Home / Romansa / The Ugly Duckling / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of The Ugly Duckling: Chapter 11 - Chapter 20

45 Chapters

Chapter 11

"Lho Bi, itu si Bumi sama cewek lain. Waduh mesra beut lagi. Gue nggak nyangka ya si Bumi bisa juga nyelingkuhin lo. Padahal dia dapet lo perjuangannya juga nggak gampang. Sampe lo tolak berpuluh-puluh kali! Dasar laki-laki, kalo belum dapet aja diuber-uber sampe ke lobang semut. Eh  giliran udah dapet aja, malah gentayangan nyari yang baru. Mana tante-tante lagi. Dasar laki-laki, anjin* semuanya! Perlu nih gue samperin mereka ke sono, Bi?"Tria tampak begitu emosi. Gerahamnya terdengar saling beradu. Bintang sama sekali tidak menyangka kalau kedatangannya ke toko buku ini malah mendatangkan petaka. Bertemu dengan Bumi lengkap dengan pacar barunya."Nggak perlu lah Tri. Gue emang udah putus sama dia kemarin." Bintang memang hanya mengatakan pada keluarganya kalau ia telah selesai dengan Bumi. Ia merasa tidak perlu memberitakan kejombloannya pada seluruh nusantara. Apalagi merubah status facebook dari in
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Chapter 12

Bintang berusaha menginjak pedal rem secepat mungkin. Seseorang tiba-tiba muncul di depannya tanpa sedikit pun memberi aba-aba. Ia memang sedikit melamun memikirkan hubungannya yang baru saja kandas dengan Bumi. Tetapi orang ini juga terkesan seperti sengaja ingin menabrakkan diri pada mobilnya. Untung saja refleksnya menginjak rem cukup cepat.Astaghfirullahaladzim, nyaris saja! Bintang yang masih shock karena nyaris saja menabrak orang, menelungkupkan sejenak kepalanya pada stir mobil. Mengubur kepalanya dalam lipatan kedua tangannya. Jantungnya masih berdebar-debar kencang. Adrenalinnya masih terus berpacu.Tok! Tok! Tok!Seseorang mengetuk-ngetuk pintu mobilnya. Sepertinya itu adalah orang yang nyaris ditabraknya tadi. Bintang menarik nafas berulang-ulang, dan menghembuskannya pelan-pelan demi meredakan sisa-sisa rasa kagetnya. Bagaimanapun juga, ia harus bertanggung jawab d
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Chapter 13

"Ini semua gara-gara Papa! Papa bilang cuma mau membuat nama baik Om Sabda terlihat jelek agar ia kalah suara dalam pemilihan calon walikota. Tapi kenapa jadi begini kejadiannya? Papa tau nggak, Tian membatalkan pernikahannya dengan Clara, dan malah akan menikahi perempuan sialan itu! Kalau tau begini hasil akhirnya, Clara tidak mau membukakan pintu untuk papa kemarin malam!"Clara mengamuk sesampainya di rumah ayah kandungnya, Frans Raharja. Selama ini orang-orang hanya tahu kalau orang tuanya adalah pasangan dari Johan dan Diana Mahendra. Padahal sebenarnya ayah biologisnya adalah Frans. Frans dulu menolak bertanggung jawab saat ibunya hamil, karena ibunya saat itu berprofessi sebagai seorang wanita malam. Sampai akhirnya ibunya di nikahi oleh Johan Mahendra, seorang pria paruh baya baik hati yang sangat mencintai ibunya dan juga mau menerima kehadirannya.Tetapi semakin dirinya besar, tingkat kemiripan wajahnya dengan Frans nyaris 90%.
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Chapter 14

