Dhuar!
Sebuah ledakan besar terjadi di area yang akan Lunar kunjungi. Lunar yang mendengar itu terkesiap dan melihat di antara pepohonan ada asap tebal membumbung. Bulan mati telah terbit, tetapi keadaan masih belum terlalu gelap dan penglihatan Lunar masih bisa melihatnya dengan jelas.
“Aku ha-“
Ucapan Lunar harus terputus saat ia memalingkan mukanya kembali ke arah sosok itu, ia tidak mendapati lagi sosok itu di tempatnya. Ia bingung. Hanya separuh mukanya yang terlihat, itu pun hanya bagian bawah. Rambut dan sekujur tubuhnya sama sekali tak bisa terlihat karena tertutup jubah panjang yang membalut seluruh tubuhnya. Namun, satu hal yang Lunar ingat adalah suaranya. Ia akan mengingatnya, dan akan berusaha untuk menemukannya hanya dengan petunjuk suara itu.
Setelah tidak mendapati sosok itu di tempatnya, Lunar bergegas pergi menuju tempat ledakan itu. Ia berlari dengan kecep
Entah kebetulan atau tidak, saat Lunar telah mendekati tempat ia akan melancarkan serangannya, Lunar menemukan bahwa dirinya berada tak jauh dari tempat pertama kali ia bertemu dengan Davian. Tak terasa, air mata kembali menitik dari kelopak mata Lunar. Ia harus berkorban. Atau jika tidak ia akan kehilangan banyak warga pack dan juga alpha-nya.Jleb!“Arrggghhhhh!”Satu panah yang dilontarkannya berhasil mengenai lengan kanan Davian, membuat mate-nya itu menoleh padanya dan berhasil menyelamatkan beberapa warrior yang akan diserang oleh Davian. Lunar bersyukur, setidaknya kali ini rencananya berhasil.Panah itu cukup bisa membuat luka untuk Davian karena ujung panah itu adalah perak, serat akar wolfsbane dan racun tanaman vervain. Perak adalah logam kelemahan vampire serta werewolf, akar wofsbane banyak mengandu
“Lunar!” teriak Dion saat menyadari Lunar melakukan hal yang tak diduganya.Akan tetapi, teriakan Dion telah terlambat karena Lunar telah sampai di tengah-tengah mereka. Dion mematung saat melihat bagaimana keadaan lunar yang berada di antara mereka berdua. Perlahan, tremor mulai melingkupi tubuhnya yang mulai melemas.Di sana, di tempat yang tak jauh darinya yang keadaannya terkunci oleh vampire itu, Dion menemukan bahwa Lunar terhimpit di antara keduanya. Dion tak bisa memastikan apapun. Namun, ia sangat yakin jika keadaan Lunar sama sekali tidak sedang baik-baik saja.“Tak seharusnya kau ikut campur dalam masalah ini, Shewolf!” ujar vampire itu dengan nada dingin. Tangannya yang memegang pedang panjang itu ia gerakkan perlahan dan menimbulkan ringisan di bibir Lunar yang mulai ternodai darah yang keluar dari mulutnya.“Maaf,” bisik Lun
Lunar berdiri dengan kepala tertunduk dan air mata yang menetes dari kelopak matanya. Di sampingnya, ada Luna Andin yang juga berdiri dengan memakai pakaian hitam tanda berkabung. Jika hitam adalah pakaian Luna Andin untuk menunjukkan bahwa ia berkabung, maka tidak untuk Lunar. Ia memakai pakaian biasa berwarna abu-abu. Hanya ada mereka berdua di tempat itu.Di sana , di depan mereka berdua berdiri, ada sebuah gundukan yang tanahnya sudah kering. Entah sudah berapa lama gundukan tanah itu dibuat, Lunar tak tahu.“Luna, aku tak tahu harus berkata apa lagi selain maaf dan terima kasih. Maaf, Luna. Aku tidak bisa menepati janjiku untuk melindungi Alpha. Terima kasih juga, Luna. Karena telah memberikanku waktu hingga aku sembuh,” ujar Lunar. Kepalanya masih tertunduk, dan isakan kecil masih sesekali terdengar darinya.“Tidak apa, Deltha Lunar. Kau sudah berusaha semampumu. Aku tidak akan menyalahkanmu atas
