Home / Romansa / Istri Nomor Dua / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Istri Nomor Dua: Chapter 21 - Chapter 30

61 Chapters

Bab 20

Kak Sean :Sebenarnya apa saja kerjamu di sana Rara? Menjual diri? Kenapa sampai ada gosip seperti ini? Apa kau benar-benar sejalang itu, ya?” Aku hanya bisa mendesah lelah, saat membaca rentetan pesan masuk dari Kak Sean, yang pedasnya sudah tidak bisa diragukan lagi. Benarkan dugaanku? Dia tidak ingat kejadian malam itu. Buktinya dia menuduhku seenaknya, tanpa mau repot b**a-basi terlebih dahulu. Padahal semua gosip ini juga hasil kelakuannya yang menyembunyikan pernikahan kami, juga memperkosaku. Jadi, dia juga punya andil besar dalam terciptanya gosip ini. Apa dia tidak berpikir sama sekali?” Kak Sean :Saya tidak mau tahu, Rara. Kamu harus pulang segera ke Indonesia, untuk memberikan penjelasan atas gosip itu. Kalau tidak? Jangan salahkan jika saya seret kamu ke sini dengan cara saya!” Penjelasan apa yang dia mau? Apa dia benar-benar tak bisa mengingat sedikit saja kejadian malam itu? Perasaan kepalanya tak tertantuk apapun, atau ... kepuas
Read more

Bab 21

“Lalu ada apa lagi kamu menghubungi saya? Orang suruhan saya sudah datang menjemput kamu, kan?”Setelah beberapa saat terdiam, Kak Sean pun kembali bersuara. Nah, mumpung lagi dibahas, mari kita bicarakan baik-baik.“Justru karena itu Rara nelepon Kakak. Karena Rara tidak bisa pulang saat ini,” ungkapku kemudian, tak ingin membuang waktu.“Saya sudah bilang. Saya tidak mau mendengar bantahan
Read more

Bab 22

Huek ... Huek ... Huek ....Aku terus mencoba memuntahkan, apa yang bisa aku keluarkan dari perut, agar bisa segera meredakan sedikit saja rasa mual ini. Aneh sekali!Selama ini aku tak pernah mengalami morning sick, atau mual muntah seperti ibu hamil lainnya. Tapi ... kenapa hari ini tiba-tiba begini? Ada apa? Kenapa perutku tiba-tiba jadi mual begini? Apalagi, bayiku juga terus bergerak aktif, menambah gejolak tak nyaman dalam perutku.Nak? Diem, dong. Mama mual banget kalau kamu terus gerak seperti ini.Huek ... Huek ... Huek ...Aku kembali mencoba muntah. Meski sebenarnya sudah tak ada yang bisa aku keluarkan selain cairan bening yang
Read more

Bab 23

“Itu bukan anakku! Sampai mati aku tak sudi mengakuinya!”DhuuaarrrrSeperti baru saja ada godam besar yang menghantam dan memporak-porandakan hatiku hingga benar-benar tak bersisa, saat mendengar pernyataan Kak Sean barusan. A-apa katanya? Sampai mati pun dia tidak mau mengakui bayiku? Lalu ... harus bagaimana aku sekarang?Oh, Tuhan. Malang sekali nasib bayiku. Belum sempat melihat dunia saja, sudah ditolak oleh papanya. Kejam sekali pria ini.Maaf, nak. Maafkan Mama karena membiarkan kamu mendengarkan pengakuan kejam itu. Maafkan Mama yang tidak bisa membuatmu diakui, dan ....Plak!“Sean, cukup!” seru Mama Sulis dengan murka, setelah menampar keras pipi
Read more

Bab 24

Setelah kata talak terucap tadi. Aku pun berusaha tetap menegakan kepala, saat keluar dari rumah itu.Tidak, aku tidak akan kalah hanya karena penolakan ini. Aku akan buktikan pada pria arogan itu. Bahwa yang akan menyesal di sini adalah dia, bukan aku. Entah bagaimana caranya, aku tahu Tuhan tidak pernah tidur. Dia pasti akan memberikan keadilannya padaku suatu hari nanti. Di mana-mana, pembalasan itu lebih kejam dari perbuatan iya, kan?“Ra, Mama mohon. Jangan pergi dulu. Semuanya masih bisa dibicarakan dengan kepala dingin, kan?” Mama Sulis masih mencoba memohon padaku, seraya mensejajarkan langkahnya denganku yang hampir menuju gerbang rumahnya.Aku pun menghentikan langkahku pelan, sambil mendesah berat sebelum menoleh pada Mama Sulis. Sebenarnya, dari semua yang akan aku tinggalkan dalam pernikahan
Read more

