Share

Chapter 17

Penulis: Suzy Wiryanty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kok Kakak tahu Bintang ada di sini?" Bintang kaget saat mendapati Bumi berdiri tepat di depan pintu apartemennya. Namun Bumi sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Dia hanya menatapi wajahnya dengan rakus dalam diam. Bintang menjadi serba salah harus bersikap bagaimana. Jika ia menerima tamu di depan pintu seperti ini, kok rasanya seperti tidak sopan ya? Namun jika ia menerima Bumi untuk masuk ke dalam apartemen, kesannya juga tidak baik. Istimewa hanya ada mereka berdua di dalam apartemen. Takutnya nanti malah menjadi fitnah.

"Kakak tadi menelepon Tria, makanya kakak tahu kalau kamu sekarang ada di sini. Kakak sebenarnya punya kabar baik untuk kamu. Tapi Kakak rasa, itu sekarang sudah tidak berguna lagi. Karena apapun yang akan Kakak katakan, tidak akan membawa pengaruh apapun lagi bagi hubungan kita berdua, sa--Bintang." Mata Bumi tampak meredup.

"Kakak mau bilang apa, ya bilang aja. Kita putus kan bukan berarti kita nggak temenan la

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Ugly Duckling   Chapter 18

    "Halah, sekarang aja Kakak bilang buang-buang. Lupa dulu Kakak udah tukeran air ludah sama Mbak Clara? Malah sempet-sempetnya lagi ngatain Bintang, buntelan jerawatan. Inget nggak Kak? Apa perlu Bintang segerin lagi tuh ingetan Kakak?"Bintang menyindir Tian terang-terangan. Ia masih sakit hati karena teringat bahwa Tian dulu mengatai-ngatainya buntelan jerawatan pada saat ia berusia 15 tahun dengan tinggi badan 158 cm dan berbobot 68 kilogram. Butuh waktu setidaknya setahun hingga ia mencapai berat badan idealnya tanpa naik turun lagi seperti yoyo. Sekarang Bintang bertinggi badan 168 cm dan berbobot 50 kilogram. Ia sekarang tampak tinggi dan langsing. Jerawat batu kecil-kecilnya juga sudah bertransmigrasi entah kemana. Wajahnya sekarang selicin kemeja katun yang baru saja di setrika oleh Bik Santi. Licin, mulus dan harum."Di dunia ini ada beberapa hal yang memang tidak bisa diubah. Masa lalu misalnya. Sementara kita kan hidup di masa ki

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • The Ugly Duckling   Chapter 19

    BRUKKKK!!!"Aduhhhh!!!"Bintang mengelus-elus kepalanya yang seperti telah membentur bahu seseorang. Ia memang sedang tergesa-gesa karena mengejar mata kuliah Fisika Bangunannya, Pak Zulkifli Muhammad. Fisika Bangunan adalah mata kuliah wajib mahasiswa arsitektur yang mana dosennya terkenal paling irit memberi nilai. Makanya Bintang tidak boleh terlambat, kalau tidak mau di permalukan dan dijadikan contoh soal di depan kelas. Padahal jadi anak arsitektur itu sudah kayak zombie saja, saking jarangnya tidur akibat tugas gambar yang tidak ada habis-habisnya. Belum lagi jari yang sangat sering luka dan berdarah-darah akibat teriris cutter. Biasanya hal itu terjadi karena tugas membuat maket yang susunannya harus sejajar dan seimbang. Di saat para wanita lain sangat menggemari brand Prada, DNKY, LV, dll. Tapi anak arsitektur malah tahunya brand Mastex, Steadler, Pentel, Rotring dan tabung ga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • The Ugly Duckling   Chapter 20

    "Bangun lo, bangsat! Otak lo di mana hah? Bisa-bisa nya lo tidur-tiduran sama bini orang!!"BUGH! BUGH! PRANGGG!Bintang terbangun karena kaget. Apalagi saat tubuhnya ditarik paksa dan disandarkan pada tiang meja gambar. Nyawanya yang belum terkumpul semua karena baru saja terbangun, seketika panik saat mendapati Tian ada di depan matanya dan terus saja memukuli Bumi seperti orang gila. Bumi yang sejenak tampak kebingungan karena sepertinya juga baru terjaga dari tidurnya, akhirnya juga mulai membalas tak kalah beringas.Bintang kehilangan kata-kata saat melihat meja gambar studio tiga patah karena tendangan Tian. Belum lagi maket besar yang teamnya kerjakan dengan susah payah kemarin, hancur terkena kepalan tangan Tian. Kappa board, dupleks, artcarton, segala jenis pensil, cat pewarna, krayon, cat air, cat minyak, drawing pen sampai styrfoam dan bubuk gypsum, semua ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • The Ugly Duckling   Chapter 21

