Home / Romansa / Kedai Juni & Juli / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kedai Juni & Juli: Chapter 31 - Chapter 40

62 Chapters

Bab 31. Tidak Terduga

Sudah selama tiga minggu Cahyo rutin mengunjungi Rustam di Lembang bersama dengan Ah Chen. Dokter menyatakan bahwa Rustam terkena infeksi perut sehingga mengakibatkan ususnya terluka. Ah Chen bersama dengan Danang, perawat yang berada di sana, dengan telaten menjaga asupan makanan Rustam dan pemberian obat secara rutin sementara Cahyo dan Oding sibuk dengan urusan peternakan. Terkadang mereka juga harus membawa Rustam ke rumah sakit untuk diperiksa kesehatannya secara berkala. Kedai Saikhan semakin ramai dan dikenal sampai di luar daerah Bandung. Beberapa kali pejabat pemerintah di Jakarta yang sedang bertugas di kota Bandung mampir ke kedai untuk mencicipi keunikan rasa bakminya. Zalma semakin kewalahan dengan tugasnya untuk menyiapkan bakmi dan bumbu sekaligus menjaga Anita. Ia tidak dapat meminta para pegawainya untuk membuat ke dua hal itu karena ia tidak mau ada orang yang nanti akan tahu rahasia keunikan bakmi Saikhan. “Sep…bahan untuk pembuatan bumbu sudah kam
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

Bab 32. Musuh Dalam Selimut

“Ah Chen! Cahyo! Sedang apa kalian?” pekik Zalma.Cahyo dan Ah Chen yang pada saat itu sedang bepelukan sambil saling mencumbu tersentak kaget. Mereka buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang sedang telanjang. Zalma tidak kuasa melihat pemandangan itu, ia lalu keluar sambil membanting pintu kamar dengan keras.Mendengar suara ribut-ribut, Anita yang sedang tertidur dalam pelukan Zalma menjadi terbangun lalu menangis keras. Suaranya melengking memenuhi seluruh ruangan.“Oding! Oding!”Oding datang setengah berlari dari depan rumah.“Iya Bu.”“Kamu bawa Anita ke kamar tamu, juga tas ini kamu bawa ke sana. Cari susu di dalamnya dan segera beri Anita minum.” Suara Zalma terdengar bergetar.Oding menerima Anita dari Zalma, lalu mengambil tas berwarna hitam itu dan bergegas menuju ke kamar tamu.Zalma terduduk dengan lemas di kursi yang ada di sana dan menangis perlaha
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more

Bab 33. Keputusan

Zalma membuka mata. Rasa silau seketika menyambar ke dalam pelupuk matanya. Ia kemudian menutup mata sebentar hanya untuk beradaptasi dengan cahaya yang menyilaukan tadi. Ketika dibuka kembali, matanya sudah sedikit terbiasa menerima cahaya silau itu yang ternyata berasal dari lampu yang ada di langit-langit. Zalma menyadari dirinya saat ini berada di dalam sebuah kamar.Ia menggerakkan tubuhnya sedikit. Terasa sakit. Kepalanya pusing dan berputar-putar seakan habis dihantam palu godam yang sangat besar. Ia melihat ke sekitar, terasa asing. Dimanakah dia saat ini? Apa yang telah terjadi?Pintu kamar dibuka, sosok seorang laki-laki masuk ke dalamnya. Zalma mengerjap-ngerjapkan mata untuk memperjelas siapa sosok yang masuk itu. Ternyata Cahyo.Samar-samar ia teringat kembali apa yang telah ia alami. Lembang. Pintu kamar yang terbuka. Cahyo dan Ah Chen sedang berpelukan mesra. Pertengkaran. Zalma terkesiap. Anita, dimana Anita?“Anita, dimana Anita?&rd
last updateLast Updated : 2021-09-27
Read more

