Home / Thriller / Devil's Scarecrow / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Devil's Scarecrow: Chapter 11 - Chapter 20

36 Chapters

Bab 10 Mimpi Masa Lalu

Suara  itu berasal dari luar gudang. Samy bergegas  berlari keluar. Hera mengikuti dibelakangnya. Mereka sempat melihatsesuatuberlari terburu-buru masuk ke ladang jagung. Sangat cepat sehingga sulit dipastikan orang atau apa. Samy menahan tangan Hera yang bermaksud mengejar. “Jangan dikejar,” katanya sambil memperhatikan selajur tanaman jagung yang masih bergoyang-goyang. “Aku penasaran Sam!” lirihnya sambil menahan geram. “Aku takut kalau itu pencuri,” ujar Samy. “Kita tidak mungkin menangkap pencuri berdua.” “Kamu takut?” tatapan mata Hera mengecam. “Bukan itu,” sahutnya. Namun cewek itu sudah melangkah ke dalam rerimbunan jagung. “Dasar keras kepala!” gumam Samy. Ia tidak tega melihat cewek itu sendirian. Akhirnya nekat masuk mengikutinya masu
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

Bab 11 Ketegangan Dimulai

 Tasya muncul dari dapur dan memberitahu waktunya sarapan pagi. Saat  itu di ruang tamu, semua teman-temannya tengah duduk malas-malasan. Sejak  matahari mulai menunjukkan kecerahannya, Tasya dan Hera sudah sibuk di dapur. Mereka memasak tumis buncis, sosis goreng dan telur dadar. Sarapan pagi berjalan sempurna. Mereka melupakan teror-teror yang tidak jelas.Diatas meja,  tidak tampak tekanan atau kesedihan. Tasya dan Hera pun terlihat tampak seperti biasanya, mencoba menikmati suasana sarapan seperti yang lain. “Ah, sambal ini terlalu pedas.” Komentar Kevin  buru-buru mengambil air minum dan menenggaknya.  “Salah sendiri ambil sambal terlalu banyak,” ujar Tasya yang merasa membuat sambal. “Kev, kamu cowok macam apa sih,  baru makan sambal saja sudah kepedasan,” celoteh Jaki menggoda. Kevin yang merasa
last updateLast Updated : 2021-09-13
Read more

Bab 12 Vooting

Setelah semua remaja menentukan pilihannya, kini tinggal  Bagas dan Devan. Kubu Tasya  meletakan nasib pilihannya pada cowok gendut itu. Setidaknya kalauia memilih pulang, paling tidak harapan terakhir ada pada Devan.  Mungkin saja,  Devan yang sudah mencurigai keanehan Pamannya mau berpihak pada kubunya.   “Bagas,” kata Tasya penuh perhatian. “Kamu harus tentukan pilihanmu.”   “Ayolah, Bagas.” Hera menimpalinya dengan nada geram. “Kita akan pulang hari ini juga.”   Bagas membisu dalam duduknya yang gugup. Sesekali ia menatap Kevin disebrang meja lalu berganti menatap pada Samy. Dua orang ini seperti penentu  pilihannya. Kevin memberikan segala kebutuhan dirinya meski sering kali menyakitinya. Sementara Samya, memberikan kenyamanan layaknya teman sejati. Namun ia sangat takut akan kemarahan Kevin. Membuatnya harus mengikuti kehendakinya.   “Bagas,” kata Kevin menuntut. “Kamu
last updateLast Updated : 2021-09-13
Read more