“Deltha Lunar, sekarang jadwal jagamu di perbatasan tenggara, ya!” Lunar mengangguk pelan mendengar perintah dari gamma yang bertugas memberitahukan jadwal jaga. Padahal, dalam hatinya Lunar telah bersorak gembira. Tidak mungkin, kan, ia balas dengan antusias? Bisa-bisa, gamma tadi menyelidiki tentang perubahan hatinya. Perbatasan tenggara, tempat di mana ia dan Davian bertemu untuk pertama kali. Di tempat itu pula, ia mengikat janji kepada Davian bahwa ia bisa menemuinya jika sedang dalam penjagaan perbatasan. “-dan kau akan bertugas sediri. Alexa sedang bertugas di tempat lain,” imbuh gamma itu. Lunar semakin merasa bahagia. Itu artinya, ia bisa leluasa melakukan apa pun dengan mate-nya. Tentu, melakukan apa pun dalam hal ini adalah hanya berbincang banyak hal. Bukan yang lain. Apa lagi mating. Hey! Ia masih cukup waras untuk tidak melakukannya. Ia percaya akan ada saatnya nanti ia mengenalkan Davian ke pemimpin pack. Tidak untuk saat ini. I
“Lunar, aku mencintaimu. Hiduplah dengan baik, Mate.”Lunar tak bisa menahan tangis saat ia melihat tubuh Davian yang perlahan meringkuk dengan sebuah pedang yang menembus jantung hingga ke punggung. Tubuh tegap yang dulu pernah merengkuhnya dalam dekapan itu kini bermandikan darah. Lunar tak sanggup melihatnya. Ia ingin memalingkan muka atau menutup mata akan keadaan Davian, tetapi yang ada ia tak mampu melakukannya. Ada hal tak kasat mata yang seolah membuatnya tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya.“Argh!”Lunar berusaha berteriak dengan lantang. Anehnya, tak ada suara yang keluar sama sekali dan hal itu membuatnya teramat frustasi. Ia juga menangis, hanya saja air mata itu sama sekali tak bisa Lunar rasakan alirannya. Ia bisa merasakan jika ia menangis karena matanya terasa buram dan kembali jernih ketika ia berkedip.“Moon Goddess, mengapa menjadi seperti ini?” bisiknya. Ia menatap lekat-lekat pedang yang selalu
Kaki jenjang berbalut rok lipit lima senti di atas lutut itu bergerak dengan ritme yang sama. Tak terlalu lambat, juga tak terlalu cepat. Seolah hawa dingin yang mulai merebak sama sekali tak menganggu kulit putih itu. Akan tetapi, disadari atau tidak, hawa dingin tak akan berpengaruh padanya selama ia dalam keadaan tubuh yang sehat. Dia manusia serigala, dan udara dingin sama sekali tak akan berpengaruh padanya.“Tidak adakah hal istimewa yang terjadi padaku hari ini?” bisiknya.Lunar mendecak sebal karena lama-lama ia bosan pada kehidupannya yang monoton. Bangun tidur disambut sinar matahari sebentar, bersiap, sarapan, lalu berangkat menuju sekolah. Tak ada yang berbeda, hanya untuk setiap akhir pekan saja ia bangun lebih siang karena malam harinya ia bekerja.Sudah beberapa bulan terakhir Lunar tidak bekerja sebagai pramusaji di café yang dulu guide bernama Alice kenalkan padanya. Hal itu dikarenakan ia telah memiliki pekerjaan yang menghas
