Home / Fiksi Remaja / Takdir Ikatan Suci / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Takdir Ikatan Suci: Chapter 61 - Chapter 70

86 Chapters

60. Kita Berdua Sama

"Ya emang rumah orang. Siapa bilang ini rumah tikus?" Widya melirik Amel tidak peduli. "Bukan gitu maksudnya. Ih, kok lo nyebelin banget sih! Mana dari tadi pertanyaan gue enggak dijawab lagi!" geram Amel memukul punggung Widya kesal membuat sang empu melotot kaget. Hingga terjadilah aksi saling pukul dengan mulut yang tidak berhenti berteriak. "Lo yang nyebelin, Amel. Gue dari tadi diem tapi lo malah pukul-pukul. Lo pikir, gue ini samsak apa?" Widya memukul lengan Amel brutal guna melampiaskan kekesalannya. Almera hanya bisa menghela napas lelah melihat tingkah kedua sahabatnya yang bertengkar tidak tahu tempat. Jika tahu akan terjadi hal seperti ini, Almera tidak akan mengajak mereka. Huft! Mau menyesal pun tidak ada gunanya. Tanpa mempedulikan Widya dan Amel yang sudah terduduk di lantai, Almera memilih untuk kembali mengetuk pintu. Hingga tidak lama kemudian, suara pintu yang terbuka membuat Almera menegakkan badannya. "Cari sia-"
last updateLast Updated : 2022-01-12
Read more

61. Kenyataan

Dengan hati yang mulai cemas, Amel memberanikan diri untuk memegang lengan perempuan tersebut, membuat Citra yang hendak kembali membuka suara menoleh. Raut terkejut begitu jelas di wajah keduanya hingga tanpa sadar kakinya melangkah mundur. "I - ini ... ini sebenarnya ada apa?" tanya Amel terbata-bata. Berusaha berpikir positif di saat hati dan pikirannya kacau. "Kenapa wajah lo gitu? Lo kenal dia?" tanya Widya balik seraya menatap dua orang gadis yang masih dalam mode terkejut itu penuh selidik. Tanpa menjawab pertanyaan Widya, Amel melangkah pelan mendekati Almera yang masih duduk di lantai. "Al, dia ... apa benar dia pacar Romeo?" Almera yang masih terisak pelan hanya bisa mengangguk. Tatapannya sama sekali tidak berpaling dari Citra. Melihat bagaimana sikap Citra yang begitu santai disaat dia sedang memohon seraya menangis. "Dia pacar suami gue, Mel," jawab Almera membuat Amel be
last updateLast Updated : 2022-01-16
Read more

62. Putus

Romeo mendongak, menatap Rizky dengan tatapan yang begitu tajam. Sedangkan Rizky yang melihat itu mengernyit bingung. Seingatnya, dia tidak melakukan kesalahan apa-apa. Kenapa bos sekaligus sahabatnya itu menatap dirinya seolah ingin menerkamnya? "Maaf, Pak. Apa saya melakukan kesalahan hingga membuat Bapak marah?" tanya Rizky menunduk sopan. "Iya," jawab Romeo singkat seraya bangkit dari posisi duduknya. Setelah berhadapan dengan Rizky, tanpa ragu dia mendorong laki-laki tersebut hingga mundur beberapa langkah. "Semua ini karena adik kamu itu!" bentak Romeo. "Argh! Kamu tahu? Sekarang, orang tua saya mengancam akan mengambil jabatan serta mengeluarkan saya dari kartu keluarga. Semua itu karena adik kamu, Almera!" Mendengar nama perempuan yang sudah dianggap adiknya sendiri disebut dengan penuh emosi, membuat Rizky menatap Romeo tidak kalah tajam. Sekarang, dia menjalankan peran sebag
last updateLast Updated : 2022-01-20
Read more

