Home / Fantasi / A Wandering Star / Part 59: Kebenaran yang Pahit

Share

Part 59: Kebenaran yang Pahit

Author: M.D.Samantha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
(Satu hari sebelumnya...)

Sebuah pesan teks tiba-tiba masuk ke ponsel Kenta. Pagi itu Kenta sedang menyiapkan sarapan, mendengar ponselnya berbunyi, lalu berhenti dan mengambil ponselnya dari saku celana. Ia lalu membaca pesan teks yang dikirim ke alamat e-mail-nya, yang berbunyi, "Temui aku sekarang, pagi ini jam sembilan, di taman kota. Aku akan berada di sebelah sungai tempat kau melihatku dan Higiri, sedang berciuman waktu itu. PS: Ichigo. Ini tentang Kaito."

Setelah membaca pesan teks tersebut, Kenta dengan segera memasukkan ponselnya kembali, lalu menyiapkan dan meletakkan sarapan untuk Higiri di atas meja makan, lalu ia mengambil lagi ponselnya, dan mengetik sebuah pesan teks untuk Higiri yang masih tertidur pulas di dalam kamar, "Aku akan segera pergi ke pasar karena sangat segar membeli ikan di pagi hari! Sarapanmu sudah siap! Jangan lupa makan yang banyak, letakkan saja piring kotornya nanti akan kucuci ketika aku kembali. Penuh cinta, Kenta."

Lalu Kenta memasukkan lagi pon
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • A Wandering Star   Part 60: Mencari Jati Diri

    Ichigo lalu menggelengkan kepala, dan melanjutkan, "Kenta, senjatamu adalah hasil energi cahaya, namun, ketika kekuatan mematikan itu muncul, kau memang masih menggunakan energi cahaya, namun, energi di dalam senjatamu, akan berubah menjadi kekuatan gelap yang akan langsung membunuh lawanmu dan menjadikannya debu dalam sekejap tanpa ada waktu untuk merasakan sakit. Sangat cepat. Jika kau mulai fokus dan rambutmu sudah berubah warna, maka bisa dipastikan, seluruh serangan yang akan kau hasilkan, adalah serangan mematikan dan akan membunuh dalam sedetik saja, jika berhasil menikam lawanmu pada organ tubuh yang vital. Kau harus berhati-hati. Paman-pamanmu apakah tidak ada yang memberitahukan dirimu tentang ini? Aku yakin, kau bisa menjadi pembunuh yang kejam jika Kaito berhasil mendapatkanmu."Ichigo mulai menundukkan kepalanya, ia berusaha menahan perutnya yang benar-benar mulai terasa sakitnya. Kenta lalu membantunya duduk tegak, agar Ichigo bisa bernafas lebih baik. Kenta menatap Ichi

    Last Updated : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 61: Rambut Biru Tua

    Sesampainya di istana suku Simfoni, Kenta dan Higiri langsung disambut oleh Nozomi di depan istana. Nozomi lalu berlari kecil menuju mereka, lalu berkata, "Kebetulan sekali! Ada yang harus kuperlihatkan kepada Higiri!"Kenta lalu bertanya, "Paman X di mana?"Nozomi menunjuk ke sebuah ruangan di pojok istana, dan menjawab, "Dia sedang beristirahat di ruang kerjanya, kalau mau menemuinya langsung saja masuk, ia tidak akan marah apalagi yang datang adalah dirimu."Kenta lalu meminta Higiri mengikuti Nozomi, sementara dia ingin berbicara empat mata bersama X. Higiri dan Nozomi lalu berjalan perlahan menuju sebuah tempat, sambil bercanda. Kenta berlari kecil menuju ruangan yang ditunjuk Nozomi tadi, lalu ia mengetuk pintu ruangan tersebut, dan membukanya. X sedang duduk di atas kursi meja kerjanya, lalu menoleh ke arah orang yang membuka pintu ruangannya, ternyata Kenta, lalu ia melihat Kenta yang menatapnya sangat tajam, sambil bertanya "Kau ingin menyampaikan apa kepadaku?"Kenta berdir

    Last Updated : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 62: Planet yang Berbahaya

