Di sisi lain, Asoka bisa bernafas lega. Dia tidak lagi bingung untuk membagi-bagikan keping emas itu. Asal sudah menemukan orang yang cocok, dia yakin orang tersebut akan memegang amanatnya.Setelah agak jauh melangkah, dia baru sadar jika tidak tahu ke mana arah menuju gunung Arjuno. Terpaksa, dia kembali ke dusun dan bertanya kepada Mulyo.“Aduh!” Mulyo menepok jidatnya saat menyadari kekonyolan Asoka. “Udah tampan, baik hati, dermawan, tapi agak bodoh,” ujarnya lalu tertawa keras.Mulyo menunjuk arah Tenggara ke sebuah gunung di balik kabut. Asoka mengangguk. Dia berpamitan kepada Mulyo dan tersenyum tipis.Di tengah jalan, dia bertemu dengan seorang kakek tua membawa kereta kencana.“Kakek ingin pergi ke arah Tenggara,” tanya Asoka polos.Kakek penunggang kereta kuda berwajah polos. Tatapan matanya kosong dan wajahnya sangat pucat. Terlebih, bibir kakek itu sudah mulai membiru seperti mayat hidup.Asoka tidak menaruh curiga apapun padanya. Dia terus bertanya sampai tiga kali. Kake
Last Updated : 2022-07-01 Read more