Home / Fantasi / A Wandering Star / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of A Wandering Star: Chapter 51 - Chapter 60

95 Chapters

Part 50: Kilas Balik 3

Tepat sudah tujuh tahun berlalu sejak kejadian itu. Kenta sekarang sudah beranjak remaja. Ia juga sudah bersekolah di sebuah sekolah yang juga berada di dalam panti asuhan itu.Wanita itu, bibi angkatnya, setiap pagi akan, pergi untuk mengasuh anak lain setelah menyantap sarapannya. Ia juga sudah yang menyekolahkan Kenta, namun, karena Kenta sangat pintar, ia mendapatkan beasiswa dari panti asuhan itu, sehingga bibi angkatnya tidak perlu susah payah membayar biaya sekolahnya. Para donatur sangat senang dengan sikap Kenta.Mereka hidup bersama di sebuah panti asuhan di kota yang letaknya jauh dari desa yang menjadi letak rumah kedua orang tua angkat Kenta. Setiap sore ketika bibi angkatnya sudah selesai dengan pekerjaannya, Kenta akan menyambutnya di dalam kamar milik mereka, lalu bibi angkatnya akan langsung mandi, dan mengambil makan malam untuk mereka berdua, Kenta terkadang membantunya memasak. Mereka menikmati waktu bersama dengan canda dan tawa. Terlihat bibi angkat Kenta sangat m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 51: Senjata Lainnya?

Kenta yang mendengarnya lalu kecewa, menangis keras dan berteriak, "Tidak! Kenapa aku yang harus berbeda!! Tidak, aku tidak mau! Kalian semua salah orang! Aku adalah manusia! Tidak mungkin aku adalah orang dari luar dunia ini, aku sudah sejak lahir di berada di sini!"Kenta hanya bisa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dan menangis keras. Mendengar tangisan yang semakin keras itu, X lalu menepuk lembut punggung Kenta, berusaha menenangkannya. Sejak kejadian itu, wajah Kenta tidak pernah menunjukan ekspresi lain selain kecewa dan sedih. Ia juga seolah tidak mempunyai tujuan hidup sama sekali. Ia selalu merasa bersalah, karena dirinya, orang tua dan bibi angkatnya yang tidak bersalah, harus pergi selamanya. Tidak ada lagi senyum di wajah Kenta. Ia hanya melakukan aktivitas yang sama setiap hari, pergi dan pulang sekolah, lalu seharian hanya akan berdiam diri di dalam panti asuhan itu. Karena X dan keempat pamannya yang lain harus menjaga Kenta dari jauh, bahkan bekerja sec
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 52: Pelarian

Beberapa waktu berselang setelah kejadian tragis tersebut. Higiri lalu membuka matanya perlahan, lalu terkejut ketika mendapati dirinya sudah berada di atas ranjang kamar di istananya sendiri, istana suku Harmoni. Langit terlihat biru, pertanda masih pagi sekali. Ardee agak mengantuk, menemani Higiri di sampingnya. Higiri lalu berusaha menyentuh bahu Ardee perlahan. Tiba-tiba, Ardee terkejut dan langsung membuka matanya lebar-lebar. Menyadari rajanya sudah bangun, ia langsung berlari keluar dan memberitahu seorang pria yang sudah dari tadi berdiri di depan pintu. Pria tersebut ternyata adalah X, yang memang setiap pagi akan datang untuk menjenguk Higiri, menunggunya sadar, seolah ingin bertanya apa yang sudah terjadi waktu itu di suku Bass. Setelah mendengar bisikan dari Ardee, X lalu masuk dan menutup pintu kamar Higiri. Ia lalu mendekati Higiri dan duduk di atas sebuah kursi di sebelah ranjang dan mulai berkata, "Kau sadar juga. Ini sudah hampir 7 hari. Kami berpikir kau tidak akan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 53: Pria Bertopeng Hitam

