Home / Fiksi Remaja / Take Me Back to Switzerland / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Take Me Back to Switzerland : Chapter 21 - Chapter 30

96 Chapters

Chapter 21 : Moments

Tiga hari telah berlalu sejak kegiatan yang dilakukan oleh Felix dan Lia sepulang sekolah tempo hari. Kini mereka menjadi lebih akrab dari pada sebelumnya. Bahkan Felix sudah mulai menjemput Lia pada pagi hari untuk berangkat sekolah bersama. Hubungan mereka pun juga diketahui oleh Marsha dan tentu saja teman-teman Felix, yaitu Haris, Putra, dan Hugo. Mereka sudah tidak heran lagi jika melihat kedua insan tersebut selalu bersama saat jam istirahat di kantin. Sama seperti hari ini, Lia sudah bersiap untuk menuju ke parkiran sekolah setelah bel pulang berbunyi dan segera menghampiri Felix yang sudah menunggunya. Marsha pun ikut bergegas bersama Lia menuju ke parkiran karena kekasihnya, Haris, juga sudah menunggu.Ketika Marsha dan Lia sudah sampai di parkiran, mereka melihat Haris dan Felix sedang berbincang dengan kedua temannya, Putra dan Hugo, yang juga berada di parkiran. Kedua perempuan itu lantas menghampiri keempat laki-laki yang sedang berbincang. Putra dan Hugo pun men
Read more

Chapter 22 : Neighbour

Hari minggu adalah hari santai bagi semua orang, termasuk Marsha. Akan tetapi, sepertinya kali ini dewi keberuntungan tidak berpihak kepada perempuan itu. Bagaimana tidak, ketika ia sedang asyik berpetualang di dalam mimpinya, terdengar suara bising motor dari sebelah rumahnya. Hal itu membuat Marsha terganggu dan segera bangun dari tidurnya. Ia kemudian turun ke lantai bawah dan menemui sang ibu yang sedang memasak sarapan di dapur. Marsha mengambil sepotong tempe goreng yang baru saja digoreng oleh ibunya. Ia lalu duduk di meja makan dan memperhatikan sang ibu yang sedang menumis sayuran.“Tetangga siapa sih, Ma? Berisik banget pagi-pagi,” ucap Marsha.Sang ibu, Indah, beralih menatap anak semata wayangnya dan berkata, “Nggak tau Mama, kayaknya tetangga baru deh. Coba kamu tengokin, Ca.” For your information, ketika di rumah Marsha biasa dipanggil Caca oleh ayah dan ibunya.“Nggak mau, Ma. Pasti dia anak nakal yang hobiny
Read more

Chapter 23 : Ex

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh tetapi Haris belum juga berangkat menuju ke sekolah sedangkan hari ini adalah jadwalnya upacara. Saat ini ia sedang berada di depan minimarket yang cukup jauh dari sekolahnya. Haris sedang menunggu seseorang. Namun, sejak tadi orang tersebut belum datang juga. Padahal mereka sudah berjanji untuk berada di depan minimarket pukul enam pagi. Akan tetapi, Haris belum melihat batang hidung orang tersebut sejak tadi. Ia pun sudah menunggu selama tiga puluh menit lamanya. Akhirnya Haris memutuskan untuk pergi meninggalkan minimarket karena ia takut jika terlambat upacara dan akan dihukum. Ketika sedang menyalakan motornya, tiba-tiba orang yang ditunggu oleh Haris datang. Orang tersebut tampak seperti habis berlari karena banyak keringat bercucuran di dahinya.“Maaf gue datengnya telat,” ucap orang tersebut.“Buruan nanti telat ikut upacara,” ucap Haris singkat. Laki-laki itu lantas m
Read more

