All Chapters of Pendekar Pedang Naga: Chapter 221 - Chapter 230
310 Chapters
Masa Lalu Kelam
“Dengan mata kirinya, Fahma bisa mendeteksi lokasi mustika, pusaka, hingga kitab-kitab kuno peninggalan raja-raja Jawa, termasuk beberapa kitab terpendam yang berisi panduan kanuragan serta jurus hebat lain.”Asoka mengernyitkan dahi, ucapan Raden Kusuma ada benarnya.Dia akhirnya tahu kenapa mata Fahma harus segera ditutup dengan ritual, tapi belum yakin sepenuhnya.“Secara tidak langsung, tujuan Tengkorak Merah bukan mengincar padepokan ini, tapi mencari keberadaan Fahma.”“Aku tidak yakin, tapi sepertinya begitu. Selain Fahma, mereka juga punya maksud lain. Dendam antara Raja Syailendra dan ketua Tengkorak Merah masih belum tuntas. Tapi mungkin, ada niat terselubung dari mereka untuk menculik Fahma semisal ada kesempatan.”Raden Kusuma menghela nafas, dia bimbang bagaimana cara melindungi Fahma saat upacara penutupan mata berlangsung.Ketua Sekte Tengkorak Merah pasti paham, upacara penutupan mata hanya bisa di
Read more
Penasaran
“Bukan tidak berfungsi, tapi efek samping yang dihasilkan lebih besar. Sebab itulah Raden Kusuma melarangku menggunakannya dan hanya membantu dengan aura putih penyembuhan. Toh mata kiri Fahma bukan termasuk jenis luka. Itu anugerah yang diberikan Dewata khusus pada Fahma.”Asoka mengangguk paham. Dia berjalan mengikuti langkah Barok. Mereka masuk lebih dalam ke hutan Babel. Tidak lama kemudian, Barok berhenti dan membungkuk.“Lihatlah, Soka, ini namanya binahong, cocok untuk menyembuhkan segala luka fisik, termasuk luka bakar akibat elemen api. Luka dalam juga bisa, tapi hanya sebatas meringankan nyeri. Kau bisa mencampurnya dengan air mendidih, lalu ditambahi sedikit garam.”“Binong apa?” Asoka lupa nama daun yang disebut Barok.“Binahong, daun yang bisa kau temui di daratan kering seperti ini. Dia tumbuh di seluruh penjuru Nusantara, termasuk Jawa yang merupakan penghasil utama binahong.”Rasa pena
Read more
Pelarian
“Tolong aku, Soka. Punggungku tidak bisa digerakkan. Rasanya sangat berat seperti ada yang menindihku!” Barok terus menggeliat kesakitan.Asoka masih berusaha bangkit dari tekanan energi aneh yang tiba-tiba datang.Ingin mengeluarkan energi alam atau kanuragan dalam tubuhnya, pemuda itu merasa aneh. Seluruh aliran darahnya terkunci, seolah energi asing ini mengincar nadi alir kekuatannya.Tak pelak, bantuan Gatra sangat dibutuhkan sekarang.Berencana memanggil nama Gatra keras-keras, kembali, Asoka disadarkan kalau mustika merah Pedang Naga Api tidak sedang berada di tangannya.“Berarti Guru tidak bisa membantuku, tidak bisa meminjamiku kekuatan Bunar Kumbara?” Asoka mulai khawatir, dia tidak tega melihat Barok merintih.“Bisa, tapi hanya sebagian kecil, tidak ada satu persen.” Gatra hanya bisa mendonorkan sedikit energinya saja.“Terima kasih, Guru, itu jauh lebih baik dari pada aku harus ber
Read more
Latihan Pertama
