Kenta yang mendengarnya lalu kecewa, menangis keras dan berteriak, "Tidak! Kenapa aku yang harus berbeda!! Tidak, aku tidak mau! Kalian semua salah orang! Aku adalah manusia! Tidak mungkin aku adalah orang dari luar dunia ini, aku sudah sejak lahir di berada di sini!"Kenta hanya bisa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dan menangis keras. Mendengar tangisan yang semakin keras itu, X lalu menepuk lembut punggung Kenta, berusaha menenangkannya. Sejak kejadian itu, wajah Kenta tidak pernah menunjukan ekspresi lain selain kecewa dan sedih. Ia juga seolah tidak mempunyai tujuan hidup sama sekali. Ia selalu merasa bersalah, karena dirinya, orang tua dan bibi angkatnya yang tidak bersalah, harus pergi selamanya. Tidak ada lagi senyum di wajah Kenta. Ia hanya melakukan aktivitas yang sama setiap hari, pergi dan pulang sekolah, lalu seharian hanya akan berdiam diri di dalam panti asuhan itu. Karena X dan keempat pamannya yang lain harus menjaga Kenta dari jauh, bahkan bekerja sec
Beberapa waktu berselang setelah kejadian tragis tersebut. Higiri lalu membuka matanya perlahan, lalu terkejut ketika mendapati dirinya sudah berada di atas ranjang kamar di istananya sendiri, istana suku Harmoni. Langit terlihat biru, pertanda masih pagi sekali. Ardee agak mengantuk, menemani Higiri di sampingnya. Higiri lalu berusaha menyentuh bahu Ardee perlahan. Tiba-tiba, Ardee terkejut dan langsung membuka matanya lebar-lebar. Menyadari rajanya sudah bangun, ia langsung berlari keluar dan memberitahu seorang pria yang sudah dari tadi berdiri di depan pintu. Pria tersebut ternyata adalah X, yang memang setiap pagi akan datang untuk menjenguk Higiri, menunggunya sadar, seolah ingin bertanya apa yang sudah terjadi waktu itu di suku Bass. Setelah mendengar bisikan dari Ardee, X lalu masuk dan menutup pintu kamar Higiri. Ia lalu mendekati Higiri dan duduk di atas sebuah kursi di sebelah ranjang dan mulai berkata, "Kau sadar juga. Ini sudah hampir 7 hari. Kami berpikir kau tidak akan
Higiri lalu memulai pembicaraan, ia bertanya, "Kaito? Kau memikirkan Kaito? Apa pikiranmu sama denganku, bahwa Kaito sebenarnya adalah pria bertopeng itu?”Kenta lalu menundukkan kepalanya dan menjawab, "Kau membaca pikiranku? Ah, aku tidak tahu, namun aku merasa ada yang berbeda dari tatapan matanya, dan pria bertopeng tersebut. Seolah aku mengenalnya, namun di mana? Aku tidak bisa ingat sama sekali."Higiri menarik nafas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya, dan berkata, "Kenta, pada akhirnya, selalu dirimu yang melindungiku. Aku saja yang memang tidak mampu, payah sekali!"Mendengar itu, Kenta langsung menggenggam tangan Higiri, menatapnya, menggelengkan kepala dan berkata, "Hmm, hmm, tidak. Jika kau tidak menyadarkanku saat itu, aku kemungkinan besar akan menjadi monster, pembunuh berantai yang sadis. Aku bahkan belum mampu mengontrol kekuatan ini."Higiri menundukkan kepalanya, ia hanya menatap pepohonan rindang di sekitarnya.Kenta lalu menyandarkan kepalanya ke bahu Higiri, lalu me