Chapter 24 : Meet Up

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Marsha menyusul Haris ke parkiran untuk pulang bersama. Marsha baru saja mendapatkan kabar bahwa kedua orangtuanya akan menginap selama satu hari di rumah saudara mereka. Hal itu membuat Marsha sebagai anak tunggal merasa sedikit takut untuk berada di rumah sendirian. Oleh karena itu, Marsha meminta kekasihnya untuk menemani di rumah meskipun tidak sampai menginap. Perempuan itu juga sudah meminta izin kepada orangtuanya jika kekasihnya akan mampir ke rumah untuk menemaninya sampai malam.“Kita beli makanan dulu, soalnya di rumahku nggak ada makanan,” jawab Marsha.“Mau beli makan apa?” tanya Haris.“Hmm, ayam geprek mau nggak?” tanya Marsha. Haris lantas menyetujui dan menyuruh kekasihnya untuk naik ke atas motor. Setelah itu, mereka berdua segera pergi menuju ke rumah makan yang menjual ayam geprek. Mereka berdua tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di rumah makan yang menjual a
Read more

Chapter 25 : Disaster

Haris dan Karina saat ini sedang duduk berhadapan di sebuah kafe. Karina meminta kepada Haris untuk menemuinya setelah kemarin laki-laki tersebut lupa untuk bertemu dengannya. Haris pun tidak mempunyai pilihan lagi dan terpaksa menuruti perintah Karina karena perempuan itu mengancam akan memberitahu hubungan mereka kepada Marsha jika Haris tidak mau bertemu dengannya. “Mau ngomong apa buruan,” tukas Haris. Ia sudah sangat malas jika mendengar Karina mengoceh tidak jelas. “Emangnya gue mau ngomong apa? Gue cuma mau kita ketemuan aja,” timpal Karina. “Ck, kemarin lo bilang ada sesuatu yang penting,” decak Haris. Karina tampak berpikir sejenak lalu berkata, “Oh itu. Nggak ada apa-apa. Kemarin gue cuma mau lo nemenin gue di rumah.” Haris kini benar-benar sudah muak dengan perempuan yang ada di depannya. Tangannya sudah mengepal di atas meja tetapi ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Karina yang melihat hal tersebut lantas tersenyum miring. Per
Read more

Chapter 26 : The Truth

“Gila!? Lo serius?” tanya Putra. Haris hanya mengangguk lemas.Laki-laki itu sudah menceritakan semua masalahnya dengan Karina kepada Putra, Hugo, bahkan Felix. Haris sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan mantan kekasihnya yang sangat obsesif dengannya. Ia membutuhkan saran dan solusi untuk segera menyelesaikan masalah tersebut dengan meminta tolong kepada teman-temannya. Teman-temannya pun kaget mendengar cerita dari Haris, apalagi Putra dan Hugo. Mereka pikir hubungannya dengan Karina berakhir ketika selesai berfoto bersama di pantai Bali. Nyatanya, masalah mereka masih berlanjut sampai sekarang.“Marsha tau?” tanya Hugo. Haris pun menggeleng dengan cepat. Ia lalu berkata, “Dia nggak tau.  Tapi yang bikin parah itu tetangga barunya tau.”“Tetangga baru?” tanya Hugo.“Marsha punya tetangga laki-laki yang baru aja pindah minggu lalu. Dia sekarang mahasiswa semester satu, yang bikin parah lagi ter
Read more

Chapter 27 : Sunday Morning

Satu minggu lagi Ujian Akhir Semester akan datang. Banyak murid yang menghabiskan sisa waktu mereka untuk belajar dan tambahan bimbingan. Terlebih bagi murid kelas 11 yang sebentar lagi akan menginjak kelas 12. Mereka harus belajar lebih ekstra agar nantinya sanggup untuk menghadapi ujian masuk ke perguruan tinggi. Seharusnya hal ini akan terasa mudah bagi Haris karena ia diberikan kelebihan pada otaknya sehingga bisa lebih unggul dari teman-temannya. Ia tidak perlu belajar lebih ekstra karena Haris sudah lebih dahulu mendalami materi kelas 12 ketika mengikuti olimpiade. Akan tetapi, ia juga tetap mempelajari ulang materi untuk Ujian Akhir Semester besok.Namun, ketika akan mulai belajar, tiba-tiba saja sumber masalahnya datang. Karina, perempuan itu meminta kepada Haris untuk menemaninya lari pagi. Biasanya di hari Minggu ini Haris selalu mengajak Marsha untuk lari pagi bersama. Akan tetapi, mantan kekasihnya ternyata lebih cepat dalam bertindak. Buktinya kini Karina sudah b
Read more

