Beranda / Romansa / Sexiest Journalist / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Sexiest Journalist: Bab 71 - Bab 80

107 Bab

Khawatir

Gemi hampir tidak bisa menidurkan pikirannya semalaman. Ia tidak bisa menebak-nebak, apa yang tengah dipikirkan oleh Lee saat ini. Pria itu terlihat begitu tenang meskipun Gemi tahu, kalau semalam Lee benar-benar menekan seluruh emosi yang ada di dalam dada. Mengingat Geeta adalah sahabat dari mendiang istri Lee dahulu kala, Gemi yakin, kalau pembicaraan semalam dengan Lee, pasti sudah membuat pria itu syok. Lee juga terlihat lebih diam daripada kemarin-kemarin, ketika pria itu pulang dan menghabiskan liburan di rumah. “Mas, aku—“ “Ke mana Chandie?” putus Lee yang sedang berada di ruang tengah dan masih sibuk dengan tabletnya. “Masih telponan sama ibu di kamar, ada mbak Asri sama Raka juga di rumah,” Gemi menghampiri Lee yang ada di sofa dan duduk di sampingnya. Gemi menghela sejenak untuk menguatkan hati, setelah itu ia menoleh pada Lee yang masih saja menatap benda persegi yang ada di tangannya. “Soal semalem—“ “Nggak perlu dibahas,”
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-18
Baca selengkapnya

Jangan Dekat-dekat

Kembali pindah ke Surabaya dan menempuh hidup baru, sepertinya bukan hal yang buruk. Meninggalkan semua masa lalu di belakang dan menjalani masa depan bersama keluarga kecil yang bahagia, tentu saja merupakan tawaran terbaik.Namun, masih ada beberapa tanggung jawab yang tidak bisa dilepas Gemi begitu saja di Metro. Gemi harus menjalankan dan merampungkan semua rencananya terlebih dahulu, barulah ia akan mengundurkan diri dari Metro.Atau, jika memang Pras berbaik hati, Gemi bisa saja kembali dipekerjakan di Metro Surabaya. Tentu saja dengan divisi yang berbeda dengan Lee. Itu pun, kalau Pras masih berkenan mempekerjakannya, jika tidak, Gemi juga tidak menuntut apapun. Mungkin, mencoba menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk kedua anaknya, sudah cukup bagi Gemi.“Pagi, Bu Gemi,” satu sapaan ramah dari seorang gadis di balik meja front office, membuat Gemi berhenti sejenak.Pagi-pagi sekali, Lee sudah berangkat kembali ke Surabaya. Tentunya di
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-19
Baca selengkapnya

Skandal

“Waktuku cuma sedikit.” Gemi bangkit dari sofa setelah Harsa keluar dari ruangannya dan menutup pintu. Gemi beranjak menuju meja kerja dan duduk pada kursi kebesarannya. Mengambil ponsel dan menghubungi Lee saat itu juga dalam senyap. Tanpa diketahui Aries sama sekali.“Rapat redaksi masih setengah jam lagi, Gem.” Aries pun ikut beranjak lalu duduk pada salah satu kursi yang berada tepat bersebrangan dengan Gemi.Meletakkan ponselnya yang sudah tersambung dengan Lee di balik kalender duduk yang ada di atas meja, Gemi lantas menarik kursi berodanya sedikit lebih maju. Ia menghela sejenak, lalu melirik benda pipih yang menyala di sampingnya sekilas.“Jadi, ada perlu apa sampai jauh-jauh datang ke sini?” Gemi benar-benar tidak ingin berbasa-basa dengan pria ambisius seperti Aries.“Aku telpon Rudi kemarin, dan dia bilang kamu sudah jadi pemred Metro sekarang. Selamat, ya!” ujar Aries dengan tulus. “Akhirn
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-20
Baca selengkapnya

