Bab 74 Abah Dul memapah tubuhku yang agak sedikit besar dibanding dengannya. Aku mencoba berjalan menyusuri jalan setapak di perkebunan itu menuju gang jalan keluar. "Mas Pram beneran mau pulang sekarang. Gak nunggu sampai badannya enakan dulu," ujar Abah Dul. "Gak, Abah. Keluarga pasti khawatir mencari keberadaanku. Apalagi menghilang tanpa jejak. Bagaimana nanti istriku sedih?" sahutku sambil berjalan menahan rasa sakit di kaki. "Nanti Abah antar naik taksi, Mas Pram!" "Abah gak tega membiarkan Mas Pram pulang sendirian naik taksi. Apalagi Mas Pram sedang sakit saat ini," kata Abah Dul. "Makasih, Bah. Nanti saya kenalkan dengan istri dan anak-anaku," jawabku terharu mendenga
Terakhir Diperbarui : 2022-01-11 Baca selengkapnya