Higiri lalu memulai pembicaraan, ia bertanya, "Kaito? Kau memikirkan Kaito? Apa pikiranmu sama denganku, bahwa Kaito sebenarnya adalah pria bertopeng itu?”Kenta lalu menundukkan kepalanya dan menjawab, "Kau membaca pikiranku? Ah, aku tidak tahu, namun aku merasa ada yang berbeda dari tatapan matanya, dan pria bertopeng tersebut. Seolah aku mengenalnya, namun di mana? Aku tidak bisa ingat sama sekali."Higiri menarik nafas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya, dan berkata, "Kenta, pada akhirnya, selalu dirimu yang melindungiku. Aku saja yang memang tidak mampu, payah sekali!"Mendengar itu, Kenta langsung menggenggam tangan Higiri, menatapnya, menggelengkan kepala dan berkata, "Hmm, hmm, tidak. Jika kau tidak menyadarkanku saat itu, aku kemungkinan besar akan menjadi monster, pembunuh berantai yang sadis. Aku bahkan belum mampu mengontrol kekuatan ini."Higiri menundukkan kepalanya, ia hanya menatap pepohonan rindang di sekitarnya.Kenta lalu menyandarkan kepalanya ke bahu Higiri, lalu me
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 54: Hati yang Bertanya

Kenta tersenyum mendengar jawaban itu, lalu pelan-pelan tertidur pulas. Higiri mengambil cangkir berisi coklat panas yang baru saja Kenta minum, lalu membaringkan kepalanya perlahan, di atas bantal yang empuk, dan menatapnya lama sekali, sambil bergumam dalam hatinya, "Maafkan aku, aku harus bagaimana agar bisa setara denganmu? Aku berkata akan menjagamu namun, kelihatannya justru dirimu yang berkali-kali menyelamatkanku dari bahaya!"Higiri lalu minum coklat panas dari cangkirnya, lalu tertidur di sebelah Kenta sambil menggenggam erat tangan istrinya itu. Keesokan paginya, Higiri terlihat terduduk di atas kursi meja makan sambil memainkan sebuah game di ponselnya, namun, ia terus menerus menggaruk kepalanya dan mulai merasa kesal. "Ada apa, Higiri?" tanya Kenta yang sedang menyajikan sarapan. "Ardee begitu berisik. Aku menyuruhnya membuat sebuah tiruan ponsel dari dunia manusia, dan dia berhasil membuatku kesal! Lihat seluruh pesan ini! Dia menyuruhku mengurus berkas ini, berkas i
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 55: Kaito, Raja Suku Bass

Sementara itu di lantai bawah, Higiri dan Kaito hanya saling berhadapan, berdiri, dan bertatapan sangat serius. Suasana sangat tegang. Higiri lalu bertanya, "Kau adalah pria bertopeng itu, bukan, Kaito?"Kaito yang mendengar pertanyaan tersebut, justru seperti kebingungan dan membalas, "Maksudnya? Aku memakai topeng?"Higiri semakin serius menatap Kaito, lalu berjalan sedikit, semakin mendekat ke arah Kaito, lalu berbisik pelan di depan telinga Kaito, "Kau adalah pria bertopeng hitam itu, kan? Kau yang sudah membunuh orangtua angkat dan bibinya Kenta, bahkan kau juga yang membunuh orang tuaku, bahkan menculik Kenta. Bukankah kau juga yang sudah memanipulasi Kenta, sewaktu kita masih berada di wilayah suku Bass, waktu itu?”"Kau punya bukti apa?" balas Kaito sambil tersenyum kecil. Higiri lalu menjaga jarak, lalu tersenyum ke arah Kaito, dan membalas, "Luka di lenganmu sama persis seperti luka yang pria bertopeng itu terima. Aku sudah lama memperhatikanmu sejak kejadian di pemandian a
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 56: Bencana Kedua

Dua hari telah berlalu. Pagi ini, Higiri dan Kenta, sambil bergandengan tangan, berjalan menelusuri taman kota. Pagi yang cerah dan mulai bersalju. Ya, salju pertama musim dingin. Higiri dan Kenta lalu memutuskan untuk mencari minuman hangat. Mereka lalu membeli sebuah coklat hangat dari sebuah kafe, lalu meminumnya bersama sambil berjalan berdua, tanpa tujuan. Setelah berjalan sekian lama, akhirnya mereka sampai juga di sebuah taman besar yang terletak di pinggir kota tersebut. Tiba-tiba saja, Kenta melihat seseorang yang ia kenal, dari jauh, "Ah, Higiri, bukankah itu temanmu?" tanya Kenta sambil menunjuk ke sebuah arah. Higiri langsung melihatnya, lalu bergumam dalam hati, "Sial, apa lagi?"Namun, dengan agak kesal, Higiri membalas Kenta, “Oh ya, Kaito, biarkan saja."Kenta kali ini terlihat bingung, lalu bertanya, "Kalian bertengkar?"Higiri lalu tersenyum dan membalas, "Ah, tidak. Aku tidak terlalu mengenalnya."Kaito yang dari kejauhan ternyata melihat Higiri dan Kenta, lalu ber
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 57: Sebuah Pengakuan