“Kalian akan berlatih dengan pemuda ini. Seperti yang sudah kuajarkan, jangan menilai sesuatu dari luar. Dia memang lebih muda, tapi dalam dirinya mengalir tekad Ki Seno Aji. Hal yang perlu kalian tanamkan di sini, bahwa, dia sudah diakui sebagai murid emas Ki Seno Aji.”Begitu nama pertapa tanpa tanding itu disebut, semua murid padepokan Ajisaka diam. Barok juga terpaku. Dia baru tahu kalau Asoka adalah bocah pilihan Ki Seno Aji.Kembali, murid-murid dibuat kagum dengan Asoka.Setelah berhasil mengalahkan Barok dan dua rekannya, kini Asoka diminta melatih. Belum lagi Raden Kusuma membuka jati diri Asoka kepada seluruh murid padepokan.Dari empat pendekar terkuat dunia, Ki Seno Aji lah yang selalu disebut-sebut sebagai yang terkuat masa kini.Mungkin, sekarang sedikit berbeda. Kekuatan Ki Seno Aji tidak selevel dengan pemegang mustika lain, lebih-lebih, setelah pertapa tua itu mewariskan mustika merah kepada Asoka.Meskipun banya
Read more
Tetua Pembangkang
Mereka hanya menuruti permintaan Asoka, berdiri di tengah terik sinar matahari bercampur energi Bunar Kumbara.Keringat menetes di mana-mana, bahkan ada salah satu murid yang mengeluh tidak kuat menjalani siksaan ini, padahal baru lima menit pertama.Seluruh murid saling pandang heran. Guru macam apa ini! 15 menit sudah tapi kami hanya berdiri di bawah terik matahari! Ingin sekali mereka mengeluarkan umpatan kasar pada Asoka.Namun, mereka tidak jadi melakukan itu karena terbayang, bagaimana amarah Raden Kusuma nanti ketika tahu jika murid padepokan Ajisaka berani membentak guru mereka.Dari dalam ruang ritual, Raden Kusuma mencolek Ki Langkir Pamanang yang ikut membantu ritual penutupan mata kiri Fahma. “Lihat muridmu, edan tenan!”“Heh,” heran Ki Langkir, “maksudmu Asoka?”“Coba lihat di luar sana!”Ki Langkir melipirkan badannya ke dekat pintu. Dia melihat Asoka hanya duduk sambil men
Read more
Peringatan Asoka
Jarak Asoka dengan ruang ritual tidak terlalu jauh. Aura hitam pekat Yasa bisa dirasakan Raden Kusuma dan Ki Langkir Pamanang.Semakin geram, aura hitam itu terasa semakin pekat.Raden Kusuma dan Ki Langkir Pamanang khawatir, jika Asoka dibiarkan mengamuk, semua murid bisa terbunuh dengan mudah. Jangankan mereka berdua, Abah Suradira, yang sudah diakui sebagai pendekar elemen api terkuat, tumbang saat ingin menghentikan murka Asoka.Bono dan Barok hanya bisa menggelengkan kepala melihat tetua padepokan bernama Suryo.Bukannya berhenti, dia malah memprovokasi Asoka, membuat pemuda itu makin emosi. “Jangan gegabah, Kisanak. Bukannya sombong, Barok yang terkuat di sini saja sudah tumbang olehku, apalagi dirimu.”“Gertakanmu tidak akan berguna. Kau tidak pantas mengajar di padepokan Ajisaka!” Asoka mengerang, lalu mengeluarkan aura kemerahan di sekitar tubuhnya.Usai menghela nafas panjang, dia berdiri, menuruni anak tang
Read more
Asoka vs Suryo
“Kenapa? Keluarkan saja seluruh energimu, aku tidak takut.” Suryo semakin berlagak di hadapan Asoka, seolah, dia adalah orang terkuat setelah Raden Kusuma.“Jangankan satu orang, jika ada tiga orang seperti dirimu, pasti kukalahkan semuanya! Gelar yang terkuat di padepokan hanya dimiliki Raden Kusuma, tapi aku adalah orang terkuat nomor dua di sini. Kau tidak tahu seberapa besar tenaga dalamku, kan?”Asoka memicing heran. Bagaimana bisa pria ini begitu sombong. Dia melihat ada sesuatu yang menonjol tapi bukan bakat.“Aku tidak tahu jika kesombonganmu jauh lebih besar dari belalai gajahmu, itu kelihatan menempel di celana.”“Bocah tengik!” Suryo berlari ke arah Asoka dengan pedang terhunus di samping kepala.Awalnya dia ingin menghabisi Asoka dengan jurus terkuatnya, Teknik Pedang Kawah Angin, namun ternyata gagal. Suryo makin geram kala Asoka mempermalukannya di hadapan murid-murid lain.Mau di
