Home / Romansa / Menantu Sultan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Menantu Sultan: Chapter 61 - Chapter 70

83 Chapters

Petunjuk

Raka Ada yang aneh dengan perasaanku, tiba-tiba saja jantungku berdebar dengan kencang dan perutku melilit seperti kram. Padahal tadi keteganganku tak sampai seperti ini saat menuju rumah Wine, tetapi sekarang saat aku menuju kota di mana Citra berada rasanya seperti mau pingsan.Kenapa aku sangat gugup? “Pak, bapak baik-baik aja? Wajah bapak seperti kurang sehat.” Tanya Reza, ia memperhatikanku dari spion.Kuanggukkan kepalaku pelan,“Aku baik-baik saja. Enggak usah khawatir.”“Bapak mau makan dulu?”“Nanti lah, aku enggak lapar sama sekali.” Tolakku.Dalam kondisi seperti ini mana mungkin aku lapar, ini adalah pertama kali aku akan bertemu dengan Citra setelah beberapa bulan tidak bertemu. Seperti apa dia sekarang? Pasti dia makin kucel dan kurus kering. Ia pasti tidak bisa hidup sebaik saat bersamaku.Huh, salah sendiri pakai bertingkah.Kalau
last updateLast Updated : 2021-10-29
Read more

Melankolis

Raka Aku nyaris tak bisa tidur semalaman, hanya berguling ke kanan dan ke kiri dengan gelisah. Aku tak paham kenapa aku segugup ini hanya untuk bertemu dengan Citra. Padahal dia bukan siapa-siapa, bukan orang yang berharga atau penting untukku. Dia cuma istri kontrakku saja.Dengan hati masygul aku memuka ponel, mengakses Instagram dan melihat postingan Maureen memenuhi beranda. Ia sedang jalan-jalan, menggunakan yacht mewah yang indah dan ada logo perusahaan Jonas di bagian depan kapal pesiar kecil itu.Cih, tentu saja.Dengan siapa lagi gadis miskin itu bisa pergi jika bukan dengan Jonas? Setelah semua kekacauan yang mereka sebabkan, semua penghinaan yang Maureen dapatkan, gadis itu tetap saja kembali ke pelukan Jonas dengan bodohnya. Mereka masih bisa bersenang-senang.Orang-orang gila.Tak tahu kenapa rasanya aku mulai kehilangan rasa sayangku pada Maureen, aku tidak ingin mendengar kabarnya, aku tak rindu bertemu dengannya
last updateLast Updated : 2021-10-29
Read more

Bedrest Total

Citra Kubuka mata, kepalaku sakit dan berputar. Perutku tidak terasa sakit seperti tadi tetapi tetap saja membuatku merasa sangat khawatir. Apa yang terjadi, ya?Lagi-lagi harus pergi ke rumah sakit, diinfus lagi, tranfusi darah lagi. Kondisiku kenapa buruk sekali? Padahal aku tidak kelelahan, aku juga tidak merasa tertekan atau stress sama sekali. Kenapa dengan diriku?Kuelus perutku, sedikit gerakan terasa saat tanganku menyentuh permukaan perutku yang buncit. Sayang, maafkan mama ya? Kamu pasti sangat kelelahan. Maafkan mama yang merasa kuat, padahal kondisi mama ternyata buruk dan harus masuk RS beberapa kali.Bertahan ya sayang? Sebentar lagi kita ketemu.“Citra, kamu sudah ngerasa enakan?”Jalu masuk ke dalam ruangan, membawa tas plastik yang berisi jus dan buah segar. Ia menyentuh dahiku, lalu mengecek infusan untuk melihat apakah lajunya lancar atau tidak. Setelah itu barulah ia menyimpan makanan yang ia baw
last updateLast Updated : 2021-10-29
Read more