Bab 13 Permainan Berujung Petaka

    Samy, Tasya dan Hera memilih pergi menyurusi jalan beraspal.  Mereka menolak ajakan Anisa yang mengatakan ada pertunjukkan menarik di tengah ladang. Entah itu pertunjukkan  apa, yang jelas mereka tidak tertarik dengan sesuatu yang dilakukan oleh Kevin, Anisa dan Jaki. Samy kecewa, karena Bagas memilih  bergabung bersama mereka ke ladang.   Mereka tidak pergi tanpa rencana. Tasya mendesak Samy untuk pergi mencari informasi tentang desa yang aneh itu. Menurut Tasya, biarpun tidak bisa keluar dari desa itu, paling tidak bisa mencari tahu rahasia  di dalamnya.   Mungkin mereka sudah berjalan,  sepanjang tiga kilo meter. Tepat di tikungan, Hera melihat ada rumah bercat putih.  Samy memimpin jalan menuju ke rumah yang terbuat dari kayu jati itu. Mereka melewati selokan air yang hampir  kering dengan sekali lompatan pendek.  Lalu menapakkan kakinya di jalan setapak yang dikelilin
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Bab 14 Bangkitnya Sang Kutukan

Devan merasa mual-mual. Pemandangan mengerikan itu membuat shock seektika. Ia masih  belum memperrcayai sepenuhnya apa yang baru dilihatnya. Belum mengerti bagaimana bisa kepala Kakek Johan beradadi atas tiang pemancang orang-orangan sawah. Seseorang sudah membunuhnya secara sadis.Kecurigaannya sudah terbukti sejak polisi menemukan handphone, keanehan Paman Begi sejak  berada didesa, juga keberadaan polisi di desa yang damai. Semua ketidakberesan itu ditujukan pada Pamannya.Iamenyimpan suatu rahasia  pertanian Sriwilli. Sebagai cucu kesayangan, ia harus menuntut balas atas kematian kakek Johan.Sebelum mencari keberadaan Pamannya, Devan sempat memikirkan nasib Nenek Sita. Sejurus kemudian, menebarkan pandangan ke semua orang-orangan sawah, berharap bibinya ditemukan disana. Namun yang dicarinya tidak ditemukan. Hanya  beberapa orang-orangan sawah yang terpancang tak bergerak. Belum lagi memikirkan rencana berikutnya, sebuah suara langk
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Bab 15 Rahasia Terkuak

*****Samy, Tasya dan Hera berlari sejauh mungkin di jalan beraspal. Lari meninggalkan rumah monster orang-orangan sawah. Mereka tidak ingin mati konyol seperti pemilik rumah.Samy harus berlari dengan pincang. Kakinya mengalami cidera serius. Bekas goresan kuku makhluk itu menyisakan perih. Darah masih menetes pelan sepanjang jalan yang dilalui.Untuk kesekian kalinya, Tasya berhenti untuk mengambil nafas. Dadanya terasa panas terbakar. Nafasnya memburu, kembang kempis di hidungnya yang kecil mancung. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, seperti yang lain.“Kita harus istirahat dulu!”  Tasya berseru disela-sela nafasnya yang memburu. “Aku sudah nggakkuat banget nih.”Tasya  setengah berjongkok, menekan lututnya. Celana jeans yang dipakai terasa sesak disepanjang kakinya yang jenjang. Ia menarik nafasnya pelan-pelan. “Ayolah Sya,” ujar Hera sambil celingukan ke segala arah. “Kita belu
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Bab 16 Orang - Orangan Sawah Brutal

*****Samy, Tasya dan Hera sudah berada  dibak belakang mobil. Mereka  masih menunggu Pak Tua yang belum bisa keluar dari  jangkauan monster jahat itu.Ia masih berjuang  mempertahankan diri dari tangan-tangan kering berkuku tajam  yang siap mencabik tubuhnya.Ia panik, ketika menyadari peluru tak mampu  melumpuhkannya.Keberingasan sosok tak kenal belas kasihan, tidak terkendali. Serangan tangan-tangan berkuku tajam sulit dihindari. Sampai membuat Pak Tuamemucat, karena terdesak. Kematian begitu dekat dengannya. Ketiga remaja diatas mobil hanya mampu menjerit ketakutan.Namun keberuntungan masih memihak. Dengan satu gerakan cepat, Pak Tuaberhasil memukulkan senapannya ke arah kepala makhuk itu.  Kesempatan itu digunakan untuk melompat ke dalam mobil. Pak Tua memundurkan mobilnya, lalu menancapkan gas kuat-kuat. Makhluk mengerikan itu masih berdiri, menggeram keras ketika  mobil tersebut meluncur kearahnya. Tak ayal, orang-orangan sawah ter
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more