63. Semuanya Hancur

Kalimat yang dilontarkan Citra sontak membuat Romeo menegang. Tidak lama kemudian, tawa kecilnya menguar diiringi dengan gelengan tidak percaya. Romeo mendudukkan diri di samping Citra tanpa memberikan jarak sedikit pun. "Sayang, kamu mau apa? Aku ada salah ya?" tanya Romeo menggenggam tangan Citra lembut. Sedangkan sang empu hanya terdiam dengan memalingkan wajah ke kanan. Sangat enggan untuk melihat wajah dan tatapan penuh cinta milik Romeo. Setelah menghela napas pelan, Citra menarik tangannya yang digenggam sang kekasih. Hal itu membuat Romeo protes dan kembali menggenggamnya, bahkan lebih erat dari sebelumnya. "Romeo, aku mau kita putus," ucap Citra tanpa menatap Romeo. "Ha ha kamu bercanda ya? Enggak lucu, Sayang. Sekarang bukan anniv kita atau ulang tahun aku loh," sahut Romeo yang masih tidak percaya. Dengan manja dia merebahkan kepalanya pada bahu kekasihnya. Menghirup dalam aroma yang selalu membuatnya tenang dan juga bergairah.
last updateLast Updated : 2022-01-21
Read more

64. Ketakutan di Malam Hari

Romeo yang merasa sudah tidak dapat menahan amarahnya pun bergegas pergi dari rumah kekasihnya. Rasa sakit di hatinya saat mendengar tangisan histeris Citra tidak sebanding dengan rasa sakit saat mendengar kata putus. Semuanya hancur hanya dengan satu kata, putus. Harapannya untuk terus bersama Citra hingga tua nanti dan rasa cintanya yang begitu besar langsung musnah. Romeo mencoba meluapkan emosinya dengan cara kebut-kebutan di jalan. Tidak peduli jika dirinya menabrak hingga menyebabkan kecelakaan sekali pun. Karena sekarang, Romeo hanya ingin meluapkan emosinya meskipun hanya sedikit. Kendaraan roda empat yang dikendarai Romeo berhenti di salah satu tempat favoritnya sewaktu kuliah dulu. Tempat yang berada di jalan Jenderal Sudirman No.kav 52-53, Jakarta Selatan itu merupakan klub malam yang dijadikan tempat nongkrong oleh Romeo bersama teman-temannya. Selain karena memang sangat terkenal, jam buka
last updateLast Updated : 2022-01-24
Read more

65. Sakit Luar Biasa

Di sebuah kamar berwarna gold yang begitu luas, terdapat seorang wanita paruh baya yang sedang duduk termenung. Matanya berkali-kali melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam dengan gelisah. Malam ini, malam yang tidak seperti biasanya. Jika biasanya dia bisa tidur nyenyak mulai pukul sembilan, maka berbeda dengan sekarang. Perasaannya tidak nyaman, gelisah tidak menentu dengan pikiran yang tertuju pada sang anak, Almera. Ya, wanita paruh baya tersebut adalah Tina, bundanya Almera. Sedangkan Ayah Grisham sudah tertidur nyenyak di samping Bunda Tina. "Huft, tenang," gumam Bunda Tina mencoba menenangkan diri dengan meminum air putih yang sudah tersedia di nakas samping tempat tidur. Bukannya tenang seperti yang diharapkan, justru perasaan Bunda Tina semakin tidak karuan. Bergerak gelisah dengan kaki yang menendang-nendang kecil selimutnya. Tindakannya itu membuat tidur Ayah Grisham terganggu. Mata yang tadinya tertutup rapat perla
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more

66. Pergi

Widya yang kebetulan baru selesai dari kamar mandi tersentak kaget saat mendengar suara bel. Tatapannya terlempar kepada jam dinding. Seketika keningnya berkerut bingung menyadari ini masih terlalu pagi untuk bertamu. Sepertinya dia tidak ada janji dan siapa juga yang mau bertamu di jam lima pagi? Berusaha mengabaikan dan hendak kembali tertidur. Namun baru saja menaiki ranjang, Widya dibuat berdecak kesal lantaran suara bel yang tidak kunjung berhenti. Dengan terpaksa Widya berjalan gontai menuju lantai bawah, membukakan pintu untuk seseorang yang entah siapa sangat menyebalkan di pagi hari ini. "Wid," panggil seseorang dengan suara yang begitu lemah saat pintu sudah dibuka oleh Widya. Sedangkan Widya yang tadinya lesu langsung terbelalak kaget melihat sahabatnya yang berdiri di depannya. Matanya meneliti penampilan Almera yang terlihat begitu kacau. "Al? Lo ... lo kenapa?" Bukannya
last updateLast Updated : 2022-01-31
Read more