Bab 34. Kandas

Ah Chen menatap Zalma dengan pandangan tajam. Di tangannya terdapat sebuah kertas yang berwarna kekuningan. Mereka berdua saat ini sedang duduk di ruang tengah di dalam rumah Zalma sementara Cahyo sibuk mengurus kedai di depan.“Aku rasa semua sudah jelas. Kamu dan Cahyo sedang dalam proses perceraian dan setelah itu kami akan menikah.”“Akhirnya tercapai juga keinginan kamu Chen.”“Kamu jangan salah paham. Sejak awal aku tidak pernah menginginkan hal ini, justru kamu yang membuat perkara ini terjadi sampai seperti sekarang.”Seandainya waktu dapat diputar kembali, pikir Zalma dengan perasaan sedih.“Selama ini kamu mendekati aku hanya untuk membalas dendam?”Ah Chen menggeleng.“Sama sekali tidak. Aku datang ke pesta ulang tahun Anita waktu itu hanya karena aku ingin menyelesaikan urusan aku yang belum selesai dengan kalian. Aku ingin tahu apa yang terjadi. Dulu aku salah karena l
last updateLast Updated : 2021-09-28
Read more

Bab 35. Keluarga Baru

Zalma menghapus butiran air mata yang menetes di wajahnya. Kembali ke masa lalu seakan merobek hatinya dan menyebabkan luka itu terbuka kembali. Cinta selain bisa membawa bahagia juga dapat menyebabkan luka terutama ketika melihat orang yang dicinta pergi bersama yang lain. Zalma merasa dirinya begitu rapuh dan lemah karena ternyata sampai saat ini ia belum bisa melupakan rasa cintanya kepada Cahyo.Juni dan Juli memandang Neneknya dengan perasaan campur aduk. Mereka tidak menyangka, di balik kehangatan dan wajah penuh cinta Sang Nenek ternyata tersimpan sebuah kisah hidup yang luar biasa. Jatuh bangun, dikhianati, mengkhianati, mencintai dan tidak dicintai. Mereka kagum akan ketegaran hati Zalma. Tidak mudah menyerah meski badai hidup senantiasa menerpa.“Aku salut sama Nenek.” Juni berkata lirih.“Aku juga…,” timpal Juli.“Gile gak nyangka ya kisah hidup Nenek bisa kayak gitu.”“Iya Jul, aku pikir
last updateLast Updated : 2021-09-30
Read more

Bab 36. Pertemuan Kembali

Juni menatap Rama yang sedang berdiri di depan pintu rumah dengan tatapan menyelidik. Wajahnya masih nampak sedikit lebam akibat perkelahian waktu itu. Rama juga menatap Juni namun tidak terlihat aura menantang atau kemarahan. Ia hanya tersenyum. Juni heran, apa yang membuat Rama tiba-tiba berubah?“Mau apa lu ke sini? Lu tahu dari mana alamat rumah ini?”Rama masih tersenyum mendengar sambutan Juni yang tidak bersahabat itu.“Sorry Jun, gue tahu lu pasti masih marah sama gue.”“Terus kenapa kalau gue masih marah? Udah sana lu pergi deh, gue gak mau cari ribut sekarang.”Juni hendak menutup pintu tapi ditahan oleh Rama.“Sebentar Jun.”“Ada apa lagi? Gue tuh gak mau berurusan lagi sama lu.”“Gue cuma mau minta maaf aja atas kejadian kemarin.”Juni sedikit terkejut. Ia seperti tidak mempercayai pendengarannya saat ini.“Apa? Lu minta maaf
last updateLast Updated : 2021-10-02
Read more

