Semua Bab SKANDAL JEPIT Mr.Presdir: Bab 31 - Bab 40

90 Bab

Foto Romansa

"Wanita apa? " tanya Jiya yang  penasaran karena dirinya ditunjuk seperti itu.  Laki-laki itu pun dengan cepat mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukkan kabar berita terpanas yang baru saja dirilis beberapa saat yang lalu.  Mata Jiya pun terbelalak saat melihat foto dari kejadian di area parkir tadi, kini terpampang di layar ponsel itu. "Kekasih tersembunyi Sang Adam," gumamnya membaca judul berita tersebut.Setelah mengamati gambar tersebut beberapa saat, kemudian Jiya pun menghela napas lega. "Mas, kamu tidak ingin lihat?" tanya Jiya sambil menyodorkan ponsel milik laki-laki itu pada Adam. "Tidak," tolak Adam dengan tenang. Mendapat tolakan tersebut, Jiya pun segera menyodorkan kembali ponsel tersebut pada pemiliknya sambil menggerutu, "Baru juga sejam-an, mengerikan sekali internet
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-31
Baca selengkapnya

Adegan

"Siapa wanita itu, siapa orang tuanya dan dari mana asalnya?" tanya suara laki-laki yang ada dalam panggilan tersebut. Mendengar hal tersebut, Adam pun kembali memijat keningnya dengan pelan sambil menjawab, "Dia bukan siapa-siapa Kek. Lagi pula, bukannya ini menyelesaikan masalah sebelumnya." "Jangan membuat alasan yang konyol. Umur kamu itu sudah tidak muda lagi, jangan main-main dengan semuanya. Ingat, kamu harus segera membawa gadis itu kemari, kakek tidak mau mendengar alasan, mengerti?" "Iya," sahut Adam singkat lalu dengan cepat mematikan panggilan tersebut.  Setelah mematikan panggilan tersebut, kemudian Adam pun bangun dari sofa dan berjalan ke arah ruang istirahatnya. Pelan-pelan ia membuka pintu ruangan tersebut, lalu berjalan masuk selangkah dan menatap ke arah Jiya yang saat ini sedang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-01
Baca selengkapnya

Nggak Boleh dekat-dekat

        Lima belas menit kemudian, Jiya dan Rangga pun kembali ke ruangan Bumi sambil membawa beberapa bungkusan yang mereka beli dari supermarket yang ada di dekat rumah sakit tersebut. "Kalian dari mana?" tanya Bi Sumi sambil menatap Rangga dan Jiya yang baru masuk ke dalam ruangan tersebut. "Dari supermarket di depan Bi, baru membeli beberapa barang dan juga obat gosok untuk sampean," ujar Jiya sambil memberikan obat gosok yang ia katakan. Bi Sumi pun mengernyitkan keningnya ketika menatap obat gosok tersebut.  "Ini Mas Rangga yang membelikan, katanya Bibi suka pegal-pegal dan obat gosok Bibi habis saat ini," ucap Jiya dengan santai. Bi Sumi lalu menatap ke arah anaknya yang sedang meletakkan plastik belanjaan di salah satu sudut rua
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-02
Baca selengkapnya

Pertanyaan Kakek

Kemudian laki-laki tua tersebut menghela napas kasar. "Kamu itu bagaimana mendidik anak," ucap laki-laki tua tersebut."Sudahlah jangan diperpanjang masalahnya, itu semua hanya salah paham," sahut Adam dengan tenang.Laki-laki itu pun menatap tajam ke arah Adam. "Sudahlah Kek, aku …." Kalimat Adam terhenti ketika Kakeknya itu melirik ke arah Jiya yang sejak tadi diam memperhatikan semuanya.Dan ketika melihat reaksi cucunya yang agak berbeda, laki-laki tua itu pun langsung menoleh ke arah Jiya. "Kamu siapa?" tanyanya.Jiya yang terkejut karena tiba-tiba ditanya pun langsung tergagap. "Sa-saya ….""Iya, kamu siapa?" tanya laki-laki tua itu lagi."Nama saya Jiya, saya dari Tulungagung," ucap Jiya mulai memperkenalkan diri. Lalu laki-laki tua itu mengernyitkan keningnya dan menatap Jiya beberapa saat. "Kamu anaknya Ghofur?" tanyanya.Mendengar pertanyaan tersebut, Jiya pun langsung mengangguk. "Ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-06
Baca selengkapnya

Ini Lamaran?

"Opo iki?" tanya Jiya dengan lantang pada orang yang sedang menyetir mobil tersebut dengan bahasa jawa karena saking terkejutnya melihat isi amplop yang ada di tangannya. "Apa kamu tidak bisa baca?" tanya laki-laki yang ada di sebelahnya itu.Jiya pun langsung mengusap-usap wajahnya. "Ya Allah Mas … Mas … bukan begitu maksudku. Ini itu maksudnya bagaimana, menikah apa?"  Tapi laki-laki yang sedang menyetir mobil itu tak menjawab pertanyaan Jiya tersebut. "Mas Adam!" bentak Jiya yang tidak tahan dengan sikap diam laki-laki di dekatnya itu. Namun Adam terus diam dan tak lama kemudian membelokkan mobil yang dikendarainya itu masuk ke halaman sebuah restoran. "Bawa itu!" perintah Adam sambil menunjuk amplop coklat yang ada di tangan Jiya.         Setelah lima menit, akhirnya mereka pun duduk di dalam restoran tersebut
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-07
Baca selengkapnya

