USAI salat, Mustafa mencoba mendekati pria tua yang sedang berzikir di posisi imam. Mustafa ingin memastikan jika sosok itu tak lagi marah kepadanya. Selain itu, ia juga memperoleh informasi dari penghubung bahwa anak tertua dari pimpinannya itu sedang berada di kawasan Nicah Awe. Anak tertua dari pimpinannya itu hampir seumurannya dengannya. Dia juga Tentara Nanggroe tapi berada dalam kelompok gerilya yang terpisah. “Teungku,” sapanya pelan. Namun pria tua di depannya tak merespon. “Teungku Fiah,” katanya lagi. Kali ini pria itu menoleh ke arahnya. “Maaf menganggu zikir, teungku. Penghubung tadi menyampaikan jika anakmu, Rahman, ada di Nicah Awe,” kata Mustafa lagi dengan hati-hati. Pria tua itu tertegur. Namun dia kemudian justru menutup mata. Ia melanjutkan zikirnya. Mustafa sendiri merasa serba salah. Dia hendak turun dari balai agar tak kembali jadi sasaran kemarahan pimpinannya itu. Namun baru hendak bergerak, pimpinannya itu justru mena
Baca selengkapnya