Mulan memaki dalam hati. Sejak dua jam yang lalu, tak hentinya dia mendumel dengan suara kecil. Kakinya terasa lecet dan perih. Tidak perlu dilihat pun, sudah pasti kulitnya memerah karena terkelupas. “Ini gara-gara high heels sialan!” umpatnya, memandang penuh dendam pada benda yang membungkus kakinya dan sangat menyiksa. “Sayang, kamu mengumpat?” tanya Joe, anak ketiga dari keluarga Walter yang ternama, seorang pemuda yang sementara harus Mulan sapa dengan panggilan “Kakak”. Mulan menggaruk pipi kanannya pelan, memasang senyum bodoh untuk menutupi kegugupannya. “Nggak kok. Kakak salah dengar saja.” Alis Joe bertaut, menatap gadis di hadapannya—orang yang dia kira adalah adiknya—dengan aneh. “Serius?” “Iya.” Kepalanya mengangguk kuat. Joe tersenyum dengan wajah lega. Cepat sekali percaya pada jawaban yang didengarnya. Dia mengusap pelan rambut Mulan, hal yang sering dilakukannya pada sang adik. “Baiklah. Mungkin Kakak memang
Last Updated : 2021-06-22 Read more