Rumah Martha

Citra Perjalanan dari rumah sakit ke rumah Martha ternyata cukup memakan waktu, tak tahu satu atau dua jam lamanya dan sepanjang perjalanan aku tidak sanggup menahan kantuk. Mungkin juga karena pengaruh obat, sehingga rasa kantukku benar-benar tak mampu ditahan sama sekali.Ketika aku membuka mata, ternyata sudah berada di kota tempat tinggal Martha dan aku ingat tempat ini saat pertama kali pergi ke kota XX. Kenapa aku ingat? Sebab aku melihat pabrik-pabrik besar di sekitar kota, dan dari jalan utama pun aku bisa melihatnya.“Udah bangun?”Suara berat menyapaku, dan aku langsung terlonjak kaget saat menyadari bahwa aku sedang bersandar di bahu Jalu. Jangan-jangan sejak tertidur tadi, aku terus menerus membebani bahu lelaki itu. Jalu pasti sangat pegal, kenapa tidak membangunkan aku, sih?“Aduh, maaf. Tanganmu pasti pegal, kan?”“Apanya? Enggak kok.”“Tapi aku kan berat.”
last updateLast Updated : 2021-10-30
Read more

Perhatian Martha yang Membingungkan

Citra Aku terkesiap bangun saat merasakan hawa dingin di sekujur tubuh, dan saat membuka mata kulihat jendela masih terbuka padahal di luar sudah gelap. Karena merasa tak nyaman, aku segera menutup jendela dan meraih ponsel untuk melihat jam berapa sekarang.“Oh, udah jam delapan malam…” gumamku sambil meletakkan ponsel kembali di dekat bantal.Aku harus mandi, tubuhku terasa sangat lengket dan tak nyaman walaupun tidur dengan AC, tak berkeringat. Mungkin karena badanku yang mulai terasa berat, mudah gerah dan lipatan-lipatan tubuhku pun sering lecet.Aku sempat khawatir, tetapi saat kubaca di internet katanya hal itu sangat wajar bagi ibu-ibu yang menginjak trimester dua.Tak apa, aku menjalaninya dengan bahagia. Yang terpenting anakku bisa tumbuh dengan baik dan sehat.Kamar mandi ada di dalam kamar, aku tak perlu keluar untuk mandi atau sekadar buang air kecil. Tetapi pakaianku bagaimana ya? Tadi Martha bi
last updateLast Updated : 2021-11-05
Read more

Keguguran

Raka Perjalanan sehari semalam menuju ke kota asal membuatku setengah gila, kelelahan yang ditambah dengan ketegangan yang kurasakan, membuat aku nyaris tumbang di tengah jalan. Reza berulang kali bertanya kondisiku, bertanya ini itu yang sebenarnya tak perlu ditanyakan.Aku tak keberatan walaupun agak kesal, setidaknya dia peduli dengan kondisi yang kurasakan saat ini.“Langsung ke rumah sakit, pak?”“Iya.” Sahutku pendek, sambil menatap layar ponsel yang menyala.Lockscreennya kosong, hanya gambar bawaan dari pabrik karena aku menghapus wallpaper yang tadinya kupakai terus menerus. Foto Maureen bersamaku, satu-satunya foto kami berdua yang aku miliki.Aku sangat menyukai foto itu, sampai-sampai kupakai terus menerus sepanjang tahun. Tak pernah merasa bosan, tak pernah merasa harus menggantinya sama sekali apapun yang terjadi. Karena aku benar-benar menyukai gadis itu.Rambut pirangnya yang berki
last updateLast Updated : 2021-11-05
Read more

Merasa Enggan

Raka Setelah penolakan yang kudengar dari papanya Maureen—yang ternyata bukan ayah kandungnya, aku hanya bisa terdiam sambil memandangi gadis itu dari balik kaca. Ia mengenakan baju pasien berwarna biru, kepalanya dibebat dengan perban, ada memar dan lecet di wajahnya yang cantik. Perutnya sekarang rata, seperti sebelumnya.Bayi yang selama ini ia kandung dikeluarkan paksa, karena sudah meninggal dalam kandungan akibat kecelakaan itu.Aku masih bertanya-tanya, seperti apa kecelakaan yang terjadi. Di mana? Sedang apa? Mau ke mana? Semua pertanyaan berkecamuk di dalam kepalaku. Tak ada cemburu, walaupun kecelakaan itu terjadi ketika Maureen tengah bersama dengan Jonas. Lelaki berengsek yang membuatku benci setengah mati dengan hidupku sendiri.Iya, aku benci hidupku sendiri karena dia ada di dunia ini.Karena Jonas membuat aku terlihat menyedihkan di mata orang-orang yang kukenal, di depan mama dan ayah, di depan Maureen. Lihat sa
last updateLast Updated : 2021-11-09
Read more

