Tunggu dulu … dia adalah pria yang mencium Elora di kelab malam seminggu yang lalu. Elora berusaha menyembunyikan wajahnya dibalik gelas plastik kopi, yang tentu saja percuma, dan mendesak dirinya sendiri lebih ke sudut. Elora berharap bisa melebur bersama dinding lift, atau menghilang tiba-tiba dari kotak kecil ini. Saat pria itu masuk, mata mereka bertemu, dan Elora langsung mengingatnya. Sepasang netra berwarna biru kobalt yang berpendar. Elora kira malam itu dia mengenakan lensa kontak, namun sepertinya itu warna asli matanya. Indah … dan dingin. “Apa aku mengenalmu?” Si pria bertanya, suaranya tanpa minat. Mungkin dia sudah sering berhadapan dengan cewek-cewek, jadi dia bersikap seolah tak punya ketertarikan pada Elora. Seharusnya dia sadar bahwa Elora juga tidak punya minat untuk bercakap-cakap. Elora tak lantas menjawab pertanyaan itu, ia menunduk dan mengangkat gelas kopinya agar menutup sudut wajah yang terekspos. “Tidak,” jawab Elora
Huling Na-update : 2021-07-05 Magbasa pa