Home / Romansa / Pesona Bos Tampan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pesona Bos Tampan: Chapter 31 - Chapter 40

48 Chapters

Datanglah Sayang

Datanglah sayang dan biarkan ku berbaring di pelukanmu walau untuk sejenak .... Sedari tadi ponselnya berdering. Lagu buat aku tersenyum mengalun indah berulang kali.  Sembilan panggilan tak terjawab. Jangankan mengangkat, menyentuhnya pun Reza sudah tak sempat. Sedari tadi benda itu ada di dalam tas. Dia sendiri hanya mondar mandir gelisah di ruangan itu, menunggu semuanya selesai.  "Za, duduk!" Kevin menepuk bahunya. "Dokter  lagi usahakan yang terbaik." Seharian ini lelaki itu lebih banyak diam, makan pun tak berselera. Belum pernah dia merasa sepanik ini selama beberapa tahun terakhir. Bahkan saat ada peristiwa genting di kantor sekalipun. Terakhir kali saat kepergian mama dan Hani yang sempat menghilang. Itu pun sudah lama sekali. Pertunangannya dengan Vika yang batal juga tak terlalu dirisaukannya. "Angkat teleponnya, Za. Kasian Hani. Dia pengen ngomong, nih." Kevin mengambil benda itu dan menyerahkan kepada sahabatnya. Se
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

Ketulusan

Prang!Suara benda pecah karena dilempar membuat Reza terkejut. Dia sedang berenang di pool belakang rumah sejak satu jam tadi. Weekend ini dia tidak kemana-mana karena Hani yang datang ke Jakarta. Sejak papa sakit, kekasihnya itu yang gantian datang berkunjung. Reza menyembunyikan wanita itu di apartrmen. Supaya  papa tidak curiga dia tetap pulang ke rumah seperti biasa. "Keluar kalian!" Suara lelaki paruh baya itu terdengar menggelegar seisi rumah.Reza segera naik dan memakai handuk. Setengah berlari menuju ke kamar. Tak dihiraukannya pandangan beberapa pelayan yang agak risih melihat dia shirtless begitu. "Papa kenapa?" Dia mengambil tempat duduk di sebelah papanya, sembari menginstruksikan pelayan supaya membersihkan pecahan piring dan makanan yang berserakan di lantai. "Makanannya enggak enak!" Papi membuang muka. Sejak keluar dari rumah sakit, papi memang menjadi rewel sekali dalam berbagai hal.
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

Ketahuan

Lelaki paruh baya itu melahap puding buah dengan nikmat. Lembutnya puding berpadu dengan buah segar ditambah saus khusus memang menggugah selera makan. "Pinter si Jah masak. Ini enak!"  Puding yang tadinya untuk dessert malah habis dimakan papanya sendiri. Menu utama ayam panggang malah tidak disentuh sama sekali.  "Suka?" Reza mengambil potongan terakhir sebelum dilahap semua oleh papanya. Dia belum kebagian dari tadi. Rasanya tadi Hani membuat banyak sekali, dan dalam sekejap habis tak bersisa. "Iya enak yang begini seger. Sering-sering aja Jah suruh bikin." Reza menarik napas lega dan mengucap syukur dalam hati. "Papa mau makan nasi? Ada ayam panggang enak juga," tawarnya. Lelaki tua itu menggeleng. Sejak sakit selera makannya berubah. Dia tidak mau terlalu banyak makan nasi dan lauknya kecuali ikan, buah dan sayur. "Bosen. Kamu aja yang makan." Papa menyelesaikan makan, lalu memanggil pelayan untuk membawanya ke kemb
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

