Home / Fantasi / Garden Of Mirror ( OBLIVION ) / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Garden Of Mirror ( OBLIVION ): Chapter 11 - Chapter 20

28 Chapters

Page ten

Page 8 . New Family   "Ketika kau merasa asing dengan duniamu. Ketika kau merasa berbeda dengan sesamamu. Ketika kau merasa dunia tidak adil padamu. Apakah dunia yang salah atau hanya kau yang tidak menerima dunia?"   *** "Kami bersedia mengadopsinya, dia anak yang manis dan kelihatannya pendiam. Siapa namanya?" "Kami biasa memanggilnya dengan nama Lim, jika kedua orang tua barunya berkehendak memberikan nama baru. Lim juga pasti akan senang." "Baiklah, kami putuskan namanya sekarang adalah Diaval." *** "Bu kepala, apa Anda yakin kita tidak perlu beritahukan pada mereka tentang Lim?" "Tidak apa-apa, mereka akan menyayangi Lim sepenuh hati. Kita bukan merahasiakan kejelekan Lim, hanya merahasiakan tentang Lim yang memiliki kembaran. Meski kita mengatakannya sekalipun, Lim juga tidak mengingat tentang saudaranya. Kenyataan Lim adalah seorang heirs sudah cukup mengejutkan, terlebih
Read more

Page eleven

    Page 9 . Callahad "Segelap-gelapnya bayangan, jika tidak ada cahaya. Tak akan ada bayangan." *** Aku mengantuk dan perutku lapar. Kalau saja Savior mendengarkanku lebih awal, aku pasti masih sempat untuk sarapan pagi lebih dulu. Kenapa juga jam pertamanya matematika? Tidak mungkin aku bisa konsentrasi dalam keadaan perut kosong. Aku tidak sedang beralasan, aku mengatakan yang sesungguhnya. "Saya tidak akan biarkan Anda pergi sendiri, ke sekolah sekali pun. Saya akan menempel pada Anda seperti rambut." Kalau ingat kata-katanya lagi aku kembali kesal, hah. Untungnya dia setuju dengan usulan mengawasiku dari jauh. Aku merasa seperti sedang dikejar penagih hutang. "Ray? Sedang memikirkan apa? Wajahmu jadi lebih kusut dibanding sebelumnya." Aku membuka mata dan mendapati sosok mons ... bukan, maksudku sosok gadis tetangga yang juga teman sekelasku, Naya, berdiri di hadapanku
Read more

Page twelve

Page 10 . The Butcher *The Butcher Mask : When lower his head forward, he seems sinister. When tilt his head back, he seems bughouse and insane laugh from the killing. According to the phrenology, angular face is regarded as sturdy body and crooked forehead is regarded as bad temper and cruel mind.* *** Drap-Drap- "Jika kau tidak tunjukkan kemampuanmu, kau akan benar-benar berakhir pada kematian, karena aku tidak punya kesabaran yang tinggi!" Imajinne! Aku harus gunakan Imajinne sekarang! Clang- Hah.Hah. Napasku tercekat di tenggorokan, beriring dengan keringat yang mulai mengalir dari keningku. Aku berhasil menghasilkan senjata, aku tidak tahu ini cukup kuat atau tidak untuk menahan serangannya yang seperti angin. Setidaknya, badan pedang yang kubuat sanggup untuk menghalau tebasannya.
Read more

Page thirteen

Page 11 . Intention   "Siapa kami sang bijaksana?" "Kalian adalah kekuatanku." "Kenapa kami diciptakan sang bijaksana?" "Melindungi manusia, menjaga manusia." "Kenapa sang bijaksana?" "Itu adalah tugas kalian." "Manusia adalah makhluk congkak yang tidak pernah berterima kasih. Kenapa kami harus melindungi mereka sang bijaksana?" "Bukan tugas kalian untuk menilai manusia. Tapi tugasku." "Mereka tidak pantas dalam lindunganmu, mereka tidak pantas dilindungi. Biarkan aku menghukum mereka." "Bukan tugasmu mengadili mereka, tapi tugasku. Tugasmu hanya menjaga, membimbing dan melindungi mereka, Bellial."   *** "Savior. Apa keputusanmu?" "Ini bukan sesuatu yang harus diputuskan sejak awal, sang bijaksana telah memutuskan. Bellial, ia telah mengatakannya padamu dan memberimu pencerahan." "Apa keputusanmu?" "Bellial, sebagai Limmerence adal
Read more

Page fourteen

Page twelve - One Of A Kind "Adalah kesalahan terbesar manusia menganggap kematian merupakan akhir dari segalanya."   *** Aku melirik jam dinding, pukul tujuh tepat. Tidak lama lagi Naya akan datang dan menggedor pintu rumah memastikan aku sudah bangun untuk ke sekolah. Sepertinya aku harus bolos sekolah lagi hari ini, jangan salah sangka, aku tidak senang sama sekali. Kalau bisa memilih, aku lebih suka berada dalam ruang kelas hingga otakku memanas daripada berada di rumah dengan makhluk-makhluk aneh di dalamnya. Bahkan aku sudah pingsan  dua kali. Hah. Ini ke sekian kalinya aku menghela napas. Aku tidak tahu seberapa aneh ucapan yang aku lontarkan tadi, apa aku mengatai salah satu dari mereka atau aku malah menyatakan cinta? Aku tidak ingat. Yang jelas saat ini, Callahad terus memperhatikanku sejak aku buka mata. Savior bilang, setelah memberikan perintah aku tertidur dan tidak bangun-bangun meskipun
Read more