Kemiripan Fisik

Gemi yang baru selangkah keluar melewati pintu lobi Metro Ibukota, sontak menahan geramannya. Maniknya bersirobok tajam dengan Aries, yang baru saja terlihat menutup pintu mobilnya di parkiran. Pria itu dengan santainya berjalan menghampiri Gemi, yang berdiri mematung tepat di depan pintu lobi. Gemi sedikit menggeser tubuhnya ke pinggir pelataran kantor agar tidak menghalagi orang yang lalu lalang. “Mau apa lagi ke sini? Kamu mau kita jadi bahan gosip?” desis Gemi yang benar-benar memelankan suaranya. Maniknya pun sibuk berlari dan mengawasi tiap orang yang mungkin saja menaruh rasa curiga pada Gemi dan Aries. “Aku belum selesai bicara tadi pagi.” Pandangan Aries turun sejenak untuk memperhatikan perut Gemi yang memang tidak terlihat terlalu besar. “Masih ada hal yang harus kita bicarakan.” “Sudah aku bilang, ini anaknya mas Lee, suamiku,” tegas Gemi lalu melengos meninggalkan Aries begitu saja. Kalau begini terus-terusan, sepertinya Gemi akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-22
Baca selengkapnya

Pindah

Gemi yang lebih dulu bangun daripada Chandie, langsung pergi ke kamar mandi. Seperti biasa, ia akan mengeluarkan isi perutnya terlebih dahulu, setelah itu barulah tubuhnya bisa merasa lega meskipun merasa sedikit lemas. Setelah mencuci muka dan menyikat gigi, Gemi keluar kamar terlebih dahulu untuk mencari sesuatu guna mengisi perutnya. Membiarkan Chandie yang masih tidur dengan lelapnya di atas ranjang. Gemi terkesiap. Sampai harus mengusap maniknya, karena masih tidak percaya dengan seseorang yang dilihatnya saat ini di ruang tengah. "Mas Lee?"  Dengan perlahan dan sedikit ragu, Gemi menghampiri pria yang saat ini tengah sibuk dengan tabletnya. Duduk di sampingnya dan Gemi langsung menyentuh tangan pria itu. Ternyata, ini bukan mimpi. Lee yang duduk di sampingnya kini benar-benar nyata. "Kapan kamu balik, Mas?" tanya Gemi yang keheranan. "Kok ... gak ada ngomong-ngomong kalau mau pulang lagi?" Bukannya Lee kemarin pagi baru bera
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-22
Baca selengkapnya

Demi Kita Semua

"Apalagi sekarang?"Andai saja, Pras tidak membutuhkan Lee untuk membesarkan perusahaan medianya, ia pasti akan melayangkan protes karena seharusnya Lee berada di Surabaya saat ini. Bagi Pras, memiliki seseorang yang jujur dan ahli di dalam bidangnya, adalah sebuah aset yang sangat berharga. Untuk itulah, Pras masih bisa bersikap longgar pada Lee."Aku ada rencana mau bawa Gemi menetap di Surabaya, Pras. Mungkin nggak sampai dua bulan lagi. Setelah anakku lulus TK."Pras yang masih duduk di kursi kerjanya itu langsung beranjak menghampiri Lee. Duduk pada arm chair, lalu mengusap dagunya seraya berpikir. “Kalian berdua ini, merepotkan.”Lee melepaskan satu tawa sinisnya pada Pras. “Dan kamu juga sudah tahu apa alasannya.”“Aries Gautama!” Pras membuang kasar napasnya. Sama sekali tidak ingin mencampuri urusan Lee dan rumah tangga pria itu.“Sejak kapan kamu tahu, Pras?” Entah mengap
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-23
Baca selengkapnya

