Home / Romansa / Mr. Radhika / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Mr. Radhika: Chapter 11 - Chapter 20

49 Chapters

11. Ada Apa?

“Saya bisa memberi tawaran yang menarik.”Tasya menyipitkan matanya. “Apa?”“Gaji dua kali lipat dari tempat kerja kamu sebelumnya.”“Dua kali lipat?” tanya Tasya terkejut. “Tapi bukannya kamu merasa aku enggak kompeten? Kamu bilang tadi enggak mau ngambil risiko.”“Memang, itulah sebabnya saya ngasih kamu tugas khusus, dan itu sangat gampang.”“Ini kamu lagi ngehina aku atau apa sih?” tanya Tasya kesal.“Dengar ya, Anindira. Saya mempekerjakan orang sesuai dengan kemampuannya. Kalau kamu bisa membuktikan kemampuan kamu yang lain, saya akan kasih tugas yang sesuai dengan kemampuan kamu itu.”Tasya terdiam. Benar juga sih yang dikatakan Radhika. Walau dia tidak tahu tugas macam apa yang akan diberikan Radhika, tapi dia setuju dengan pemikirannya. Dengan pengalamannya sekarang yang masih nol, entah kontribusi apa yang bisa ia berikan untuk pe
last updateLast Updated : 2021-08-26
Read more

12. Menginap

Tasya menyentuh kening Radhika. Demamnya sudah mulai reda. Tadi dia sangat panik saat menemukan Radhika duduk bersandar di bawah shower yang masih menyala. Wajahnya sangat pucat, sepertinya dia terlalu lama duduk di sana. Kini Radhika sedang tidur, sudah dari satu jam yang lalu setelah Tasya memaksanya untuk makan lalu minum obat.Hari ini Tasya benar-benar memasak. Dia membuatkan bubur untuk Radhika. Dengan berbekal resep yang ia temukan di internet. Rasanya tidak buruk, bahkan bisa dibilang enak. Radhika juga tidak protes mengenai bubur buatannya. Tasya sekarang bisa sedikit berbangga diri. Akhirnya dia bisa membuat masakan dengan baik, walau hanya bubur. Setidaknya ada kemajuan.Tasya menyentuh rambut milik Radhika, rambutnya sudah kering. Tasya berharap Radhika tidak sakit kepala, karena dia tadi tidur dalam kondisi rambut yang masih basah. Karena di rumah ini tidak ada pengering rambut jadi Tasya hanya membantu
last updateLast Updated : 2021-08-27
Read more

13. Gosip

Keesokan harinya ternyata tidak sesuai dengan apa yang Tasya rencanakan. Padahal dia bangun subuh, lalu tidur lagi karena merasa mengantuk. Dan berakhir bangun pukul sembilan pagi. Jadi pagi ini dia belum mandi, dia ingin cepat-cepat pulang. Tapi saat dia keluar hendak pulang dia berpapasan dengan Radhika dan dia menyuruhnya sarapan terlebih dahulu.Jadi di sinilah dia sekarang, duduk di ruang makan sambil menyantap pancake sendirian. Dia tidak tau Radhika pergi ke mana. Setelah membawanya kemari, dia langsung pergi begitu saja.Pancake ini lumayan enak, dia tidak tau apakah Radhika membuatnya sendiri atau dia membelinya. Tapi menurutnya, Radhika pasti membelinya, karena dia merasa kemampuan masak Radhika pasti lebih buruk darinya.Setelah selesai makan, dia segera mencuci piring dan gelas yang tadi dia gunakan. Dia akan segera pergi setelah membereskannya."Abang?"Suara itu membuat Tasya menghentikan pekerjaannya.
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more