    "Astaghfirullahaladzim! Itu muka kamu kenapa, Nak? Kok jadi mirip buah semangka jatuh dari atas balkon. Hancur semua!"Bintang melihat ibu mertuanya berseru kaget saat melihat wajah Tian yang penuh lebam dan juga memar-memar. Di tangan kanan ibu mertuanya ada beberapa wadah makanan yang tersusun rapi. Sepertinya mertuanya ini berkunjung khusus hanya untuk mengantarkan makanan kepada mereka berdua. Hanya waktunya saja yang tidak tepat. Wajah anak laki-lakinya sedang bengep-bengep seperti habis di keroyok massa."Itu lho Bun, Kak Tian beran--""Tian tadi nolongin orang yang lagi kecopetan Bun, di jalan. Terus ya itu, Tian terpaksa berantem sama pencopetnya juga. Tapi Tian nggak apa-apa kok, Bun. Cuma lecet-lecet begini doang. Anak laki-laki kan biasa begini. Bunda jangan khawatir ya?" Bintang diam saja saat Tian

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • The Ugly Duckling   Chapter 22

    "Selamat sore suster, pasien atas nama Bintang Diwangkara Junior ada di ruangan apa ya?" Tian dengan nafas tersengal-sengal menghampiri nurse station. Semenjak Altan memberitahukan kalau istrinya pingsan dan telah dibawa ke rumah sakit ini, Tian sudah berlari seperti orang gila. Ia meninggalkan kantor polisi begitu saja tanpa sempat berpamitan pada Badai yang sedang menerima tamu penting di ruangannya. Perasaannya begitu tidak tenang sebelum melihat sendiri keadaan istrinya. Tadi sebelum ia tinggalkan di apartemen, keadaan istrinya itu masih dalam keadaan baik-baik saja. Bagaimana mungkin sekarang tiba-tiba pingsan? Tian benar-benar merasa sangat khawatir."Maaf, menutut keterangan data-data pasien yang sedang menjalani rawat inap di sini, pasien atas nama Bintang Diwangkara Junior itu tidak ada, Pak. Yang ada hanya pasien yang bernama Bintang Wijaya Kesuma. Bapak yakin namanya tidak salah?" Suster manis bername tag Rina Mariana itu menatap Tian d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • The Ugly Duckling   Chapter 23

    "Itu semua tidak benar Yah, Bunda. Tian tidak pernah berbuat yang berlebihan pada Clara selama kami berpacaran. Jadi mana mungkin kalau Clara itu hamil anak Tian? Clara sudah hamil sebelumnya, Yah. Kalau ayah tidak percaya, Ayah bisa mengkonfirmasinya pada Akbar. Akbar pernah ketemu dengan Clara di dokter kandungannya Michellia, adik Akbar. Apa perlu nih sekarang Tian telepon Akbar kesini? Biar semuanya clear?" Tian meremas rambutnya gemas. Istri pulang dari rumah sakit belum juga ada sejam, tapi apartemennya sudah kedatangan rombongan keluarganya dan juga keluarga Clara. Lengkap dengan akting sempurna Clara yang sedang menangis tersedu-sedu dengan raut wajah tertekan dan penuh beban."Itu memang benar, gue memang ketemu sama Akbar di rumah sakit bersalin waktu gue check kandungan. Tapi ini anak lo, Yan. Kita melakukannya tiga bulan lalu di Manhattan New York City, apartemen lo sendiri. Kenapa lo nggak mau ngaku sih, Yan? Ini ana

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • The Ugly Duckling   Chapter 24