Bab 37. Birthday Party

“Happy birthday sayang!”Rahadi mencium bibir Dimas dengan mesra. Sebuah kue ulang tahun berwarna coklat dihiasi satu buah lilin yang menyala di atasnya sudah tersaji di atas meja di depan mereka. Lantunan irama jazz lembut terdengar sayup-sayup sementara lampu ruangan sengaja di buat temaram sehingga suasana romantis penuh cinta tercipta di dalam apartemen bernomor 1005 itu.“Make a wish dulu baru tiup lilinnya ya.”Dimas mengangguk kemudian memejamkan mata sejenak lalu meniup lilin di atas kue itu.“Horee…happy birthday lagii..”Dimas tersenyum sambil mengacak-acak rambut Rahadi.“Ini kue kamu bikin juga?”“Gak lah, mana bisa aku bikin kue kayak gini, aku cuma masak aja buat kamu, makanan favorite.”“Wah apa tuh?” Dimas penasaran.“Rendang.”Rahadi lalu tertawa diikuti oleh Dimas.“Jadi aku makan pakai rendang
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

Bab 38. Ketahuan

Jelita menatap Putri yang tengah berbaring tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Kejadian itu sangat tiba-tiba. Jelita baru saja datang untuk menjenguk Amel ketika ia melihat Putri juga baru datang. Mukanya sangat pucat. Ketika Jelita ingin mengajak Putri turun ke lantai bawah untuk membeli makan malam, Putri langsung saja ambruk tidak sadarkan diri ketika ia baru akan berdiri dari tempat duduknya. Amel dan Jelita seketika menjerit histeris.Jelita segera memanggil perawat dan meminta menempatkan Putri persis di sebelah kamar Amel. Dokter yang dipanggil belum juga datang. Jelita sangat khawatir melihat keadaan cucunya itu. Beberapa kali ia meminta para perawat untuk segera memanggil dokter dan dijawab sebentar lagi akan datang.Pintu kamar Putri dibuka perlahan. Jelita menengok untuk melihat siapa yang datang.“Putri kenapa Nek?”Jelita menatap wajah Rama yang tengah berdiri di hadapannya itu dengan seksama. Tampak beberapa lebam berwarn
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Bab 39. Pergi

“Kamu hamil sama siapa?”Tangisan Putri semakin menjadi-jadi. Jelita mendekat ke arah tempat tidurnya dan kembali menanyakan pertanyaan yang sama.“Jawab Nenek Put, siapa yang menghamili kamu?”“Hadi Nek…”“Hadi siapa?”“Temen kampus aku…”“Besok pagi kamu telepon dia, Nenek mau ketemu!”Dimas memandang Jelita dengan sedikit kesal.“Udah lah Ma, besok aja kita bahas ya, kasihan Putri, dia baru aja sadar.”“Mama cuma minta Putri hubungi si Hadi besok pagi, cuma itu kok.”Putri melepaskan pelukan Dimas.“Hadi udah meninggal Nek…Tadi siang baru dikubur..”Jelita terkejut.“Meninggal? Kenapa?” Jelita bertanya setengah berteriak.Dimas mengelus kepala Putri dengan lembut.“Hadi meninggal dibunuh…Hadi dibunuh!” Putri berteriak h
last updateLast Updated : 2021-10-08
Read more

Bab 40. Rahasia Lain

Juni dan Juli memperhatikan dengan serius apa yang sedang dikerjakan oleh Zalma saat ini. Sesekali mereka melihat catatan yang diletakkan di atas meja. Berbagai macam rempah-rempah, tepung terigu dan bahan-bahan memasak lainnya nampak berserakan di sana.“Ribet juga ya Nek masak bakminya,” ujar Juni sambil menggaruk-garuk kepalanya.“Emang gak ada cara lain yang lebih simple ya Nek,” timpal Juli.“Gak ada,” jawab Zalma,” Cuma ini satu-satunya cara. Jadi kalian mau nyerah aja?”Juni dan Juli saling berpandangan.“Lanjut Nek,” kata mereka hampir bersamaan.“Kalian perhatikan baik-baik cara mencampur semua bahan-bahan ini untuk dijadikan bakmi.”Zalma kemudian mencampur berbagai macam bahan masakan ke dalam sebuah mangkuk berukuran besar. Setelah itu ia mengaduknya supaya semua tercampur rata. Setelah dirasa cukup, Zalma kemudian menuangkan itu ke dalam alat pembuat
last updateLast Updated : 2021-10-09
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status