"Om, sekarang kita susul Bintang dan para sekutunya di apartemen Mutiara Garden. Pak Penghulu juga ikut, berikut Ayah dan Bunda saya. Kita ijab kabulnya di sana saja." Tian yang baru saja selesai menelepon seseorang langsung meraih kunci mobilnya."Darimana kamu tahu kalau Bintang ada disana berikut para sekutunya? Memangnya siapa sekutu Bintang, Tian?" Sabda yang sudah pusing tujuh keliling merasa heran melihat Tian yang begitu yakin dengan keberadaan putrinya."Ini Tian baru saja menelepon Om Abyaz. Mobil Altan saat ini ada di apartemen Mutiara Garden. Siapa lagi sekutu Bintang kalau bukan Altan dan Tria? Lagi pula tadi Om Abyaz bilang dari CCTV rumahnya ada Altan, Bintang dan Tria yang terlihat masuk ke dalam mobil dan mengebut kencang. Bintang malah masih berkebaya lengkap. Satu hal lagi, saya mendapati tangga yang di sandarkan pada jendela kamar Bintang. Nah itu Om Abyaz sudah menuju kemari.Saya tadi berasumsi tidak
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Chapter 15

"Ya Dai, ada apa? Hah! Masuk televisi? Sekarang? Oke. Gue liat dulu. Tian, coba kamu hidupkan televisi dulu. Om Badai bilang ada berita tentang kamu dan Bintang di--Astaghfirullahaladzim!" Mata Sabda terbelalak lebar saat melihat berita di televisi tentang terciduknya seorang anak calon walikota, dengan anak seorang pengusaha real estate papan atas Indonesia yang baru saja kembali dari luar negeri. Dan parahnya lagi, hal ini terjadi hanya dua hari menjelang pernikahannya dengan Clara Gita Mahendra. Model yang sedang naik daun. Berita infotaiment ini membuat opini seolah-olah Bintang adalah seorang pelakor. Tayangan kemudian berpindah pada Clara yang terlihat sedih saat akan diwawancarai. Namun ia menolak, seolah-olah ia tidak sanggup menceritakan kesedihan hatinya. Ia hanya terus menangis dan mengatakan semoga orang yang telah menzholiminya berbahagia. Sikap playing victim dan pura-pura tersakitinya memang juara. Tian
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Chapter 16

"Selamat siang para teman-teman pewarta dan pers sekalian. Saya, Christian Diwangkara Junior berikut istri saya Bintang Diwangkara Junior, kedua orang tua saya dan juga ayah mertua saya, siap untuk memberikan klarifikasi tentang berita yang simpang siur tentang saya dan istri saya beberapa jam yang lalu. Sebenarnya ada lagi seorang nara sumber yang akan ikut dalam konfrensi pers ini. Namun beliau masih dalam perjalanan, dan sebentar lagi sepertinya akan segera tiba di sini."Tian membuka acara konfrensi pers yang memang sengaja ia gelar, dengan memperkenalkan semua orang-orang yang hadir. Ia ingin meluruskan berita yang semakin lama semakin membesar, bagai bola liar yang tidak terkendali. Bagaimanapun nama baik kedua keluarga besar mereka menjadi taruhannya."Siapa seorang lagi itu, Pak Tian? Apakah dia itu Clara? Calon istri tidak jadi Anda?" Salah seorang pewarta mulai memancing emosinya dengan bahasa yang penuh provokasi.
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Chapter 17

"Kok Kakak tahu Bintang ada di sini?" Bintang kaget saat mendapati Bumi berdiri tepat di depan pintu apartemennya. Namun Bumi sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Dia hanya menatapi wajahnya dengan rakus dalam diam. Bintang menjadi serba salah harus bersikap bagaimana. Jika ia menerima tamu di depan pintu seperti ini, kok rasanya seperti tidak sopan ya? Namun jika ia menerima Bumi untuk masuk ke dalam apartemen, kesannya juga tidak baik. Istimewa hanya ada mereka berdua di dalam apartemen. Takutnya nanti malah menjadi fitnah."Kakak tadi menelepon Tria, makanya kakak tahu kalau kamu sekarang ada di sini. Kakak sebenarnya punya kabar baik untuk kamu. Tapi Kakak rasa, itu sekarang sudah tidak berguna lagi. Karena apapun yang akan Kakak katakan, tidak akan membawa pengaruh apapun lagi bagi hubungan kita berdua, sa--Bintang." Mata Bumi tampak meredup."Kakak mau bilang apa, ya bilang aja. Kita putus kan bukan berarti kita nggak temenan la
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Chapter 18