    "Untuk sementara kita tinggal di sini dulu ya, Bi? Maaf uang simpanan Kakak hanya cukup untuk mengontrak rumah sederhana ini. Sekarang kamu istirahat saja dulu di atas koran ini ya? Jadikan saja paha Kakak sebagai bantal kamu. Nanti agak sorean baru kita beli kasur lipat dan kebutuhan-kebutuhan kita yang penting-penting dulu ya?" Tian terlihat agak malu saat mengucapkan kata-katanya tadi. Sedikit banyak pasti kata-kata ayahnya tadi mengusiknya. Ia telah membawanya hidup susah. "Maafkan Kakak yang sudah membawa kamu hidup susah seperti ini ya, sayang?" Tian mengelus sayang pipi mulus Bintang.Tian sebenarnya mempunyai banyak dollar maupun rupiah selama ia menjalankan perusahaan ayahnya di New York City. Hanya saja ia tetap menganggap itu semua adalah fasilitas seorang Diwangkara yang telah di lepaskannya. Makanya ia hanya menggunakan uang pada saat ia masih magang pada perusahan Om Dexter Diwangkara, pamannya, yang tidak seberapa. Ia memang tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • The Ugly Duckling   Chapter 25

    "Lho Kak Bumi. Kok Kakak bisa ada di sini?" Bintang kebingungan saat melihat Bumi berdiri tepat diambang pintu rumahnya."Kakak mengikuti kalian semalam." Bumi menjawab singkat seraya memandangi jemuran di depan rumahnya yang membeludak. Bintang was was. Ia takut kalau Bumi menduga kebenaran yang coba ia sembunyikan rapat-rapat."Untuk apa Kakak mengikuti Bintang? Bukankah sandiwara satu babak Kakak telah sukses mendepak Kak Tian? Kalian menginginkan kehancuran seperti apa lagi yang menimpa kehidupan kami?" Bintang menatap Bumi tajam. Ia tidak menyangka, Bumi yang dulu pemikirannya begitu logis dan matematis, bisa termakan racun yang disemburkan oleh Clara. Kalau sudah gelap mata mungkin otak juga bisa jadi mati logika."Itu bukan sandiwara, Bintang. Tapi kenyataan yang berusaha di tutup-tutupi oleh Tian. Kakak melihat dengan mata kepala kakak sendiri kalau laki-laki yang menjadi suami kamu itu, masuk ke dalam hotel berdua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • The Ugly Duckling   Chapter 45

    Bila esok kau tertawa lepasEntah dengan siapa,Ketahuilah aku orang pertamaYang paling merasa lega. Bila esok kau digenggam eratEntah oleh siapa,Ketahuilah tanganku akan ikhlas melepaskan genggamannya. Dan bila esok kau berbahagiaIngatlah,Hatiku adalah tempat pertamaYang diguyur hujan tak henti-hentinya. ================================== Kamu yakin tidak ingin Kakak temani, Bintang." Tian menahan langkah Bintang yang akan memasuki cafe tempatnya dulu biasa bertemu dengan Bumi. Bintang melihat kecemburuan, kecemasan dan rasa khawatir yang kental dari air muka suaminya. Wajar saja kalau Tian merasa gelisah. Suami mana yang bisa tenang-tenang saja saat mengetahui istrinya akan bertemu dengan mantannya di tempat yang penuh dengan kenangan lama mereka berdua. Tetapi tadi ia telah meyakinkan suaminya bahwa ia

  • The Ugly Duckling   Chapter 44

    "Anda salah paham, Pak. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk melakukan tindak pelecehan terhadap putri Bapak. Saya hanya bermaksud untuk menolong putri Bapak yang hampir saja jatuh terjerembab dari atas motor saya. Perlu Bapak ketahui, sebelumnya putri Bapak ini baru saja terjatuh dari sepedanya. Putri Bapak belajar naik sepeda di tengah jalan raya."Galih memberi hormat ala militer pada seorang pria setengah baya yang mengaku-ngaku sebagai ayah dari gadis aneh ini. Pipinya berdenyut dan sudut bibirnya sedikit mencecap rasa asin akibat di hajar oleh bapak-bapak galak ini. Ternyata walau pun sudah tua tenaga bapak-bapak ini masih ampuh juga."Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Anda karena telah menolong anak saya. Tapi kalau memang Anda niatnya hanya ingin menolong putri saya, kan tidak perlu seerat itu juga cara memeluknya. Lama lagi. Itu sudah modus namanya." Chris walau pun mengucapkan terima kasih, tapi tamp