Kenta tersenyum mendengar jawaban itu, lalu pelan-pelan tertidur pulas. Higiri mengambil cangkir berisi coklat panas yang baru saja Kenta minum, lalu membaringkan kepalanya perlahan, di atas bantal yang empuk, dan menatapnya lama sekali, sambil bergumam dalam hatinya, "Maafkan aku, aku harus bagaimana agar bisa setara denganmu? Aku berkata akan menjagamu namun, kelihatannya justru dirimu yang berkali-kali menyelamatkanku dari bahaya!"Higiri lalu minum coklat panas dari cangkirnya, lalu tertidur di sebelah Kenta sambil menggenggam erat tangan istrinya itu. Keesokan paginya, Higiri terlihat terduduk di atas kursi meja makan sambil memainkan sebuah game di ponselnya, namun, ia terus menerus menggaruk kepalanya dan mulai merasa kesal. "Ada apa, Higiri?" tanya Kenta yang sedang menyajikan sarapan. "Ardee begitu berisik. Aku menyuruhnya membuat sebuah tiruan ponsel dari dunia manusia, dan dia berhasil membuatku kesal! Lihat seluruh pesan ini! Dia menyuruhku mengurus berkas ini, berkas i
Sementara itu di lantai bawah, Higiri dan Kaito hanya saling berhadapan, berdiri, dan bertatapan sangat serius. Suasana sangat tegang. Higiri lalu bertanya, "Kau adalah pria bertopeng itu, bukan, Kaito?"Kaito yang mendengar pertanyaan tersebut, justru seperti kebingungan dan membalas, "Maksudnya? Aku memakai topeng?"Higiri semakin serius menatap Kaito, lalu berjalan sedikit, semakin mendekat ke arah Kaito, lalu berbisik pelan di depan telinga Kaito, "Kau adalah pria bertopeng hitam itu, kan? Kau yang sudah membunuh orangtua angkat dan bibinya Kenta, bahkan kau juga yang membunuh orang tuaku, bahkan menculik Kenta. Bukankah kau juga yang sudah memanipulasi Kenta, sewaktu kita masih berada di wilayah suku Bass, waktu itu?”"Kau punya bukti apa?" balas Kaito sambil tersenyum kecil. Higiri lalu menjaga jarak, lalu tersenyum ke arah Kaito, dan membalas, "Luka di lenganmu sama persis seperti luka yang pria bertopeng itu terima. Aku sudah lama memperhatikanmu sejak kejadian di pemandian a
Dua hari telah berlalu. Pagi ini, Higiri dan Kenta, sambil bergandengan tangan, berjalan menelusuri taman kota. Pagi yang cerah dan mulai bersalju. Ya, salju pertama musim dingin. Higiri dan Kenta lalu memutuskan untuk mencari minuman hangat. Mereka lalu membeli sebuah coklat hangat dari sebuah kafe, lalu meminumnya bersama sambil berjalan berdua, tanpa tujuan. Setelah berjalan sekian lama, akhirnya mereka sampai juga di sebuah taman besar yang terletak di pinggir kota tersebut. Tiba-tiba saja, Kenta melihat seseorang yang ia kenal, dari jauh, "Ah, Higiri, bukankah itu temanmu?" tanya Kenta sambil menunjuk ke sebuah arah. Higiri langsung melihatnya, lalu bergumam dalam hati, "Sial, apa lagi?"Namun, dengan agak kesal, Higiri membalas Kenta, “Oh ya, Kaito, biarkan saja."Kenta kali ini terlihat bingung, lalu bertanya, "Kalian bertengkar?"Higiri lalu tersenyum dan membalas, "Ah, tidak. Aku tidak terlalu mengenalnya."Kaito yang dari kejauhan ternyata melihat Higiri dan Kenta, lalu ber
Ahr yang sudah mengerti maksud Higiri, lalu ia menatap Nozomi dan berbisik, “Bagaimana kalau kita pulang dulu ke rumah? Aku rasa kedua pria tersebut sedang ingin berbicara satu sama lain."Nozomi lalu mengalihkan pandangannya ke arah Higiri dan Kaito, lalu membalas Ahr, “Aku tidak tahu siapa di sebelah Higiri, sepertinya pria itu adalah temannya?”Kenta tersenyum mendengar bisikan mereka berdua, lalu menjawab, “Ah, itu Kaito, teman sekolah Higiri."Mendengar itu, Nozomi lalu menatap Kaito dengan serius, namun Ahr lalu menepuk punggungnya, dan berkata, “Ah, urusan pria! Ayo, kita pergi saja! Kenta, bagaimana kalau kau pulang terlebih dahulu? Masaklah sesuatu untuk kami!"Kenta lalu menatap Ahr, dan mengangguk. Mereka lalu berbalik badan dan mulai berjalan pulang sambil berbincang. Setelah mereka agak menjauh dari lokasi tersebut, Higiri langsung menatap Kaito dengan tajam, sambil bertanya, “Ini ulahmu, kan? Kau hanya ingin Kenta melihatmu sebagai pahlawan, bukan?”Kaito tertawa mendeng
