Lunar berdiri dengan kepala tertunduk dan air mata yang menetes dari kelopak matanya. Di sampingnya, ada Luna Andin yang juga berdiri dengan memakai pakaian hitam tanda berkabung. Jika hitam adalah pakaian Luna Andin untuk menunjukkan bahwa ia berkabung, maka tidak untuk Lunar. Ia memakai pakaian biasa berwarna abu-abu. Hanya ada mereka berdua di tempat itu. Di sana , di depan mereka berdua berdiri, ada sebuah gundukan yang tanahnya sudah kering. Entah sudah berapa lama gundukan tanah itu dibuat, Lunar tak tahu. “Luna, aku tak tahu harus berkata apa lagi selain maaf dan terima kasih. Maaf, Luna. Aku tidak bisa menepati janjiku untuk melindungi Alpha. Terima kasih juga, Luna. Karena telah memberikanku waktu hingga aku sembuh,” ujar Lunar. Kepalanya masih tertunduk, dan isakan kecil masih sesekali terdengar darinya. “Tidak apa, Deltha Lunar. Kau sudah berusaha semampumu. Aku tidak akan menyalahkanmu atas
Last Updated : 2021-06-30 Read more