Read more
Asoka vs Suryo 2
Kembali, Asoka melesat dengan Ajian Sepuh Angin, ke belakang tubuh Suryo, lalu menekan arteri nada, tempat aliran energi utama manusia yang letaknya di sekitar leher kiri bawah.Barok yang tidak tahan, segera lari menghampiri Suryo. Dia tidak peduli walau Asoka menatapnya sangat tajam.“Harus berapa kali aku memperingatkanmu, Barok, tidak boleh ada yang ikut campur dalam pertarungan ini!” Dari tangan Asoka, keluar bola-bola api. Dia geram, siap menyerang Barok dan Suryo bersamaan.“Sekali ini saja, aku mohon!” Barok hampir saja sujud jika Raden Kusuma tidak meneriakinya dari jauh.“Kau menang telak setelah berhasil mematikan aliran kanuragan Suryo. Pertandingan ini, merupakan ajang pembuktian siapa yang terkuat. Kau berbuat curang. Teknik totok jarimu sama sekali tidak diketahui murid padepokan.”“Lalu kenapa? Ada masalah dengan teknikku?”“Harusnya kau tahu, kita sebagai pendekar medis,
Read more
Asoka vs Suryo 3
Srat!Sring!Hunusan pedang Suryo hampir saja memotong tangan Asoka kalau dia tidak fokus. “Bahkan kalian yang belum sampai tingkat pendekar kahyangan saja bisa tahu ke mana pria jelek ini akan menyerang.”Semua murid mengangguk.Barok mengiyakan pernyataan Asoka. Diam-diam, dari kejauhan, pemuda itu mempelajari gerakan Asoka dalam menghindar, lalu menjabarkannya pada murid-murid padepokan lainnya.Memang, melihat pertarungan dari sudut pandang penonton, terasa lebih luwes dari pada harus bertarung di dalam arena. Kesemua murid diminta memperhatikan gerakan Asoka dari jarak aman.Raden Kusuma menyunggingkan senyum puas kala mengetahui semua muridnya fokus, mengamati bagaimana gerakan kaki dan tangan Asoka saat menghindar.“Sudah, cuma itu kekuatanmu?” tanya Asoka.Suryo kewalahan.Tenaganya terus terkuras. Dia merasa dipermainkan oleh seorang bocah. “Jangan hanya berani menghindar, Bocah! La
Read more
Hasil Akhir
Dalam dunia pendekar, ada empat tingkat kekuatan api. Yang terkuat adalah api hitam, sangat susah untuk dilawan ataupun dipadamkan. Dua ada api biru, kemudian merah, dan terakhir api oranye atau api biasa.Sedangkan api kuning ada di tingkatan kedua tertinggi setelah api hitam.Sebenarnya ada satu tingkatan api lagi, dan itu hanya dimiliki oleh anak dalam ramalan yang mewarisi kekuatan Bunar Kumbara tiap 400 tahun sekali.Pertarungan ini sebenarnya tidak perlu, karena sudah jelas, siapa yang keluar sebagai pemenang.Tapi mungkin, Asoka punya niat lain dia mau menuruti ego Suryo. Entah sekedar mengajari murid-murid padepokan, atau bahkan praktek langsung dasar-dasar persilatan yang selama ini hanya diajarkan secara teori.“Sebaiknya aku hentikan pertarungan ini. Asoka tidak boleh dibiarkan mengamuk. Jika amarahnya terpancing, aku bisa pastikan Suryo tumbang di tangan Asoka. Minimal kalau dia tidak mati, dia menderita luka bakar yang sangat par
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
31
DMCA.com Protection Status