  • The Ugly Duckling   Chapter 43

    "Ayo silahkan dicicipi semuanya. Ini ada makanan kecil sebagai teman minum kopi. Ini teh namanya lekker khas Bandung, pisang goreng dan martabak manis. Ayo silahkan di cobain, Bapak-Ba--"Jika tadi Bintang yang muntah-muntah, maka, kali ini Tian lah yang mengeluarkan isi perutnya di dalam closet kamar mandi. Tian memang akhir-akhir ini tidak bisa mencium aroma tajam makanan atau minuman yang berempah. Perutnya akan langsung berontak seketika."Lho Kak Tian kenapa sih? Kok muntah-muntah begitu? Padahal enak banget ini kue lekkernya. Harum semerbak menggoda rasa. Eh ini juga ada martabak manis." Bintang malah kesenangan dan melahap dengan semangat aneka jajajan pasar yang disajikan oleh Pak Harjo. Beda dengan suaminya yang terus saja hoek hoek di kamar mandi."Kak Tian sakit ya? Apa perlu kita ke rumah sakit sekarang?" Bintang mengurut-urut punggung Tian yang terkadang masih tersentak-sent

  • The Ugly Duckling   Chapter 42

    Huekkk... huekkk... huekkk...Bintang tidak sanggup lagi menonton sisa adegan-adegan dalam video itu. Benaknya mendadak dipenuhi kejadian sesaat sebelum video itu direkam. Ingatnya tentang kejadian ini yang dulu hanya berupa beberapa lintasan samar, kita telah tersingkap sedikit demi sedikit. Setelah meminum segelas tequila Reno ditambah lagi dengan segelas margarita Fanny, Bintang mulai merasa kepalanya menjadi ringan dan langkahnya juga bagai melayang-layang. Kakinya bahkan seolah-olah tidak lagi menapak di bumi. Benaknya kosong dan hanya dipenuhi oleh percikan warna warni indahnya kembang api. Ia pun menjadi gembira luar biasa dan tertawa-tawa tanpa sebab yang jelas. Dia bahkan melihat wajah Bumi seperti ada dua orang. Tubuhnya bergerak sendiri dan terus saja bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan. Anehnya lagi semua orang yang dilihatnya mendadak menjadi kembar dan berbayang-bayang. Samar-samar ia merasa tubuhnya seperti digen

  • The Ugly Duckling   Chapter 41

    "Semuanya sudah dibawa, Yan? Photo copy KTP, akte kelahiran, dan buku nikah Bintang masih ada sama kamu semua kan, Nak?"Chris melihat putranya sibuk memasukkan berkas-berkas identitas diri Bintang ke dalam sebuah map. Chris juga melihat anaknya memasukkan passport dan ijazah Bintang mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan SMA. Chris tidak dapat menahan senyumnya saat Tian memasukkan juga raport Bintang secara berurutan mulai dari TK sampai SMA. Untuk apalah semua tetek bengek yang tidak diperlukan itu dibawa semua oleh anaknya, alih-alih yang dibutuhkan hanyalah KTP dan buku nikah mereka berdua? Chris akhirnya tidak tahan lagi untuk tidak menggoda anaknya saat putranya itu juga memasukkan photo-photo Bintang mulai dari istrinya itu bergigi ompong dan montok, sampai dengan photo terakhirnya dalam busana pengantin saat akad nikah mereka dua bulan setengah lalu."Ayah sama sekali nggak menyangka kalau kamu ternyata punya koleksi photo Bin

  • The Ugly Duckling   Chapter 40

    "Udah nggak ada orang lain lagi di sini, Bi. Ayo sekarang buka topeng kamu. Nggak usah main drama-dramaan lagi. Kamu ngapain ada di sini? Suami kamu ke mana dan kenapa nama kamu berubah jadi Rahayu Jaya Krisna?" interogasi Jupiter dengan berondongan pertanyaan. Bintang diam saja. Ia bingung harus menjelaskan apa pada Jupiter. Rahasia itu semakin banyak orang yang tau, semakin cepat tersibak kebenarannya bukan?Karena Bintang diam saja, Jupiter mensejajari langkah kaki Bintang yang berjalan pelan menyusuri pohon-pohon rindang di sekitar pabrik pengolahan kopi. Sejauh mata memandang, terlihat kesibukan para pekerja perkebunan yang sedang melakukan proses sortasi biji kopi."Kamu tidak mau menjawab? Baik, kalau begitu saya tinggal menelepon Pak Harjo untuk membatalkan perekrutan kamu sebagai karyawan," ancam Jupiter seraya meraih ponsel di sakunya. Ia terlihat mulai menekan beberapa nomor. Bintang panik. Sepertinya Jupiter ini serius ingin me