Hari-Hari di Rumah Martha

 Citra Kutatap pantulan wajahku di cermin, pipiku jadi berisi dan agak bulat. Lalu kumundurkan sedikit tubuhku untuk melihat bagaimana rupa seluruh tubuhku. Perut yang membuncit, kaki yang mulai bengkak, dan kulit bagian bawah perutku juga mulai terasa gatal yang tak tertahankan.“Sebentar lagi kita ketemu, nak.” Bisikku pada si kecil di dalam perut, ia bergerak sedikit.Aku sangat senang merasakan respon si kecil. Bisa kurasakan gerakannya halus di bawah telapak tangan yang kuletakkan di atas perut. Jagoan kecil yang kunanti-nanti, maafkan mama yang tak bisa memberikan keluarga utuh untukmu.Tetapi walaupun begitu, mama berjanji akan memberikan kasih sayang yang melimpah untukmu dan mama pastikan kamu tak akan merasa kesepian di dunia ini. Kita berdua akan bersama-sama terus.“Citra, kamu di dalam?”Terdengar suara Martha di depan pintu, entah kenapa aku merasa sedikit khawatir tiap kali me
last updateLast Updated : 2021-11-16
Read more

Kunjungan Anak Cafe

Citra Setelah mendengar anak-anak café akan datang ke rumahnya, Martha sangat semangat memasak di dapur. Ia membuat Choi pan, pao isi pasta kacang merah, dan membuat es teler. Aku kagum karena semua bahan yang dibutuhkan ada di dalam lemari es milik Martha. Sepertinya perempuan nyentrik itu memang selalu menyetok semua bahan-bahan masakan di rumah, jadi saat mau memasak apapun, bahannya selalu ada.“Jangan kecapekan, ingat kehamilanmu!”“Iya, aku enggak capek kok. Aku malah senang banget.”“Iya. Tapi setelah selesai menyiapkan alat makan, duduklah.”“Tapi aku belum capek…”“Citra! Kubilang sudah, sudah! Kamu itu sedang hamil dan aku mau kamu istirahat! Aku paling tahu kondisi ibu hamil, dan aku enggak mau kamu kecapekan lagi!”Aku tak bisa menyela lagi, aku juga tidak mau membuat Martha semakin marah kepadaku. Memang maksudnya baik, ia ingin aku le
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Raka Aku sudah tak tahan lagi, hidupku sudah cukup susah sekarang, ditambah harus mengurus Maureen yang cacat. Aku memang dulu ingin hidup serumah dengannya, tetapi saat aku maish cinta padanya dan dia juga masih normal!Kalau sudah cacat begini, siapa yang mau?Aku bukan lembaga amal.Aku cuma lelaki biasa yang mendambakan cinta, aku hanya ingin memiliki seseorang yang benar-benar jadi milikku sendiri.Bukan seseorang yang harus kubagi dengan orang lain.Sejujurnya aku kesepian.“Rakaaaa! Aku lapaaar!”Kututup telingaku rapat-rapat, sudah sejak tadi Maureen berteriak-teriak padaku meminta makan. Tetapi aku tak bisa berikan apapun padanya karena tak tahu bagaimana cara memasak. Untuk membeli makanan jadi aku juga tak bisa, sebab harus menghemat uangku lebih lama.“Raka! Gerah banget sih di sini? Kenapa pake kipas angina? Aku maunya pake AC!”Teriakan Maureen masih saja bisa ku
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status