“Jadi, Gadis Kecil, kau siap?” lanjutnya.“Aku siap!” ujar Lunar mantap.Pria yang berprofesi sebagai wasit itu tersenyum mencemooh. Siap? Maksudnya siap dengan apa? Bertarung hanya menggunakan hoodie dan rok pendek seperti itu?Lunar yang menyadari jika ia salah kostum, tersenyum mengejek. Bukan pada pria di hadapannya, melainkan mengejek dirinya sendiri yang bisa-bisanya menantang seseorang bertarung dengan menggunakan rok seperti ini.Namun, seolah mengingat sesuatu, ia mendongak dan menatap tajam ke dalam manik pria yang masih memegang mikrofon itu. “Aku memakai celana pendek. Kalian tidak perlu khawatir celana dalamku akan terlihat. Jadi, bisa dimulai?” tanyanya.Baiklah! Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan untuk sekarang. “Malam ini, kita bisa melihat pertunjukan yang lain dari malam-malam sebelumnya. Di sini, kita akan sedikit cuci mata karena kehadiran gadis kecil yang akan mewarnai malam kita ka
Lunar akui, ketahan tubuh pria kekar di hadapannya tergolong baik untuk ukuran manusia. Beberapa menit sudah terlewati, dan pria itu masih menunjukkan kekuatan yang sama. Sial! Jika seperti ini, Lunar mulai khawatir. Khawatir karena bisa saja ia menggunakan kekuatan yang lebih banyak untuk menghadapi pria kekar itu. Sebagai mantan warrior, Lunar memiliki banyak pengalaman dalam bertarung. Meski tidak sebanyak warrior lain, tetapi untuk hal ini seperti ini adalah bukan hal baru lagi untuknya. Ingat statusnya! Sebagai status langka, ia terbiasa bertarung dengan kondisi tubuh manusianya. Jangan heran, di tubuh kecil yang mereka pandang, terdapat jiwa mengerikan yang bisa membunuh mereka begitu saja. Penonton yang mulai bosan berteriak agar mereka segera mengakhirinya. Kebanyakan, dari pendukung pria kekar itu. Sedang dari pihak pendukung Lunar, kebanyakan dari mereka terdiam, seolah menunggu sesuatu yang menarik. Seolah mereka sudah tahu hasilnya seperti apa.
Air mata Lunar tak bisa terbendung lagi saat ia berhadapan dengan wanita yang memiliki paras rupawan, kulit pucat khas vampire, dan rambut merah panjang lurus yang digerai dan menambah kesan menawan. Sebelum ini, ia telah diberitahu bahwa wanita itu adalah ibu kandungnya, sosok yang telah melahitkan ia ke dunia dan melewati banyak hal hingga kini. “Mm-Mom?” lirih Lunar. Ia ingin memastikan bahwa siapa yang ada dihadapannya adalah sang ibu. “Tentu saja bukan. Dia ibuku, Sepupu! Jadi, jangan mengaku bahwa ibuku adalah ibumu.” Karin datang dan menghalangi pandangan unar pada sosok yang awalnya ia akui pandang sebagai ibunya. “Ced!” Lunar membentak Cedrick karena merasa dipermainkan. Tadi, pria vampire yang menjadi pasangannya itu sudah mengatakan bahwa ibunya memiliki rambut merah panjang yang indah dan kulit pucat khas vampire. Lalu, apa ini? Mengapa saat ia menemukan wanita dengan ciri itu, Karin malah mengakuinya sebagai ibu. Ia malu. Sangat malu karena telah
“Kau benar, Sean. Lunar masih memiliki anggota keluarga lain. Ia memiliki bibi dengan keluarga yang utuh dan semua keluarganya adalah vampire.” Sean melupakan satu hal, bahwa tuannya itu memiliki kemampuan untuk membaca pikiran orang lain. Tentu Cedrick akan dengan mudah membaca apa yang ia pikirkan. Akan tetapi, ia tergelitik dengan informasi yang Cedrick bawakan untuknya. Keluarga Lunar dari pihak ibu adalah vampire? “Master. Setahuku, Lunar tidak memiliki aroma vampire sama sekali. Aku sudah dekat dengannya selama bertahun-tahun dan sama sekali tak bisa menemukan kejanggalan itu. Jika ibu Lunar manusia, aku sudah tahu. Aroma manusia tercium samar dari tubuh Lunar.” Sean mengeluarkan apa yang ia pikirkan dan kini enggan hanya memendamnya dalam hati. Untuk apa dipendam? Bukankah tuannya bisa membaca pikiran? Ia pendam pun pasti Cedrick akan mengetahuinya dengan mudah. Untuk kalangan musuh, kemampuan itu terlihat sangat berbahaya. Namun, kau akan aman jika be