14. Asisten Pribadi

Radhika menghela napas. Ini masih pagi dan Senja sudah merecokinya dengan mengirim beberapa pesan di waktu yang bersamaan. Sebenarnya inti dari pesan itu hanya menanyakan kondisi Radhika saat ini. Tapi Senja memberikannya banyak pertanyaan sehingga membuat Radhika malas untuk membalas pesan tersebut. Tapi jika tidak dibalas Senja pasti akan terus menerornya.Abang udah sehat dan lagi kerja sekarang. Itulah pesan yang Radhika kirimkan pada Senja. Sebenarnya Radhika tahu kalau Senja melakukan itu karena peduli padanya. Dan Radhika sangat bersyukur memiliki Senja di sisinya. Tapi terkadang dia merasa tidak terbiasa mendapatkan perhatian seperti itu, hal itulah yang membuatnya terkadang kesal saat seseorang terlalu memberinya perhatian.Kemarin Radhika terkena flu tapi tidak terlalu parah. Namun Senja&nbs
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more

15. Tamu Tidak Diundang

Kapan mereka sampai di sana? Seingatnya saat pagi tadi, dia sama sekali tidak melihatnya. Tapi yang jadi perhatian Tasya sekarang adalah mereka bekerja di ruangan yang sama. Tasya menelan ludah, ini serius? Dia tidak tau bagaimana bisa hal ini terjadi. Yang dia tahu asisten atau sekretaris memang harus selalu berada di dekat atasannya. Tapi, masa sih mereka harus menggunakan ruangan yang sama. Tasya tidak yakin dia akan sanggup mengatasinya. Bisa botak kepalanya! "Kamu enggak mau duduk?" Pertanyaan Radhika terdengar seperti sebuah ejekan di telinganya, dan Tasya tidak menyukai itu. Buru-buru saja dia duduk dan menyalakan komputer. Lalu ia mulai membaca ulang dokumen yang diberikan, karena dia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Tadi Yoga bilang hari ini dia hanya mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh Radhika saja. Jadi sekarang dia harus menunggu perintah dari bosnya
last updateLast Updated : 2021-08-30
Read more

16. Aneh

Sudah lima hari Tasya bekerja sebagai asisten pribadi Radhika, dan selama itu dia tidak melakukan pekerjaan yang berarti. Radhika terlihat sangat sibuk, sedangkan dirinya banyak melamun karena tidak tau harus melakukan apa. Tasya jadi bingung. Sebenarnya untuk apa Radhika bersikeras membuatnya bekerja di sini, kalau pada akhirnya dirinya super duper gabut. Perkerjaan rutin yang ia lakukan hanyalah membacakan jadwal yang dimiliki Radhika, jika Radhika meminta membatalkan salah satu jadwalnya ia hanya perlu mengkonfirmasinya ke Yoga. Menerima telepon sebelum di sambungkan langsung pada Radhika, dia biasanya memberitahunya jika ia sedang tidak bisa menerima telepon. Dan juga membuatkan teh tanpa gula setiap pagi untuknya.Dan sisanya dia hanya duduk sambil menonton Radhika yang sedang bekerja. Walau dia tidak mau mengakuinya, tapi jujur saja Tasya menikmati pesona Radhika. Saat dia melong
last updateLast Updated : 2021-08-31
Read more

17. Rencana

Mereka akhirnya sampai, setelah berkendara selama sekitar tiga puluh menit. Jalanan cukup padat, karena hari ini adalah akhir pekan."Ayo turun," ajak Raka, dia mematikan mesin mobilnya lalu melepas sabuk pengamannya.Raka dan Tasya segera turun dari mobil dan langsung masuk ke warung Bi Lastri. Suasananya masih seperti dulu bahkan perabotan dan tata ruangnya pun masih sama seperti saat mereka SMA."Aduh, saha eta? Udah lama enggak ke sini." Seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka.Bi Lastri masih sama seperti salam ingatan Tasya. Hanya saja sudah muncul beberapa keriput di sekitar wajahnya, juga rambutnya sudah mulai memutih di beberapa bagian."Bi Lastri, kangen." Tasya langsung memeluk wanita tadi. "Bibi sehat terus kan?""Alhamdulillah bibi mah sehat terus. Kenapa atuh, meni baru ke sini?""Tuh, orang sibuk." Tasya menunjuk Raka."K
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