67. Tidak Terkendali

Alis Ayah Grisham menukik tajam saat melihat raut wajah Romeo yang tidak seperti biasanya. Seperti ada yang disembunyikan dan menghindari pertanyaan istrinya. Terbukti dengan bola mata yang memandang ke segala arah serta kaki yang bergerak gelisah. Ada yang tidak beres! Biasanya laki-laki itu selalu tenang dalam keadaan apa pun. "Rom, cepat panggilkan Almera!" titah Ayah Grisham tegas. "Maaf." Satu kata. Hanya itu yang dapat Romeo ucapkan setelah lumayan lama terdiam. Kata maaf dari Romeo itu membuat sepasang paruh baya yang berada di depannya mengernyit tidak paham. "Kenapa minta maaf, Nak? Kami cuma minta kamu buat panggilkan Almera," ucap Bunda Tina. Romeo menatap Ayah Grisham dan Bunda Tina sayu. Tanpa disangka, laki-laki tersebut berpindah duduk di bawah kaki kedua orang tua Almera. Masing-masing tangannya memegang kaki mereka yang membuat Ayah Grisham dan Bunda Tina tersentak kaget. "Eh eh, kenapa duduk di situ? Ayo berdiri!" Bun
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more

68. Memulai Hidup Baru

"Apa yang sudah kamu lakukan ke Almera, Romeo?" tanya Papa Edward menatap Romeo dengan mata yang berkilat amarah. Atmosfer di ruang tengah ini terasa begitu panas. Semua mata yang ada di sana menghunus tajam kepada Romeo. Papa Edward dan Ayah Grisham duduk bersebelahan dengan Romeo yang berada di sofa seberang. Sedangkan Mama Lala yang sedang merangkul Bunda Tina duduk di sofa sebelah kanan. Setelah kemarahan Bunda Tina tadi, Ayah Grisham langsung menghubungi orang tua Romeo untuk membicarakan hal ini supaya lebih jelas. Sebagai orang tua, tentu saja dia tidak terima jika anaknya disakiti. Terlebih istrinya yang sedari tadi tidak berhenti menangis. Selama ini, Ayah Grisham berusaha menjaga keluarganya dari hal yang berpotensi menyakiti. Namun apa, sekarang, dalam satu hari dua bidadarinya disakiti oleh satu orang. Romeo, menantunya sendiri. "Maaf. Kemarin Romeo tidak sadar," ungkap Romeo menatap Papanya dengan penuh sesal. Kekehan kecil keluar dari mu
last updateLast Updated : 2022-02-04
Read more

69. Mencari dan Penyesalan

Sudah tiga hari Almera pergi dan selama itu pula semua keluarganya kelimpungan mencarinya. Namun, sampai sekarang mereka belum juga menemukan di mana keberadaan perempuan itu. Air mata terus mengalir dari mata mereka kala mengingat apa yang selama ini Almera alami. Sakit dan sesak. Mereka merasa bukan orang tua, mertua dan suami yang baik. Ya, suami. Sehari kepergian Almera, Romeo merasa bersalah sekaligus menyesal. Kali ini bukan hanya sedikit tetapi tidak dapat dijabarkan lagi. Hatinya terasa kosong, rumahnya pun sunyi. Tidak ada lagi yang berkelakuan konyol, tidak ada yang nekad memasak sesuatu hanya untuknya dan tidak ada senyum serta gerutuan kesal yang diberikan kepadanya. Citra? Romeo sudah tidak peduli dengan perempuan itu. Meskipun setiap hari datang ke rumah dan ke kantor, selalu berakhir dengan pengusiran. Tidak ada lagi rasa iba saat melihat penampilan Citra yang tidak terurus dan tidak ada pula rasa cinta y
last updateLast Updated : 2022-02-06
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status