Kaito kali ini menggenggam erat senjatanya dengan penuh amarah, dan mulai menyerang Kenta lagi, kali ini, Kenta semakin terdesak mundur karena serangan Kaito kali ini sangat membabi buta. Setelah beberapa waktu, tiba-tiba, Kenta terjatuh, dan Kaito langsung menghunuskan pedangnya ke arah jantung Kenta, sambil berteriak, "Sebaiknya kubunuh juga dirimu sama seperti ibumu, lalu akan kuserap energimu setelah itu! Benar-benar buang-buang waktu saja!”Kenta kali ini pasrah, ia memejamkan matanya ketika Kaito hendak menusuknya dengan belati hitam legam tersebut, namun tiba-tiba, Higiri langsung mengayunkan Great Flute ke arah lengan kanan Kaito, lalu menyayat lengannya. Belati itu lalu terlepas dari tangan Kaito, terpelanting ke atas tanah. Kaito lalu terdiam, menunduk, lalu ia tersenyum ketika melihat darah segar yang mulai mengalir dari lengan kanannya, dan mulai tertawa, lalu berkata, "Kalian memang pasangan sialan. Kenta, aku akan menunggu jawabanmu!"Setelah itu, ia dan pedangnya lang
Higiri kecil hanya bisa terdiam, ia lalu membalas lagi ibunya, “Ibunda, aku akan segera masuk dan melanjutkan makananku, pemandangan di sini sangat luar biasa. Aku akan memandangnya sebentar, boleh?" Ibunya lalu mengangguk sambil menjawab, “Baiklah aku akan menunggu di dalam, jangan terlalu lama, oke?" Lalu Higiri kecil melihat ibunya masuk ke dalam rumah makan tersebut, namun Higiri kecil sendiri masih melihat sekitarnya, berharap gadis kecil itu akan datang lagi, ia sangat penasaran dengan gadis kecil tersebut. Tiba-tiba saja, seorang wanita bertopi agak lebar dan panjang, menghampirinya, lalu berlutut di hadapan Higiri kecil sambil tersenyum. “Apakah kau mencari gadis kecil berambut biru tua dan mempunyai bola mata biru langit?” tanya wanita tersebut. Higiri kecil mengangguk. Wanita tersebut tersenyum semakin lebar. “Ia pergi ke arah sana, ia sedang menuju ke sebuah ladang di mana bunga-bunga matahari mulai tumbuh besar, dan ia hendak mengambil biji bunga-bunga matahari tersebu
Suatu hari yang cerah, di halaman belakang rumah Kenta yang berada di Dunia Manusia, nampak Higiri, X, Ahr, Westo dan Nozomi sedang berkumpul bersama sambil menikmati hidangan kecil bersama teh. Mereka sedang menikmati teh dan cemilan di sore hari, sementara Kenta sendiri sedang tidak ada di rumahnya, karena sedang menemani Putri Aoi di suku Harmoni. Higiri lalu memulai pembicaraan. “Hei, X, apakah selama ini kau, dan kalian semua, berpikir bahwa Ratu Angel sudah menjodohkan diriku dan Kenta, sejak kami masih kecil?” tanya Higiri.X lalu menatap Higiri dan membalas, “Tentu saja, tidak mungkin Yang Mulia Ratu Angel akan membuat Kenta mencari jodohnya sendiri? Kemungkinan besar perang yang ada di Dunia Musik, tidak akan pernah berhenti, sepertinya." Higiri lalu tersenyum kecil. “Ada apa? Apakah ada yang salah? Atau jangan-jangan X sebenarnya hanya mengarang cerita saja?" tanya Nozomi. Higiri menghela nafasnya dalam-dalam. Kali ini, ia mulai serius. “Ratu Angel tidak pernah menjodohk