Perjanjian darah mereka lakukan untuk menegaskan hubungan mereka sebagai tuan dan bawahan. Sean adalah watcher, yang berarti saat ia ditugaskan di luar pack, semua kenangan yang ia miliki akan terhapus. Hal itu memang sudah seharusnya dilakukan agar saat mereka bertugas, para watcher tak akan memikirkan keluarga.Watcher adalah milik pack sepenuhnya. Berbeda dengan warrior yang mempertahankan ingatan dan kesadaran mereka, watcher harus mejadi alat yang sempurna untuk kepentingan pack. Jadi, mereka diharuskan untuk kehilangan jati diri dan menjadi pribadi yang lain.Kematian Sean adalah hal terencana dan menjadi sebuah rekayasa yang bagus dari Cedrick untuk mengelabuhi pack. Cedrick melakukan banyak hal untuk membuat tanda yang menunjukkan bahwa Sean dan kawanannya telah habis tak tersisa oleh penyerangan rogue dan membawa sisa dari mereka untuk dijadikan bawahan.Alhasil, tiga dari kelompok watcher yang mencakup Sean di dalamnya kini berada di bawah perlindungan
“Kau sudah melakukan tugasmu, Sean?” tanya Cedrick pada Sean yang mndatanginya di kamar yang biasa ia gunakan untuk menginap di kediaman itu.Waktu sudah berlalu, dan Lunar masih belum sadar dari pingsannya.Sean mngangguk pelan dan berucap, “Aku yakin Lunar akan baik-baik saja, Master. Lunar delta yang kuat dan aku yakin dia tak akan mengingat apa pun dari pertempurannya dengan Arthur.”“Lalu kau? Apakah kau sudah mengingat banyak hal?” tanya Cedrick. Ia tak memalingkan pandangannya sama sekali dari Lunar yang masih tak sadarkan diri dan terbaring di ranjang. Baginya, tak ada hal yang penting selain Lunar.“Kurasa, hampir sepenuhnya ingat, Master. Hanya beberapa memori penting di masa kecil yang sulit untuk kuingat kembali.”“Lalu tentang Lunar?”“Sudah semua, Master.”“Bagus. Kau bisa beristirahat dan lakukan apa hal yang ingin kau lakukan, Sean. Tugasmu s
“Argh!”Arthur memekik hingga pekikannya membuat binatang yang berada dekat dengannya terkejut. Tak menyangka bahwa serigala Nathaline akan mematahkan tangannya dan sekali tarikan dengan gigitannya. Jika gigitan Nathaline tadi masih berupa luka, kini lengan Arthur sudah putus hingga sendi lengannya.Darah yang mengucur tak bisa lagi terelakkan, dan untuk pertama kalinya sejak Arthur bisa bertransformasi dan menemukan statusnya, ia menangis. Air matanya keluar tanpa mampu ia cegah saat menyadari Nathaline dengan buas memakan tangan yang ia dapatkan.Jika sudah seperti ini, akan sulit untuk Arthur bisa bertarung dengan baik karena jika berubah ke bentuk serigala, Arthur tak bisa lagi menggunakan empat kaki untuk berlari. Kehilangan satu kaki berarti tak bisa berlari kencang dan bertarung dengan kedua cakar depan, karena saat were kehilangan salah satu anggota gerak, maka tubuh serigalanya juga memiliki kekurangan.Mau bagaimana lagi, perubahan s