Kaku

"Ishh." Sebuah desisan dari Adam mengakhiri ciuman tersebut. Tak lama kemudian Adam pun mengusap bibirnya dengan ibu jarinya bak pangeran-pangeran penggoda di film drama. Jiya pun menelan ludahnya saat melihat tingkah Adam tersebut, namun dengan cepat ia mendorong Adam hingga membuat mereka sedikit menjauh. "Malu tahu," ucapnya pelan sambil melirik ke arah lain. Adam pun langsung menoleh ke arah apa yang dilirik oleh gadisnya itu. Kemudian sebuah senyum tipis pun muncul dari bibirnya ketika melihat beberapa orang sedang memperhatikan mereka. "Jadi kamu malu?" tanyanya dengan lantang. Jiya langsung menyipitkan matanya mendengar kalimat laki-laki yang baru saja menciumnya itu. 'Dia sengaja,' batinnya tapi tak mau berkomentar apa pun. Dan tiba-tiba Adam pun melepas jas yang dikenakannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-10
Baca selengkapnya

Akan Pulang

"Ini, pakai ini untuk membersihkan," ucap Jiya ketika memberikan sapu tangannya pada wanita yang ada di depannya tersebut. Wanita itu pun berterima kasih dan langsung menerima sapu tangan tersebut. Namun, ketika ia akan mengusap bekas lipstiknya di kemeja Adam, tiba-tiba Adam merebut sapu tangan tersebut dengan kasar. "Pergi kamu," ucapnya sambil menatap tajam pada wanita tersebut. "Maafkan saya Pak, saya sungguh tidak sengaja," ujar wanita tersebut dengan suara yang seolah hampir terisak. "Pergi!" bentak Adam yang terlihat semakin kesal karena mendengar isakkan wanita tersebut. "Tapi Pak …." "Kalau kamu tidak bisa mendengar, kamu tidak perlu bekerja lagi," ucap Adam dengan ringan. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-13
Baca selengkapnya

Dilamar Yang Lain

"Aku ...." Jiya kebingungan saat ingin menjawab pertanyaan tersebut.Rangga pun berjalan makin mendekat sambil terus memperhatikan ekspresi wajah Jiya."Jadi yang melamar Tante Jelek itu, Om atau bukan?" tanya Bumi sekali lagi.Rangga pun menyahut dengan cepat. "Iya Tuan Kecil, saya yang melamarnya."Mata Jiya pun membulat mendengar perkataan Rangga tersebut, tatapan mereka pun saling beradu beberapa saat."Semoga dia mau menerimanya," ujar Rangga dengan sebuah tatapan yang lebih lembut dari sebelumnya.'Apa maksudnya ini? Dia serius atau sedang bercanda?' batin Jiya sambil menelan ludahnya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.Lalu Bumi pun menyahut, "Aku sarankan jangan menikahi dia Om. Dia itu wanita aneh dan jahat."Rangga kemudian tersenyum kecil. "Aku tidak tahu dia itu jahat atau tidak, yang jelas aku melamarnya."Jiya pun terbengong-bengong mendengar ucapan tersebut. 'Apa dia serius?' batinnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-14
Baca selengkapnya

Tidak Butuh Terapi

         Setelah itu Rangga dan Adam pun sama-sama berlari ke arah keributan yang dikatakan oleh pelayan tersebut. Dan ketika sampai di sana, terlihat Jiya yang sedang memeluk Bumi kecil dengan erat "Tidak ada yang seperti itu!" teriak Jiya sambil menatap tajam pada seorang wanita yang tengah duduk di sofa yang tidak jauh dari ranjang yang ada di dalam kamar Bumi tersebut. Kemudian, wanita yang berpakaian rapi tersebut membetulkan kacamatanya dan menyahut, "Anda itu siapa? Saya sudah menjadi dokter Bumi lebih dari satu tahun. Apa anda meragukan saya?" ucap wanita tersebut yang terlihat terpancing emosinya karena sikap impulsif Jiya barusan. "Terserah, dokter lulusan luar negeri atau apapun itu aku ndak peduli. Yang jelas anak ini tidak memiliki masalah seperti itu. Dia normal seperti anak-anak lainnya, ndak perlu mengikuti terapi-terapi seperti itu," ucap Jiya dengan suara lantang, seolah tak aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-18
Baca selengkapnya

Psikiater Abal-abal

       Jiya dan Adam pun langsung menatap ke arah orang tersebut bersamaan. Dan ketika menyadari siapa orang tersebut, wajah Jiya pun langsung pucat. "Ma-maaf," ucap Jiya dengan gugup dan menundukkan wajahnya, salah tingkah. Sedangkan Adam dengan santai bertanya, "Ada apa?" Seolah tak pernah terjadi apa pun sebelumnya. "Tidak. Mama hanya ingin melihat Bumi, katanya tadi ada keributan," ujar Nyonya Titi dengan lebih santai dari sebelumnya. "Iya," sahut Adam kembali. Setelah itu Nyonya Titi pun menatap Jiya. "Ji, besok pagi dokter Dana akan datang. Apa Tante bisa minta tolong pada kamu untuk menemaninya? Soalnya besok pagi Tante ada acara penting." "Iy—" Kalimat Jiya terhenti seketika, saat Adam langsung memotongnya. "Tidak. Besok bi Sumi yang akan melakukan itu." Namun, Jiya langsung menyahut,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status