"Kenta!! Kenta!!! Kenta, apa yang terjadi!! Tunggu, aku akan panggilkan perawat!!" seru Higiri, namun, Kenta langsung menarik lengan baju Higiri dan menggelengkan kepalanya. Masih dengan darah yang mengalir dari mulutnya, Kenta lalu berusaha berbicara dengan pelan, "Higiri, melihatmu saja sudah cukup." Higiri khawatir mendengar pernyataan Kenta tersebut, dan membalas, "Kau, kau kenapa!! Tolong jangan menyembunyikan apapun dariku lagi!! Kau membuatku menderita, membunuhku dengan rasa penasaran!! Kenta! Katakan kepadaku, apa yang terjadi!" Kenta tersenyum kecil, lalu membalas Higiri pelan, "Maafkan aku. Dadaku sering terasa sakit beberapa minggu ini. Paman X berkata bahwa kemungkinan besar energi yang terlalu kuat, yang berasal dari dalam diriku, waktu itu, termasuk energi yang kuhabiskan untuk mempertahankan kehamilanku yang sangat menguras tenaga, dan juga kelahiran anak-anak kita yang sangat berat. Semakin lama, badanku sendiri semakin tidak kuat, terlebih lagi, aku sudah lama tid
Part 91: Masih Belum Selesai Higiri yang terlihat mengenakan pakaian formal, masuk ke ruangan utama sambil menggandeng Kenta yang terlihat cantik menggunakan gaun formal untuk acara itu, lalu mereka menaiki tangga menuju panggung utama. Sesampainya di atas panggung utama, Higiri lalu menghadap para tamu, lalu berbicara dengan suara lantang, "Para tamu terhormat sekalian, aku, Hijiribashi Higiri, raja dari suku Harmoni, ingin menyampaikan permohonan maaf yang sangat, sangat, sungguh besar, dari dalam hatiku, karena tiga tahun ini aku berduka, mengira bahwa setelah kejadian yang dahsyat itu, istriku sudah tidak ada, dan ia dalam kondisi hamil saat itu. Karena kesedihan yang besar sekali, aku menutup rapat hatiku, pikiranku, hingga istana suku ini. Aku merasakan kesedihan yang amat mendalam tiga tahun ini. Namun beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan istriku, Kenta, di dunia manusia, dan ternyata selama ini ia berhasil menyelamatkan dirinya, aku sangat berterima kasih kepada Ratu suku
Higiri kesal sekali mendengar cerita itu, lalu berkata, "Mengapa tidak ada yang memberitahuku? Sampai aku mengira kau sudah hilang menjadi debu!" Kenta tersenyum kepada Higiri, dan membalas, "Paman-pamanku sendiri saja, baru terbangun, setelah hampir sebulan pemulihan di ruang musik. Para pelayan bergantian bernyanyi di sana. Mereka langsung berusaha mengunjungimu namun wilayah sukumu sudah tertutup untuk semuanya. Ketika aku sudah sadar, dan mereka bercerita seperti itu, aku tidak percaya bahwa kau menutup akses masuk bagi semua orang yang ingin menuju ke wilayah suku Harmoni, sendirian. Namun, para prajuritmu berjaga di sana dan mengatakan bahwa kau tidak menerima tamu bahkan aku." Kenta lalu menangis, Higiri memeluknya dengan erat, lalu Higiri mengeluarkan tongkat magisnya dan mulai menggoyangkan tongkat itu. Sebuah kotak coklat lalu muncul di atas tangan kanannya. Higiri lalu bertanya, "Lalu mengapa kau merahasiakan ini dariku?" Kenta terkejut, lalu menjawab, "Maafkan aku, aku
Anak perempuan itu tiba-tiba menunjuk ke arah Higiri, lalu berteriak, "Ah!! Ibu, siapa paman itu?" tanyanya lalu menoleh ke arah dua kakak laki-lakinya, dan terlihat bingung. Kenta tersenyum menatap anak perempuannya itu, lalu berjalan menghampirinya, berlutut dan bertanya, "Ah, iya, Aoi, apa kau ingat ketika kau bertanya di mana ayahmu?" Kenta ternyata berhasil mempertahankan kehamilannya dan melahirkan tiga orang anak kembar, dan satu-satunya anak perempuan, bernama Aoi. Kedua anak laki-lakinya masing-masing bernama Kenzo dan Hikaru. Aoi menatap ibunya dan membalas, "Hmm, iya! Namun, ibu selalu mengatakan ayah sedang sibuk dan akan kembali, nanti." Aoi lalu bersedih. Kenta lalu menoleh ke arah Higiri, dan menunjuknya, sambil berkata kepada ketiga anaknya, "Ah, ayahmu sudah kembali. Aoi, Kenzo, Hikaru, pria yang di sana itu, adalah ayah kalian!" "Ayah? Benarkah itu ayah?" tanya salah satu anak laki-laki yang bernama Kenzo. Kenta mengangguk sambil tersenyum. “Ayah sudah kembali d