Page fivteen

Page thirteen - Future Teller   Tutup mata, genggam tanganku dan jangan pikirkan apa pun. Atas kehendakmu atau tidak, aku tahu kapan kau akan berakhir. *** "Coba ceritakan apa yang kau lihat?" "Tidak akan. Kau selalu marah jika aku melihat masa depanmu." "Haha. Kali ini tidak, percayalah. Saya ingin tahu, apa yang kau lihat kali ini." "Hm. Aku melihat kematian." "Saya tahu."   "Savior?" Aku memanggilnya pelan, takut ia terkejut lalu tidak sengaja menebas kepalaku. Aku menatapnya lurus, kepala sedikit kumiringkan agar bisa menatap air mukanya. Savior lebih sering melamun akhir-akhir ini, apa ia sedang jatuh cinta atau hanya sedang banyak hutang? Memangnya Limmerence punya hutang? Savior tersentak pelan karena panggilanku, tangannya masih menggenggam tanganku. Kami sedang berlatih, jadi jauhkan pikiran kotor itu. "Maaf tuan, saya tiba-tiba merasakan ses
Read more

Page sixteen

Page fourteen - Fool Mask It has been come down without chin. In the masks play, it appears as a foolish servant of the nobleman.He has a twisted nose and drooping eyes.The drooped eyes mean that he naive. And his smiling mouth seems not only little bit stupid but naive.   "Apa ini? Kenapa makhluk tidak bergunanya bertambah? Baru satu hari aku meninggalkan rumah ini. Kalian mau pergi atau aku patahkan kaki kalian satu persatu?" Diaval menatap satu persatu Limmerence yang bertengger di rumahku, yah, Diaval tidak salah. Untuk kali pertamanya aku merasa lega melihat kemunculan Diaval. Bagaimana tidak? Bahan makanan yang tadinya cukup untuk satu minggu dihabiskan dalam waktu satu hari! Aku benar-benar bisa gila karena ini. "Diaval!" "Rayshane! "Savior." Savior berdiri di tengah-tengah antara aku dan Diaval. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri menatap kami bergantian. Aku tidak mengerti apa m
Read more

Page seventeen

Page fifteen - Before After "Kematian itu bukan saat ruh meninggalkan jasad. Itu hanya kepergian sementara, tapi kematian yang sesungguhnya adalah saat di mana tidak ada satu orang pun yang mengingat kehadiran dan keberadaanmu." *** Pria itu berlari dengan napasnya yang tidak karuan. Pundaknya terasa begitu berat, apa lagi hatinya. Ia menatap kanan dan ke kiri, ia menatap ke arah belakang, ke arah depan, ia menatap ke seluruh penjuru arah. Tidak tahu apa yang pria ini cari. Ia berteriak, mengeringkan tenggorokannya. Ia berteriak melegakan hatinya, hatinya yang terasa begitu sakit, bukan lukanya. Pria ini tidak lagi peduli pada darah yang mengalir pada bagian tubuh atau kepalanya, pria ini tidak lagi peduli pada tangan yang seharusnya sudah patah, atau pada kaki yang seharusnya sudah tidak berfungsi. Sepasang mata yang melihatnya tidak berkomentar, tidak berani juga bersuara, ia hanya ikut diam menyaksikan. Sepasang mata itu
Read more

Page eighteen

Page sixteen - Sacrifice   "Saya tidak memintamu untuk menyelamatkanku." "Aku juga tidak memintamu untuk memikirkan pengorbananku. Aku tidak mati, hanya tidur untuk sementara."   *** Aku tersentak karena suara pintu yang diketuk dan disusul suara berisik Cassian. Siapa yang datang bertamu malam-malam begini? Aku menguap pelan.Aku membuka mata dan menatap sekitarku, aku masih di kamar. Aku tertidur nyenyak sekali setelah lega memarahi Savior dan setelah memastikannya untuk memperbaiki lantai. Aku memintanya untuk menjaga rumah alias jangan biarkan dua Limmerence itu merusak rumahku yang berharga. Tapi yang ada, dia sendiri seenaknya melubangi lantai rumahku. Memangnya tidak bisa dia gunakan cara lain untuk mengancam? Aku benar-benar bisa terkena serangan jantung karena emosi. "Tuan?" Savior membuka pintu kamarku dan berdiri di sebelahnya. Aku mengerutkan kening, mencoba m
Read more

Page nineteen

Page seventeen - Dried Flower I still remembered we both lived here before. At the time we left from work and met here by sunset.I missed the days but I still remembered the place where we set apart.The hills around were beautiful. But you were gone with the wind. Though we came to the world together, you left already.   - Ghost Tales   *** " ... vior? Savior? Savior!" Suara nyaring itu seketika membangunkannya dari tidur siang, sepasang mata yang tadinya tengah terpejam dan menikmati embusan angin terbuka paksa untuk melihat siapa yang datang. Pria dengan rambut panjang hitam itu menatap lurus pada seorang gadis, gadis dengan wajah cantiknya yang bersinar seperti matahari. Terlalu terang menurutnya. Si pria masih diam, masih ia menatap pada helai rambut berwarna kayu jati itu diterpa angin, sahabatnya. "Aku mencarimu sejak tadi, ternyata kau ada di sini. Menyebalkan, kau ini meman
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status