Bab 17 Pertanian Berdarah

Pak Tua mengenalkan dirinyadengan nama Pak Raka. Ia hidup sebatang kara di tengah pertanian yang tak jauh dari Sriwilli. Masa mudanya lebih sering dihabiskan bersama dengan Pak Johan, kakeknya Devan. Mereka sama-sama mengabdikan dirinya padapertanian. Namun sejak mereka masing-masing berumah tangga, hubungan kedekatan mereka mulai renggang.  Pak Raka ikut istrinya membuka lahan baru di desa sebelah, Seran. Tepatnya 13 km dari desa Sriwilli. Disana hidup bahagia bersama anak dan istrinya. Suatu ketika, setelah  delapan tahu menikah, kejadian aneh menimpa keluarga Pak Raka. Istri dan anaknya yang baru berumur enam tahun, hilang di area pertanian milik Pak Johan. Segala upaya telah dilakukan untuk mendapatkan mereka, meski hasilnya sia-sia. Jejak maupun mayatnya  pun tidak berhasil ditemukan. Polisi menyerah sampai dan menutup kasusnya. Seiring berjalannya waktu, Pak Raka sudah melupakan peristiwa itu. Melupakan kesedihannya ditn
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

Bab 18 Perjuangan Maut

Malam semakin larut. Kelelahan dan  kelaparan menghantui mereka semua. Namun sepertinya nafsu makan mereka telah lenyap. Teror mengerikan seharian, benar-benar menghilangkan selera makan mereka.Terlebih Kevin dan Anisa, duduk memisah dari yang lain. Mereka merasa kecewa pada perbuatan Devan dan Samy. Dan Kevin, merasa ada yang aneh pada diri Devan. Biasanya cowok itu senang dengan masalah dan semaunya sendiri.Hanya Pak Raka dan Pak Pram memilih berjaga-jaga. Mereka sudah kenyang melewati situas sulit. Makanan tidak terpikirkan saat ini. Serangkaian kejadian sudah menghilangkan rasa laparnya. Mereka  sudah paham benar, tentang kejadian-kejadian berlalu. Dalam usianya yang tidak muda lagi, mereka mulai berpikir soal kematian. Dan kadang-kadang mereka menganggap kematian tersebut sebagai jalan yang terbaik.“Apa kau takut mati?” suara  Pak Pram memecah  pikiran Pak Raka yang tengah memeriksa senapannya. Ia baru kembali dari kamar mandi unt
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

Bab 19 Teror Belum Usai

Waktu hampir pagi, ketika  Pak Pram terus berlari menjauh pelataran. Ia berusaha menjangkau mobil di seberang jalan. Tadi sempat menggerutu, soal kunci mobilnya yang lenyap dari kantong celananya. Tidak tahu bahwa salah satu dari para remaja itu pelakunya. Sesampainya di balik kemudi ia merasa lega. Kunci mobil tergantung disana. Ia tidak tahu, kalau mobilnya sudah disabotase oleh Kevin. Sejenak Pak Pram menguntuk pihak kantor polisi, yang tidak segera mendatangkan bantuan. Pak Pram sulit bernafas. Sejenak Polisi itu merasakan cairan kental di kemudinya. Ia baru menyadari  darah berceceran dimana-mana. Pak Pram menyalakan stater. Namun sial, tidak berhasil. Sampai beberapa kali mencoba tetap tidak bisa. Pak Pram kesal dan memukul kemudi itu keras-keras. Tiba-tiba ketika sekali lagi mencoba, ternyata  berhasil.Mesin mobil derukeras.Namuntidak menyadari apa yang sedang mengancamnya. Makhluk itu merayap diatas mobilnya. Bersiap melakukan sesuatu yang terb
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status