Pernikahan

Saya pernah berpikir, bahwa jika saya menikah, itu pasti bukan karena usia saya, namun karena itu cocok untuk satu sama lain.” – Zhang Xinyu***Bismillahirrahmanirrahim. Reza mengucap ijab kabul dengan mantap. Seluruh orang yang menyaksikan berucap syukur. Semua berjalan lancar. Persiapan pernikahan ini boleh dibilang mendadak karena papa meminta untuk disegerakan.Sejak putranya kedapatan sedang berciuman dengan kekasihnya di rumah mereka, lelaki itu segera mengambil langkah cepat. Mereka harus segera dinikahkan. Reza tidak boleh berbuat hal-hal nekat kepada wanita itu, mengingat dia sendiri tahu betul sifat dan watak anaknya. Ibu Hani meneteskan air mata. Ini kali kedua dia menyaksikan putrinya menikah. Dulu, almarhum suaminya yang menikahkan Hani. Sekarang hanya diwakilkan oleh wali hakim. Dia masih tidak percaya kalau sang menantu benar-benar mencintai putrinya. Seperti mimpi ada seorang dari keluarga berada yang jatuh cinta dengan
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

Balas Dendam

Reza menjadi geram. Pemandangan di hadapannya membuat hati dan tubuhnya panas. Sudah hampir setengah jam dia menahan dan sekarang rasanya sudah tidak tahan lagi. Si pelaku yang membuat dia panas dingin sedari tadi sebenarnya tidak menyadari kalau apa yang dia lakukan memancing kobaran api bagi seseorang.Hani masih saja meliukkan tubuhnya mengikuti gerakan di layar televisi. Suara musik dan instruksi untuk melakukan sebuah gerakan terdengar nyaring seantero apartemen tempat tinggal mereka sekarang.Setiap pagi setelah membuat sarapan, wanita itu akan melakukan aktifitas ini. Dia ingin membentuk tubuh yang sejak tiga bulan ini menjadi melar. Padahal itulah yang Reza sukai, padat berisi. Gerakan demi gerakan yang Hani lakukan membuat tubuhnya berkeringat, sehingga lekuknya tercetak jelas di balik kaos ketat yang dia pakai. Sebenarnya penampilannya tidak vulgar. Dia hanya memakai celana pendek selutut dan kaos putih setiap kali melakukan aktivita
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

Cemburu

Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Reza membuka dan segera membalas.“Ko, jam berapa mau ketemuan?””Satu jam lagi. Gue masih ada meeting,” balasnya.“Emang mau ngomong apa, sih?” tanya wanita itu.“Ntar kalau ketemuan.”“Kabarin, ya. Gue mau packing dulu.””Ok.”Reza meletakkan ponselnya dan kembali berkonsentrasi ke depan. Salah seorang timnya sedang mempresentasikan produk terbaru yang akan di-launching bulan depan. Dia harus memilih mana diantara sekian banyak yang sekiranya akan laku terjual di pasar.Pesan dari Vika tadi cukup mengalihkan konsentrasinya untuk beberapa saat. Jika orang lain mungkin tidak akan direspons sama sekali.Selesai. Lelaki itu langsung mengambil alih kendali. Tubuhnya sudah lelah dan butuh istirahat. Biasanya dia akan langsung pulang ke rumah, memakan masakan istrinya dan beristirahat. Namun akhir
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

Rahasia

Sedari tadi ponselnya berbunyi. Reza masih sibuk membersihkan diri di kamar mandi sejak percintaan panas mereka berakhir kemarin malam. Siulan dan suara nyanyian asal terdengar samar-samar. Wajahnya tersenyum riang membayangkan apa yang akan dberikannnya nanti untuk sang istri. Sebuah kejutan, yang Hani pasti akan suka. Ponsel berbunyi lagi. Dia masih saja tidak sadar dan asyik berbilas. Bertepatan dengan itu, Hani masuk ke kamar untuk memanggil suaminya sarapan. Katanya ada pertemuan penting hari ini dengan seseorang jadi akan pergi pagi-pagi. Padahal hari ini libur, Hani berencana akan mengajak putranya jalan-jalan. Abang minta dibawa ke Dufan. Anak itu senang sekali bahkan setiap libur selalu minta ke situ."Za, udah jam tujuh. Nanti kamu telat." Hani mengetuk pintu kamar mandi."Sebentar, Sayang.""Aku tungguin di bawah. Abang mau sarapan sama papa katanya." Hani hendak berjalan keluar ketika dering ponsel berbunyi lagi.Bebe
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