"Halah, sekarang aja Kakak bilang buang-buang. Lupa dulu Kakak udah tukeran air ludah sama Mbak Clara? Malah sempet-sempetnya lagi ngatain Bintang, buntelan jerawatan. Inget nggak Kak? Apa perlu Bintang segerin lagi tuh ingetan Kakak?"Bintang menyindir Tian terang-terangan. Ia masih sakit hati karena teringat bahwa Tian dulu mengatai-ngatainya buntelan jerawatan pada saat ia berusia 15 tahun dengan tinggi badan 158 cm dan berbobot 68 kilogram. Butuh waktu setidaknya setahun hingga ia mencapai berat badan idealnya tanpa naik turun lagi seperti yoyo. Sekarang Bintang bertinggi badan 168 cm dan berbobot 50 kilogram. Ia sekarang tampak tinggi dan langsing. Jerawat batu kecil-kecilnya juga sudah bertransmigrasi entah kemana. Wajahnya sekarang selicin kemeja katun yang baru saja di setrika oleh Bik Santi. Licin, mulus dan harum."Di dunia ini ada beberapa hal yang memang tidak bisa diubah. Masa lalu misalnya. Sementara kita kan hidup di masa ki
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Chapter 19

BRUKKKK!!!"Aduhhhh!!!"Bintang mengelus-elus kepalanya yang seperti telah membentur bahu seseorang. Ia memang sedang tergesa-gesa karena mengejar mata kuliah Fisika Bangunannya, Pak Zulkifli Muhammad. Fisika Bangunan adalah mata kuliah wajib mahasiswa arsitektur yang mana dosennya terkenal paling irit memberi nilai. Makanya Bintang tidak boleh terlambat, kalau tidak mau di permalukan dan dijadikan contoh soal di depan kelas. Padahal jadi anak arsitektur itu sudah kayak zombie saja, saking jarangnya tidur akibat tugas gambar yang tidak ada habis-habisnya. Belum lagi jari yang sangat sering luka dan berdarah-darah akibat teriris cutter. Biasanya hal itu terjadi karena tugas membuat maket yang susunannya harus sejajar dan seimbang. Di saat para wanita lain sangat menggemari brand Prada, DNKY, LV, dll. Tapi anak arsitektur malah tahunya brand Mastex, Steadler, Pentel, Rotring dan tabung ga
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Chapter 20

"Bangun lo, bangsat! Otak lo di mana hah? Bisa-bisa nya lo tidur-tiduran sama bini orang!!"BUGH! BUGH! PRANGGG!Bintang terbangun karena kaget. Apalagi saat tubuhnya ditarik paksa dan disandarkan pada tiang meja gambar. Nyawanya yang belum terkumpul semua karena baru saja terbangun, seketika panik saat mendapati Tian ada di depan matanya dan terus saja memukuli Bumi seperti orang gila. Bumi yang sejenak tampak kebingungan karena sepertinya juga baru terjaga dari tidurnya, akhirnya juga mulai membalas tak kalah beringas.Bintang kehilangan kata-kata saat melihat meja gambar studio tiga patah karena tendangan Tian. Belum lagi maket besar yang teamnya kerjakan dengan susah payah kemarin, hancur terkena kepalan tangan Tian. Kappa board, dupleks, artcarton, segala jenis pensil, cat pewarna, krayon, cat air, cat minyak, drawing pen sampai styrfoam dan bubuk gypsum, semua ber
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status