini kau ingin bertarung?Dia menjawab dengan gemetar, “Ada harga yang terpampang jelas untuk hidangan kami di menu. Kami jujur ​​kepada pelanggan dari segala usia. Kami berjanji untuk tidak ….”Pelayan berpikir bahwa mereka telah memperbaiki kesalahan mereka di masa lalu dan tidak akan pernah menipu Thomas lagi. Namun, Thomas sepertinya belum terlalu puas

Thomas menyesap anggur, memandang Nestor sambil tersenyum, dan sengaja berkata, "Aku suka pelayanan restoran ini. Ini sangat unik. Setiap kali aku makan di sini, pelayanannya menawarkan kenikmatan khusus yang tidak bisa aku dapatkan di tempat lain. Mungkin ini ciri khas Kota Selatan, kan?"Setelah mendengarkan pernyataan Thomas, Nestor semakin terdiam. Ini adalah kali pertama dia mendengar seseorang menggambarkan toko gelap sebagai ciri khas kota ini.Memang, ini sangat unik sehingga ini bukan satu-satunya di Kota Selatan, tetapi di seluruh negeri. Mungkin keunikannya harus diperluas ke seluruh dunia, bukan?Garam di sini ternyata dihargai per partikel. Aha, tidak ada yang terlalu aneh di dunia ini, dan aku mendapatkan pengetahuan baru hari ini.Nestor diam-diam membenci Thomas.Apakah otak orang ini rusak? Atau mungkin ini cara orang kaya menyia-nyiakan uang mereka?Sekarang, Thomas bertanya, “Pak Bizinger, kau tampaknya berada dalam situasi yang sulit, atau, aku yang bayar tagi

Nestor, yang masih bersedih dan putus asa, sepenuhnya terpana setelah mendengar ucapan Thomas.Apa maksudnya?Setelah menghabiskan uangku untuk makan, minum, dan membeli segala macam barang, kau mengatakan kita tidak cocok untuk berteman? Apakah kau memperlakukanku seperti orang bodoh dan tertawa?Dia masih bersikap sopan, memaksakan senyum dan bertanya, “Pak Thomas, apa maksud Anda?”Thomas berkata dengan nada mencemooh, “Oh, meskipun Anda adalah pria yang murah hati, menurut saya Anda sama sekali tidak memiliki bakat dalam seni. Anda belum mengungkapkan pendapat Anda tentang seni sepanjang malam. Maaf, saya tidak akan berteman dengan orang yang tidak artistik. Mari kita akhiri persahabatan kita untuk saat ini."Mulai sekarang dan seterusnya, tolong berhenti mengikuti saya, sampai jumpa.""Apa!!!"Aku sudah pernah melihat beberapa pria aneh, tetapi aku belum pernah bertemu pria seaneh dia sebelumnya.Setelah menghabiskan puluhan juta, dia tidak berterima kasih sama sekali. Seb

Karena dorongan uang, orang-orang di jalan menerkam Nestor dan gengnya seperti binatang buas. Sementara itu, Nestor dan antek-anteknya seperti anak domba yang menunggu untuk disembelih. Mereka menatap para serigala di sekitar mereka, tetapi mereka tidak punya tempat untuk lari. Bahkan, mereka tidak punya keberanian untuk melawan. Orang-orang ini terbiasa menindas orang lain. Mereka tidak terbiasa diganggu. Menindas yang lemah sambil takut pada yang kuat adalah moto mereka. Pada saat itu, ketika mereka menghadapi kerumunan yang menyerbu mereka, para antek berlutut dan memohon demi keselamatan mereka. Tapi itu tidak berguna. Saat itu, orang-orang ini adalah uang, dan tidak ada yang akan menyerah terhadap uang. Kota Selatan juga dipenuhi orang-orang yang kejam, jadi metode mereka brutal. Nestor melihat sekelilingnya dengan putus asa. Dia tidak mengira akan menjadi seperti ini. Kenyataan sekali lagi membuktikan jika kata-kata ini benar: Kau dapat melakukan apa pun yang kau

Setelah menerima kartu undangan, Thomas, Adery, dan William mendapatkan dua kamar lagi yang posisinya berada di samping kamar yang semula mereka dapatkan. Kemudian, mereka bertiga naik lewat lift.Selama proses itu, William tiba-tiba menyadari sesuatu. Dia bertanya dengan penasaran, "Tunggu, kalian berdua di kamar yang sama tadi malam?"Uh ….Wajah Thomas dan Adery memerah secara bersamaan. Adery menjawab dengan terbata-bata, “Aku tidak berani tinggal sendirian di malam hari, karena aku baru saja tiba di kota yang asing. Itu sebabnya aku meminta Thomas untuk menemaniku.”"Oh, begitu," William tidak berkata apa-apa untuk sesaat. Kemudian, dia menanyakan sesuatu yang membuat Adery hampir putus asa. "Apa kalian berdua bermain aman?"Apa yang dia katakan?!Thomas tak dapat berkata-kata. Sepertinya kesalahpahaman menjadi dalam. Adery merasa sangat malu sampai dia ingin masuk ke dalam lubang. Dia cemberut dan berkata, "Ayah, apa yang Ayah katakan?"William berkata, “Kalian berdua