Setelah menerima panggilan telepon, kini Safira tengah bersiap-siap untuk pergi, entah kemana ia akan pergi. Gibran memperhatikan istrinya yang sedari tadi sibuk berdandan, ia merasa jika ada yang tidak beres, ada sesuatu yang Safira sembunyikan. Tapi apa, jika ditanya, Safira selalu menghindar dan mengelak. "Kamu mau kemana?" tanya Gibran. "Bukan urusan kamu," jawab Safira, tanpa menoleh ke arah suaminya. Gibran menghembuskan napasnya. "Safira, apa kamu lupa, Rava itu lagi sakit. Terus sekarang kamu mau pergi.""Udahlah, aku bosen di rumah terus, makan nggak enak. Asal kamu tahu, aku tidak bisa hidup seperti ini." Safira bangkit, lalu beranjak pergi meninggalkan suaminya. "Safira, tunggu." Gibran mencekal pergelangan tangan istrinya. Namun, dengan kasar Safira mengibaskannya. "Udah deh, Mas. Urus aja tuh anak kamu, nyesel aku nikah sama kamu," ucap Safira, lalu pergi begitu saja. Sementara itu, Gib
Read more