18. Taman Bermain (1)

Akhirnya mereka sampai, sekitar empat puluh menit kemudian. Senja menghela napas karena taman bermain sangat ramai. Bisa dipastikan jika mereka ingin menaiki wahana-wahana yang populer, mereka harus bersabar menghadapi antrean yang sangat panjang.Senin nanti Senja harus kembali ke kost-an, karena dia tiba-tiba mendapat tugas kelompok untuk membuat sebuah rancangan bangunan yang sesuai dengan untuk ditempati para lansia. Sudah pasti dia akan sibuk karena harus melakukan survei juga ke beberapa lokasi.Ditambah lagi dia sudah masuk tahun ketiga. Sudah pasti ke depannya akan lebih sibuk. Juga ada sebuah mimpi yang belum dia capai dan tahun ini adalah kesempatan terakhirnya. Astaga dia terlalu antusias untuk membuat mereka dekat, sampai-sampai dia lupa kalau sebentar lagi dia tidak punya banyak waktu luang.Jadi hari ini dia benar-benar harus membuat Tasya dan Radhika lebih dekat, dan dia tidak boleh gagal. Dia harus semangat,
last updateLast Updated : 2021-09-02
Read more

19. Taman Bermain (2)

Semakin lama Radhika, semakin menghilang dari pandangan Tasya. Tasya bersandar pada sandaran kursi setelah Radhika benar-benar menghilang dari pandangannya. Kepalanya pusing. Sebenarnya apa yang sekarang sedang ia lakukan? Tasya tidak bisa menemukan jawabannya. Setelah bertemu Radhika, dia tidak bisa mengendalikan lagi hidupnya. Terlalu banyak kejutan dan dia belum terbiasa dengan itu.Tasya menengadahkan kepalanya dan menatap langit yang sekarang terhalang oleh dedaunan. Tiba-tiba Tasya merasa rindu pada ibunya. Semasa ibunya masih hidup, Tasya sering sekali curhat padanya. Dia selalu menceritakan semuanya pada ibunya, tanpa ada rahasia sedikit pun. Ibunya lah yang paling mengerti dirinya. Namun, Yang Maha Kuasa lebih menyayangi ibunya, sehingga lima tahun lalu ibunya di panggil ke sisi-Nya.Tasya masih merasa kalau itu hanyalah sebuah mimpi. Ibunya meninggal karena serangan jantung. Tidak ada satupun yang menyangka hal itu terjadi. Karena selama ini ibunya selalu ter
last updateLast Updated : 2021-09-03
Read more

20. Suatu Malam, Saat Menaiki Bianglala

“Kalau ngantre, Aku enggak mau.”Senja tersenyum senang, dia mengangguk. “Tenang aja, Bang. Hari ini ada pertunjukan Fire Ball, orang-orang pasti lebih kepengen nonton itu.” Senja memeluk lengan Radhika, lalu menariknya. Dia juga memberi isyarat pada Tasya dan Raka, agar mengikutinya.Sepanjang jalan Radhika mendengar Senja beberapa kali terkekeh dan dia senyum-senyum sendiri, seperti orang bodoh. Radhika menjadi curiga, pasti ada yang sedang bocah ini rencanakan.“Tuh kan, sepi,” kata Senja saat mereka hampir sampai di wahana Bianglala.Seperti yang dikatakan Senja, tidak ada yang mengantre. Namun, Bianglala itu belum berputar, berarti kuota masih belum memenuhi. Senja menarik Radhika dan berlari menuju wahana itu.“Sisa berapa kereta, Kak?” tanya Senja pada petugas yang berjaga di wahana itu.“Sisa dua, Kak. Kalau sudah terpenuhi, wahana akan langsung dijalankan.”
last updateLast Updated : 2021-09-04
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status