Terbebani, itu yang kurasakan setelah dokter Bianca mendudukkanku. Mungkin dia memang sengaja membuatku begitu karena ingin menggiringku mendekati kak Rama. Anehnya, yang membuatku tak habis pikir adalah aku mengetahui kenyataan bahwa sedang diarahkan, dijebak, tapi sengaja masuk perangkap. Naluriku bicara, hati kecilku membangunkan perasaan di masa lalu. Benarkah dia hampir gila karena aku dan anaknya? Lalu sekarang kambuh karena tahu anaknya telah tiada. Baiklah, sekalipun kalian tidak mempercayai, hati kecilku kini telah meyakini. Dan itu pula yang mengusik nyenyak tidurku semalam, hingga mengantarku memasuki rumah bersejarah yang menjadi titik mula segala derita. Debar itu menyerang sejak pertama kulangkahkan kaki setelah pintu terbuka. Wanita yang menatap dengan serba salah di hadapanku duduk dengan gelisah. “Tante buatkan minum dulu ya, Nin.” “Tidak usah, Tante,” jawabku tenang, harus cukup dewasa. “Saya cuma sebentar. Cuma m
Read more