Chapter 28 : Rejected

Tiga hari telah berlalu sejak Marsha melihat kekasihnya sedang sarapan bersama dengan perempuan yang sebelumnya ia temui di perpustakaan. Marsha tidak menyangka jika Karina yang kemarin ia temui adalah mantan kekasih Haris yang berfoto dengan Haris saat di Bali. Marsha merasa sangat bodoh karena tidak mengetahuinya terlebih dahulu. Sejak tiga hari tersebut Marsha juga menghindari untuk tidak bertemu dengan Haris. Ia bahkan tidak mengunjungi kantin ketika istirahat dan hanya keluar dari kelas saat jam pelajaran telah usai.Ishak, sang tetangga, sudah tiga hari ini mengantarkan Marsha ke sekolah. Bukan Marsha yang memintanya, tetapi ia menawarkan dirinya untuk mengantar bahkan kadang menjemput Marsha sepulang sekolah. Marsha pun tidak merasa risih dengan hal tersebut, ia justru berterima kasih kepada Ishak karena telah memberinya bantuan. Marsha juga mulai membuka diri kepada Ishak dan menjadikannya sebagai tempat berkeluh kesah selain Lia. Ia meluapkan semua perasaannya kepada
Read more

Chapter 29 : Good Day

Penjas Orkes. Salah satu mata pelajaran yang Marsha tidak sukai. Hari ini adalah hari kelima Ujian Akhir Semester dengan dua mata ujian yaitu Penjas Orkes Prakarya. Sebenarnya kedua pelajaran ini memiliki teori yang cukup mudah. Namun, yang membuatnya menjadi susah adalah praktiknya karena saat sedang pelajaran guru lebih sering mengajarkan melalui praktik kelompok. Hal itu merupakan hal yang menyenangkan bagi sebagian murid laki-laki karena lebih mementingkan fisik dibanding otak. Akan tetapi, bagi murid perempuan merupakan salah satu hal yang cukup merepotkan. Untung saja setiap pelajaran Marsha selalu mencatat apa saja yang diucapkan oleh guru sehingga ia belajar dari catatannya tersebut.Hari ini pun termasuk hari yang santai. Biasanya para murid akan duduk di depan kelas sambil belajar bersama tetapi hari ini para murid banyak yang mengunjungi kantin untuk makan. Sama seperti Marsha hari ini, ia sedang duduk di salah satu bangku di kantin bersama dengan Lana. Marsha tida
Read more

Chapter 30 : The Secret

Seperti rencana yang kemarin Haris dan Marsha buat, laki-laki itu kini sudah berdiri di depan rumah Karina untuk mengajaknya pergi. Haris sudah membuat janji dengan Karina pada hari Minggu setelah UAS berakhir untuk pergi menonton film bersama. Perempuan itu tentu saja menerima ajakan dari Haris tanpa pikir panjang. Karina tidak tahu saja jika semua ini adalah sandiwara yang dibuat oleh Haris. Laki-laki itu berusaha membuat Karina senang hingga berbunga-bunga setelah itu ia jatuhkan.Beberapa menit kemudian, Karina keluar dari rumahnya dengan balutan celana jeans panjang dan blouse berwarna merah muda ditambah dengan rambut yang diikat kuda serta make up tipis yang menempel di wajahnya. Perempuan itu tersenyum bahagia. Selain itu, Haris hanya mengenakan celana jeans hitam dan kaus putih polos dengan jaket kulit berwarna hitam. Penampilannya tentu saja membuat Karina terpesona dengan ketampanan sang mantan kekasih. Haris lantas berjalan menu
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status