  • The Ugly Duckling   Chapter 39

    "Silahkan ikut saya ke ruangan manager HRD ya, Teh? Tapi teteh menunggu Pak Harjo sebentar tidak apa-apa kan, Teh? Soalnya Pak Harjo lagi menghadap Pak Galaksi. Ada briefing sebentar."Pak Endang mempersilahkan Bintang menunggu di ruangan manager HRD. Bintang memeriksa kembali formulir permohonan kerjanya sekali lagi. Ia juga melampirkan photo copy akte kelahiran dan KTP Ayu. Sepertinya semuanya sudah lengkap. Kantor ini sepertinya menerapkan sistem kerja yang professional. Karena walaupun Direktur Utama sudah menerimanya bekerja, Bintang tetap harus melengkapi semua dokumen-dokumen pribadinya untuk kelengkapan arsip perusahaan. Seperti inilah seharusnya perusahaan beroperasi, professional dan teliti. Tidak sembarangan menerima karyawan.Bintang menjadi tidak enak hati karena sudah membohongi Pak Galaksi yang sudah begitu baik dan memberinya kesempatan untuk bekerja. Suara-suara beberapa orang yang saling berbicara sepertinya akan

  • The Ugly Duckling   Chapter 38

    "Lho Pak Galaksi udah di sini ya? Padahal saya teh maksudnya mau ke kantor menjumpai Bapak. Bapak sehat?" Bintang melihat Bude Yanti menyalami Bapak yang dipanggilnya dengan sebutan Galaksi tadi. Bude Yanti ini sebenarnya suku Jawa, tetapi karena sudah lama tinggal di daerah ini, dialeknya sudah seperti penduduk asli di sini. Bintang memperhatikan masyarakat di sini rata -rata menyebut huruf f menjadi p."Alhamdullilah sehat, Bu. Ibu sekeluarga bagaimana? Sehat?" Bintang memperhatikan bapak-bapak ini walaupun orang kaya tetapi tampak ramah dan tidak ada kesan sombongnya sama sekali. Karena pembicaraan mereka sudah mulai serius membahas masalah pekerjaan, Bintang beringsut ke dapur dan berinisiatif membuatkan minuman untuk tamunya. Rina dan Panji sepertinya masih sibuk mengerjakan PR sekolahnya."Nah ini keponakan jauh saya, namanya Rahayu. Keponakan saya ini baru datang dari kota. Katanya mau melamar pekerjaan di perkebun

  • The Ugly Duckling   Chapter 37

    Hujan deras menerpa saat Tian tiba di apartemennya. Sembari mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah, Tian memanggil-manggil nama istrinya. Tetapi istrinya sama sekali tidak menyahut. Padahal ia sudah berkali-kali mengucapkan salam. Biasanya saat mendengar salamnya, istrinya pasti buru-buru keluar dan mengambil alih tas kerjanya. Ini kok sepi sekali rasanya? Apakah istrinya tidak ada di apartemen?Tian meletakkan bouquet bunganya di atas meja. Ia melirik pergelangan tangannya. Baru pukul 17.30 WIB. Ia memang sengaja pulang satu jam lebih cepat dari kantornya, karena ingin memberi kejutan pada istri bohaynya.Saat memeriksa seluruh apartemen yang ternyata memang kosong, Tian pun meraih ponselnya. Mencoba menelepon istrinya. Tumben sampai sore begini istrinya belum pulang. Apakah istrinya pergi ke kampus? Tian semakin heran saat ponsel istrinya masih dalam keadaan tidak aktif seperti tadi siang. Apakah sesuatu telah terjadi pada istr

DMCA.com Protection Status