Andai Lunar telah mating, Cedrick harus melewati serangkaian hal untuk menghilangkan tanda itu. Bodohnya ia, yang ketika melakukan klaim pada Lunar tak menyadari ada tanda atau tidak.“Bagus, Lunar Sayang. Kau memberiku pertunjukan yang bagus. Ah, tidak, Nathaline-ku,” lirih Cedrick. Ia begitu mengagumi cara bertarung Lunar yang tak bisa disamakan dengan apa pun yang pernah ia lihat. Lunar dan Arthur jelas memiliki pelatihan gaya bertarung yang sama. Jadi, masih sulit untuk bisa menebak siapa dari mereka yang akna memenangkan pertandingan kali ini.Arthur boleh saja memiliki badan dan kekuatan alpha dan pengalaman yang lebih banyak dari Lunar, tetapi ia memiliki luka di lengan akibat gigitan Lunar dan tubuh yang belum pulih sepenuhnya. Apalagi efek dari rantai perak juga belum sepenuhnya bisa ia netralkan. Jadi, Lunar yang masih awam tentang pertarungan berat dan usia yang belia bisa menjadi lawan yang setara dengannya.Serigala Nathaline memiliki ke
“Grrr!”Geraman itu semakin terdengar menakutkan, dan pergerakan Lunar semakin agresif. Arthur tentu kewalahan untuk menghindar di saat kekuatannya masih belum pulih seutuhnya.“Lihat! Kau baru saja mengataiku pengecut, tetapi kau sendiri tak lebih baik dariku.” Cedrick mencemooh sikap Arthur yang tadi menghinanya, kini berbalik menyerang Arthur sendiri.Sementara Lunar menangani Arthur, Cedrick berusaha mencari celah untuk mengembalikan kesadaran Lunar karena semakin lama, pergerakan Lunar mulai semakin buas. Ia tak segan untuk melukai bahkan menyeruduk lawannya hingga kewalahan. Di saat itu, Cedrik terpikir untuk melakukan satu cara yang menurutnya masih diragukan.Meski ragu, tak akan ada salahnya untuk mencoba, kan? Bukankah hidupnya selama ini tak jauh-jauh dari kata risiko? Maka dari itu, untuk kali ini ia akan mengambilnya lebih banyak untuk peruntungan besar.“Art, pancing Lunar keluar!” perintah Cedrick.
Nathaline menggeram.Jiwa lain dari Lunar itu menyalak bak serigala liar lapar yang tengah bertemu mangsa. Mata yang berkilat marah membuat suasana tambah mencekam untuk ruang pengap yang tak memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik itu. Sayangnya, hal itu tak sanggup untuk membuat Cedrick menunjukkan raut wajah ketakutan.Cedrick menghadapi Lunar dengan santai seolah Lunar hanya hewan peliharaan yang butuh dijinakkan kembali, sangat berbeda dngan Arthur yang sesekali tertawa melihat serigala Nathaline dan Cedrick.Saat Nathaline menghampiri Cedrick, Vampire itu langsung menghindar. Begitu seterusnya hingga Arthur bosan melihatnya. Nathaline tangguh dalam mengejar Cedrick, dan Cedrick tak ada tanda-tanda untuk menyerang werigala yang menjadi sisi lain dari pasangannya itu.“Kau membosankan, Vampire! Apa kau tidak ingin memberikan pertunjukan yang bagus untukku? Aku bosan terkurung di ruang pengap ini,” ucap Arthur. Apa yang membelenggunya
Cedrick tak ingin Lunar berubah menjadi serigala biasa. Ia tahu, bahwa perubahan paling rentan mereka yang berjiwa deltha adalah saat mereka mengambil wujud serigalanya. Karena itu, sudah saatnya ia muncul dan menghentikan apa yang terjadi pada Lunar.Lihatlah! Lunar telah hampir mengeluarkan rupa serigalanya. Kukunya memanjang, kulitnya mulai ditumbuhi bulu halus dari serigalanya yang berwarna abu, dan matanya, perlahan berubah warna.“Lun, dia hanya memprovokasimu. Davian tidak mengalami hal seperti itu. Percayalah padaku,” bisik Cedrick tepat di telinga Lunar. Lunar memang tak memberontak dan hanya terkesan diam. Namun, tubuhnya bergetar dengan air mata yang terus menerus mengalir dan gigi yang gemeretuk.“Aku ada di sana, dan seperti yang telah dikatakan vampire itu bahwa aku tak bisa berbohong. Deltha! Apa kau tidak ingin bergabung dengan mate-mu? Ingat bagaimana kenangan kalian terjadi dan lenyap begitu saja.”Arthur masih me