Ahr yang sudah mengerti maksud Higiri, lalu ia menatap Nozomi dan berbisik, “Bagaimana kalau kita pulang dulu ke rumah? Aku rasa kedua pria tersebut sedang ingin berbicara satu sama lain."Nozomi lalu mengalihkan pandangannya ke arah Higiri dan Kaito, lalu membalas Ahr, “Aku tidak tahu siapa di sebelah Higiri, sepertinya pria itu adalah temannya?”Kenta tersenyum mendengar bisikan mereka berdua, lalu menjawab, “Ah, itu Kaito, teman sekolah Higiri."Mendengar itu, Nozomi lalu menatap Kaito dengan serius, namun Ahr lalu menepuk punggungnya, dan berkata, “Ah, urusan pria! Ayo, kita pergi saja! Kenta, bagaimana kalau kau pulang terlebih dahulu? Masaklah sesuatu untuk kami!"Kenta lalu menatap Ahr, dan mengangguk. Mereka lalu berbalik badan dan mulai berjalan pulang sambil berbincang. Setelah mereka agak menjauh dari lokasi tersebut, Higiri langsung menatap Kaito dengan tajam, sambil bertanya, “Ini ulahmu, kan? Kau hanya ingin Kenta melihatmu sebagai pahlawan, bukan?”Kaito tertawa mendeng
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 58: Kemarahan Kaito

Kaito kali ini menggenggam erat senjatanya dengan penuh amarah, dan mulai menyerang Kenta lagi, kali ini, Kenta semakin terdesak mundur karena serangan Kaito kali ini sangat membabi buta. Setelah beberapa waktu, tiba-tiba, Kenta terjatuh, dan Kaito langsung menghunuskan pedangnya ke arah jantung Kenta, sambil berteriak, "Sebaiknya kubunuh juga dirimu sama seperti ibumu, lalu akan kuserap energimu setelah itu! Benar-benar buang-buang waktu saja!”Kenta kali ini pasrah, ia memejamkan matanya ketika Kaito hendak menusuknya dengan belati hitam legam tersebut, namun tiba-tiba, Higiri langsung mengayunkan Great Flute ke arah lengan kanan Kaito, lalu menyayat lengannya. Belati itu lalu terlepas dari tangan Kaito, terpelanting ke atas tanah. Kaito lalu terdiam, menunduk, lalu ia tersenyum ketika melihat darah segar yang mulai mengalir dari lengan kanannya, dan mulai tertawa, lalu berkata, "Kalian memang pasangan sialan. Kenta, aku akan menunggu jawabanmu!"Setelah itu, ia dan pedangnya lang
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 59: Kebenaran yang Pahit

(Satu hari sebelumnya...) Sebuah pesan teks tiba-tiba masuk ke ponsel Kenta. Pagi itu Kenta sedang menyiapkan sarapan, mendengar ponselnya berbunyi, lalu berhenti dan mengambil ponselnya dari saku celana. Ia lalu membaca pesan teks yang dikirim ke alamat e-mail-nya, yang berbunyi, "Temui aku sekarang, pagi ini jam sembilan, di taman kota. Aku akan berada di sebelah sungai tempat kau melihatku dan Higiri, sedang berciuman waktu itu. PS: Ichigo. Ini tentang Kaito." Setelah membaca pesan teks tersebut, Kenta dengan segera memasukkan ponselnya kembali, lalu menyiapkan dan meletakkan sarapan untuk Higiri di atas meja makan, lalu ia mengambil lagi ponselnya, dan mengetik sebuah pesan teks untuk Higiri yang masih tertidur pulas di dalam kamar, "Aku akan segera pergi ke pasar karena sangat segar membeli ikan di pagi hari! Sarapanmu sudah siap! Jangan lupa makan yang banyak, letakkan saja piring kotornya nanti akan kucuci ketika aku kembali. Penuh cinta, Kenta."Lalu Kenta memasukkan lagi pon
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status