Untukmu

Hani melirik ke arah benda pipih yang bergetar sejak tadi. Nama Vikayang terpampang di layarnya.  Vikayang? Maksudnya Vika sayang begitu? Huh! Kenapa wanita ini menelepon suaminya pagi-pagi? Sudah hampir dua minggu in, Reza kerap kali kedapatan curi-curi menelepon seseorang. Diam-diam Hani mengeceknya jika suaminya sudah tidur. Nama Vika selalu menjadi yang teratas di panggilan masuk atau panggilan keluar. Ada apa ini? Hani men-zoom foto profile wanita itu. Vika benar-benar cantik. Kulitnya putih, tubuhnya tinggi langsing. Rambutnya hitam panjang dan berwajah glowing. Lalu dia menatap diri. Tubuhnya yang kecil, pendek, juga wajah yang seperti anak sekolahan. Kalau mereka jalan berdua, dia seperti remaja simpanan para sugar daddy. Tangan halusnya mengetuk pintu kamar mandi. "Za. Ada telepon, nih."  "Siapa?" Lelaki itu balas berteriak.  "Vikayang!" jawab Hani dengan nada ketus. Akhir-akhir ini mood-nya tida
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

Kasih Sayang

Hani mendorong tubuh Reza yang sedari tadi memeluknya dengan mesra dari belakang. Wanita itu sedang menyusun beberapa bahan kue ke dalam lemari es. Dia merasa mual saat mencium aroma parfum sang suami yang cukup menyengat.Sejak hamil kedua, Hani memang sangat sensitif terhadap aroma apa saja termasuk kue-kue di tokonya. Untunglah ada Nina dan Sherly yang membantu mengelola toko sehingga perkerjaannya lebih ringan. Dua karyawannya itu begitu gesit dan selama ini dapat dipercaya karena amanah.Hani akan memakai masker berlapis-lapis setiap memanggang adonan. Bahkan jika tak sanggup, dia meminta salah satu karyawannya untuk mengerjakan itu.Abang, putranya sekarang lebih banyak dijagakan oleh Ibunya setelah pulang sekolah. Reza membayar seorang pengurus untuk membersihkan apartemen setiap harinya, agar tak menambah beban ibu mertuanya."Kok Mama gitu?" rajuk Reza sembari melepaskan rengkuhannya."Papa bau!""Harum ini, ganteng lagi," bujuk Rez
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more

Assalamualaikum My Mualaf

Reza menatap Hani yang masih tertidur lelap dan mengusap kepalanya dengan lembut. Lelaki itu menarik selimut sehingga menutupi seluruh tubuh istrinya. Dia bergegas bangun dan membersihkan diri, tak lupa menunaikan dua rakaat walaupun bacaannya masih terbata.Setiap hari libur ada seorang guru yang akan datang ke apartemen mereka untuk mengajar mengaji. Tak hanya Reza, abang juga ikut belajar. Hani dan ibunya akan menyimak. Wanita itu belum bisa mengikuti kajian karena kondisinya yang belum memungkinkan.Setelah mengucapkan salam, Reza melipat sajadah dan bersiap-siap berangkat kerja. Hari masih gelap, tetapi dia sudah harus ke kantor untuk menghindari macet.Reza membuka lemari dan tampaklah berbagai kemeja dengan merek ternama berderet di dalamnya. Sebenarnya, pakaiannya yang disimpan di apartemen ini hanya sebagian. Di rumah papanya, Reza bakan punya ruangan tersendiri untuk menyimpan semua perlengkapannya.Baju, sepatu, tas dan barang lain menumpuk dan
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status