X tahu Higiri marah besar, namun ia justru membalas Higiri dengan penuh amarah juga.X lalu berdiri dan berseru, “Aku mengijinkannya? Menurutmu begitu? Mengapa Kenta hanya memberitahuku kehamilan dan rencananya? Mengapa bukan dirimu? Higiri, ia memang mencintaimu, namun ia takut kau tidak mempercayainya!!! Aku mengijinkannya berperang, karena aku tahu dan percaya ia mampu!! Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi, seperti kesalahanku kepada Rine! Aku mempercayai Kenta kali ini!! Kau lihat, ia berhasil! Ia berhasil, Higiri! Ia berhasil mengubah total Dunia Musik, ramalan itu tidak terjadi! Kau lihat betapa seluruh penduduk di Dunia Musik sekarang sedang bersenang-senang dan berpesta karena perang sudah tidak ada lagi? Bahkan kau harus melihat langsung wilayah suku Bass dengan matamu sendiri! Itulah yang dikorbankan Kenta! Kau tidak akan pernah mengerti, Kenta sadar bahwa tugasnya lebih berat daripada harus menemanimu di atas ranjang atau singgasana istana suku Harmoni! Kau sendiri sehar
Ada sebuah surat yang tidak terlipat, bertuliskan, "Higiri! Aku hamil! Selamat!! Kau akan menjadi seorang ayah! Aku sangat mencintaimu! Hey, lihat! Aku sudah mual sejak beberapa hari ini, dan aku rasa kita akan memiliki seorang bayi mungil yang akan mewarnai hidupmu di istana ini!"Higiri mulai menangis setelah membacanya, gemetar di tangannya menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak percaya apa yang ditulis Kenta. Ia melihat lagi kotak kecil tersebut, dan menemukan benda lain dalam kotak tersebut, satu strip obat yang bahkan Higiri tidak tahu obat apa itu. Ia lalu memasukan obat itu ke dalam saku celananya, lalu menutup kotak kecil berwarna coklat tersebut. Ia lalu meletakkan kembali kotak berwarna coklat tersebut di pojok lemari pakaiannya, lalu menutup lemari tersebut. Higiri lalu keluar dari kamarnya dengan wajah serius, lalu berlari ke arah ruang medis istana. Sesampainya di sana, Higiri mengeluarkan obat tersebut dari saku celananya, dan memperlihatkan kepada mereka, obat mencurig
Kaito tersenyum, menurutnya Kenta sudah setuju, dan Kaito mulai berkata, "Baguslah kau sadar, Kenta!! Akhirnya, akhirnya!! Kau akan menjadi milikku selamanya dan kita akan menjadi penguasa nomor satu di Dunia Musik! Katakanlah padaku, bahwa kau berjanji akan setia bersamaku dan suku Bass, sekarang juga!" Kenta hanya bisa menangis sedikit walaupun ia tersenyum kepada Kaito. Kaito lalu memeluk Kenta, dengan perasaan bahagia dan senang. Kenta dengan ragu, meneteskan air mata lagi, lalu menoleh ke arah Higiri dan tersenyum kepada suaminya itu, sambil membalas pelukan Kaito, lalu memejamkan matanya. Higiri melihatnya, hatinya sakit teramat sangat hancur, dan berteriak, "Kenta!!! Tidak!!!! Katakan kau mencintaiku, kau mencintai kami semua!!! Kentaaaaaaaa!!!" teriaknya. Tiba-tiba saja, seberkas sinar mulai muncul, dari Musical Sce milik Kenta. Sinar tersebut mulai membesar, dan semakin lama semakin besar. Melihat sinar berwarna putih gading yang tiba-tiba muncul dari Musical Scale milik Ke