“Janinnya baik-baik saja, hanya kontraksi karena dijenguk Ayahnya. Sebaiknya kalau janin belum berusia enam belas minggu tidak boleh dijenguk dulu ya, Mas.” Kening gue mengernyit. Janin? Dijenguk? Maksudnya gimana?“Maksudnya, Dok?” Carla bertanya. Muka dia sama bingungnya kayak gue, walaupun masih campur panik. Dan ekspresi Ibu Dokternya juga sedikit terkejut pas istri gue nanya. “Lho, Mbaknya belum tahu kalau mbak lagi hamil?” Hening.Gue sama Carla sama-sama diam dan membatu. Dan didetik berikutnya, secara kompak gue dan Carla saling bertatap mata. Saat itu juga gue langsung membawa Carla ke dalam dekapan. Carla terisak, sementara gue berusaha menahan air mata sambil terus berucap syukur dalam hati. Demi apapun, perasaan gue benar-benar campur aduk saat ini. Gue beneran senang, tapi rasanya gue juga pengen nangis. “Selamat ya, Mas, Mbak,” Suara Ibu Dokter menyadarkan kami, perlahan gue melepas pelukan. Gue hapus jejak air mata Carla sebelum kami fokus ke Dokter lagi. “Berapa
Terakhir Diperbarui : 2022-11-28 Baca selengkapnya