Bab 25

Aku hancur! Benar-benar hancur! Bukan hanya hati saja, tapi juga kehidupanku. Karena ternyata Sean Abdillah itu licik sekali. Selama perusahaan dipegang olehnya, ternyata dia juga mendirikan perusahaan lain, dan menarik satu demi satu investor di perusahaan papi untuk bergabung bersamanya.Tak hanya itu, dia juga menjilat mereka supaya percaya padanya. Sampai ketika dia akhirnya memisahkan diri dari perusahaan papi, investor lain yang sudah dia jilat ikut serta dan ... kini perusahaan papi ada di ujung kehancuran.Licik sekali, kan?Sekarang, aku bukan hanya sudah kehilangan 50% saham di perusahaan Papi yang telah berpindah atas namanya, tapi juga para investor yang selama ini bekerja sama dengan papi.Istimewanya, kondisiku sekarang seperti ini, terlibat gosip yang tida
Read more

Bab 26

Sepertinya, aku tak sadarkan diri setelah jatuh di trotoar siang itu. Apalagi saat merasa cengkraman menyakitkan dari bawah perutku. Rasanya, aku tak kuat menerima rasa sakit itu, hingga akhirnya menyerah pada kegelapan yang menyambut.Pokoknya aku tak ingat apa-apa lagi setelahnya. Yang ku ingat hanya tubuh yang ringan, dalam kegelapan yang menyelimutiku.Entah berapa lama aku tak sadarkan diri. Yang jelas, saat kesadaranku kembali. Aku sudah berada di sebuah ruangan serba putih, yang beraroma antiseptic.Rumah sakit. Ya, aku yakin jika sekarang aku ada di Rumah sakit. Siapapun orang baik yang membawaku ke sini, aku sangat berterima kasih sekali. Karena itu berarti aku dan bayiku pasti sudah dapat pertolongan medis untu--Ah, iya. Bayiku! Menyadari hal penting itu, aku
Read more

Bab 27

Aku hanya bisa mendesah berat entah untuk keberapa kali. Saat mendengar mendengar penuturan Selly, tentang apa yang sudah dia lakukan waktu aku tidak sadarkan diri. Kesal, sih, sebenarnya, karena dia seenaknya saja membuka aibku, dan membaginya pada orang asing.Tidak. Sebenarnya bukan orang asing juga, karena mereka tahu dan kenal papi. Hanya saja, berhubung aku tidak terlalu kenal, bahkan tidak dekat. Jadi ... tentu saja aku tidak mungkin membagi aibku pada mereka. Makanya sejujurnya aku kesal sekali dengan Selly yang sudah bertindak lancang tanpa izinku.Namun, jika mendengar dari alasan yang dia kemukakan, mau tidak mau aku harus mencoba mengerti, karena toh, apa yang dia lakukan semuanya demi untuk kepentinganku dan bayiku.Ya. Saat aku tak sadarkan diri, dan harus segera mendapat penanganan, rumah sakit ini me
Read more

Bab 28

Berbeda denganku yang sudah menatap Aika dengan horor. Suaminya sendiri, Kairo, malah hanya menaikan alisnya sebelah.“Kenapa saya harus menikahi Rara?” tanya Kairo kemudian, dengan nada datar, ciri khasnya.“Ya, Karena Aika pengen punya bayi! Kebetulan Mbak Rara juga gak ada suami, kan? Jadi, mending Mas Boss aja deh yang nikahin. Biar nanti bayinya pas lahir bisa Aika urusin. Gimana, tawaran menggiurkan, kan?”Astaga! Wanita ini benar-benar gila, ya? Bagaimana mungkin dia menawarkan sebuah poligami pada suaminya, dengan alasan remeh seperti itu dan ... selugas itu. Ya, ampun! Pasti ada yang tak beres dengan otaknya.Lagian, kenapa harus poligami, sih? Kan, dia bisa hamil dan punya anak sendiri. Iya kan? Kenapa pula harus nawarin aku jadi madunya
Read more

Bab 29

Gara-gara nama Abdilla yang tercetus tadi, aku pun sukses tak bisa tidur malam ini. Karena apa? Tentu saja karena aku penasaran tentang pemilik nama itu sebenarnya. Apa seperti dugaanku? Atau bukan? Pokoknya, hal itu benar-benar menggangguku sekali.Bukan apa-apa. Masalahnya, Mama Sulis juga punya nama belakang yang sama, dan aku benar-benar khawatir pada nenek dari bayiku itu.Terlepas dari kelakuan anaknya yang sudah membuatku hancur sedemikian rupa. Mama Sulis tetaplah orang baik, yang sudah kuanggap seperti ibuku sendiri.Tentu saja, aku tak ingin sampai terjadi sesuatu pada Mama Sulis. Akan tetapi, bagaimana caraku mengetahui info tersebut.Atau ... apa aku telepon Mama Sulis aja? Pura-pura tanya kabar atau apa gitu, gak papa, kan? Tapi .... Gimana kalau ternyata ya
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status