Ratih sangat mengenal anaknya. Zain memiliki prinsip yang kuat. Ia juga memiliki koneksi yang luas dari bisnisnya, ia pasti bisa hidup dengan baik walaupun tanpa nama besar Sanjaya. Ia juga memiliki beberapa apartemen dan tabungan atas namanya sendiri. Ratih tidak menginginkan anak semata wayangnya pergi dari sisinya. Haruskah ia berpura-pura merestui hubungannya dengan Syifa ataukah membiarkannya pergi agar ia tahu bagaimana rasanya hidup tanpa nama besar Sanjaya. Kebimbangan Ratih membuatnya sulit untuk berpikir jernih. Beberapa pakaian telah dimasukkan Zain ke koper besarnya. Tekatnya sudah bulat. Apapun resikonya, ia akan menanggungnya. Ia menyeret kopernya ke lantai bawah hingga ke ruang tamu. Ratih menahan langkah Zain. Ia menghampirinya dengan air mata palsunya. "Sayang, Mama minfa maaf, Mama tahu Mama salah. Mama hanya ingin yang terbaik untukmu, Nak. Kalau Syifa bisa membuatmu bahagia. Mama akan merestui hubungan kalian." Ucap Ratih. Pa
Baca selengkapnya