Percaya

“Kenapa nggak tunggu sampai lahir aja, sih, Gem?” Sudah berkali-kali Audi melayangkan protes pada putrinya, tapi, tetap tidak mampu mengubah isi pikiran Gemi. Meskipun, alasan yang dilontarkan Gemi sangatlah masuk akal, yakni bertepatan dengan kelulusan Chandie dari TK. Gemi tersenyum seraya membereskan beberapa surat-surat penting yang ada di kamar Lee. Setelah mengantarkan Chandie ke sekolah, dan kembali ke rumah. Gemi sudah mendapati sang ibu sedang mengobrol santai dengan Sari di dapur. Akhirnya, usaha Lee untuk membawa Gemi pindah ke Surabaya terwujud sudah. Meskipun dengan susah payah, akhirnya Lee bisa mendapatkan pengganti Gemi untuk menjadi Pemimpin Redaksi Metro. Pria yang benar-benar bisa meneruskan rancangan dan visi misi Gemi, dalam mengembangkan perusahaan Media tersebut.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-26
Baca selengkapnya

Sedikit Perdebatan

Bibir Gemi mengerucut menahan senyum. Meskipun lelah setelah menempuh perjalanan dengan kereta dengan tujuan Surabaya, tapi hatinya langsung merasa sejuk seketika.  Yang Gemi tahu, Lee selama di Surabaya tinggal di apartemen. Namun, di depan Gemi saat ini, sudah ada sebuah rumah mewah yang lingkungannya benar-benar asri. Meskipun tetap saja hawa panas menyengat khas kota Surabaya, tidak akan hilang menusuk pori. Tidak seperti Gemi yang masih berdiri di teras dan mematung menatap kagum. Chandie sudah berlari menyusuri rumah yang pintunya baru saja dibuka oleh Lee. “Mama, jangan panas-panas,” teriak Chandie dari salah satu jendela rumah. “Ayo masuk, di sini dingin.” Pasti karena pendingin ruangan yang baru saja dinyalakan, batin Gemi. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-26
Baca selengkapnya

Upah

Gemi terpaku di depan lemari pendingin. Menggigit bibir ujung bibir bawahnya dengan erat. Sama seperti lemari pendingin yang ada di rumah Lee di Jakarta, selalu saja tersedia sosis dan nugget di dalam sana. Kemudian, Gemi menoleh ke arah kanan, terlihat tumpukan telur yang ada di samping kompor. Setelah seharian kemarin mereka makan dengan delivery order. Pagi ini Gemi ingin memakan makanan rumah saja. Sempat berada di rumah Lee selama sebulanan, Gemi sering memperhatikan Sari ketika sedang memasak di dapur. Gemi pun tidak segan untuk bertanya mengenai beberapa bahan masakan serta cara memasak yang memang tidak ia mengerti sama sekali. Meskipun, masih belum terlalu ahli seperti Sari, tapi Gemi sudah bisa membuat sarapan sederhana yang berbahan dasar telur. Hanya tinggal mencampur semua bahan menjadi satu, sedikit bumbu, kemudian tinggal dimasukkan ke penggore
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-01
Baca selengkapnya

Pelangi Setelah Hujan

Akhirnya, setelah sekian lama jarak itu terbentang, karena sebuah ujian dalam pernikahan mereka. Kali ini Lee bisa benar-benar menatap Gemi secara intim seperti sekarang. Bisa menyentuh wajah cantik yang kerap menghiasi mimpi dan angannya ketika berjauhan. Lee benar-benar merindukan kedekatan mereka seperti dahulu kala. Hanya berdua, bercanda, berdebat dan bermanja. “Mamaaa ….” Namun, keberuntungan sepertinya belum berpihak pada Lee saat ini. Baru saja kepalanya menunduk, untuk menyentuh dan merasakan bibir manis yang sudah lama ia rindukan, suara putrinya langsung menggema mengisi dapur. Seketika itu juga tubuh Lee merosot jatuh. Berjongkok di depan kitchen set, tanpa memiliki alasan yang jelas. Ia hanya reflek melakukan semua itu dan merasa bodoh sendiri.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status