    Higiri mengangguk. Ia lalu menghampiri Kenta, dan bersamanya, kembali ke dunia manusia, sementara, Nozomi menoleh ke arah X, dan bertanya, "X, apa yang terjadi sebenarnya? Kenta tidak mungkin seperti itu jika tidak ada sebab, apa yang sudah kau katakan?"X lalu duduk dibantu Ahr, dan menjawab, "Tidak ada. Kenta hanya baru mengetahui bahwa energi yang berada di dalam tubuhnya, lebih kuat daripada emosinya. Aku rasa kalian semua juga harus berhati-hati."Ahr lalu bertanya, "Maksudmu?"X menarik nafas panjang, lalu setelah agak tenang, ia menjawab, "Ratu Angel memilih Higiri bukan karena ia adalah pangeran dari suku Harmoni, namun karena tanpa Higiri, kekuatan Kenta tidak bisa digunakan. Higiri adalah pelengkapnya. Sekarang semua tergantung apakah Higiri bisa mengendalikan emosi Kenta, atau justru sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, Kenta bisa menjadi alat pembunuh tanpa saingan, di Dunia Musik ini."Son dan Westo menatap X dengan tatapan terkejut, Westo lalu berseru, "X, jika yang

    Last Updated : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 63: Rencana Licik Lainnya

    "Kenta!" seru Higiri, namun Kenta sama sekali tidak merespon, justru Kenta menyerang Kaito semakin agresif."Kenta, tunggu! Tunggu!!" teriak Kaito sambil semakin berusaha keras melindungi diri, namun Kenta tidak juga merespon! Kali ini Kaito benar-benar panik, hingga ia terjatuh karena salah langkah. Kenta langsung mengancam leher Kaito dengan seruling yang berada di tangan kirinya, lalu berseru, "Kau membunuh semua yang melindungiku, kau sudah gila, bahkan kau membunuh wanita yang sudah memberikanmu keturunan! Kali ini akan kubunuh dirimu!"Kenta lalu mengarahkan salah satu serulingnya ke atas, dan mengarahkannya ke bawah, tepat menunjuk jantung Kaito yang sudah jatuh dalam posisi telentang. "Kubunuh kau!!!" teriak Kenta dan ia mulai mengangkat serulingnya, hendak menikam jantung Kaito, namun, Ichigo tiba-tiba muncul dalam pikirannya, dan Kenta mulai teringat kata-kata Ichigo kemarin: "Tadinya aku ingin membunuh Kaito, memintamu agar membunuhnya, karena ia tidak mencintaiku, tidak

    Last Updated : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 64: Permintaan yang Berbahaya

    Keesokan paginya, Kenta dan Higiri, lengkap dengan X dan keempat pamannya yang lain, terlihat sedang menikmati sarapan di rumah Kenta. "Dasar orang-orang tua menyebalkan, aku di sini dengan niat berduaan saja dengan Kenta, mengapa mereka harus ikut segala!?" ucap Higiri dalam hatinya, dengan wajah sedikit kesal. Setelah menikmati sarapan, Kenta merogoh saku celananya, lalu memberikan secarik kertas kepada Higiri sambil berkata, "Tolong belikan ini semua di pasar ya, Higiri? Aku sudah memberimu sarapan, bukan? Hihihi"Higiri lalu menggelengkan kepalanya, dan membalas, "Mengapa harus aku, bukankah kau mempunyai lima orang ini yang selalu mengikutimu kemana pun? Ah!"Kenta hanya tersenyum lalu berbisik, "Aku akan membersihkan rumah, sementara orang-orang tua ini pasti akan tertidur setelah makan, dan ingat, yang mempunyai kekuatan bintang di sini hanya dirimu, selain aku. Kau lebih cepat pergi, dan cepat pulang, lalu kita bisa bermesraan, oke?"Kali ini Higiri langsung berdiri dari kurs

    Last Updated : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 65: Rencana yang Gagal

    Moe lalu terpeleset sampai jatuh di atas tanah yang basah. Higiri dengan refleks menangkapnya. Kali ini, mata mereka bertatapan. Moe tersipu malu, dan langsung berdiri. "Kau tidak apa-apa?" tanya Higiri. "Melihat wajahmu saja, rasa sakitku hilang semua," balas Moe dengan wajah tersipu. Higiri lalu tersenyum. Nozomi melihat mereka berdua dari jauh, hanya bisa menggelengkan kepala dan berkata, “Apalagi yang akan terjadi?” Setelah beberapa saat di pasar, akhirnya Higiri memutuskan untuk pulang karena merasa sudah selesai berbelanja. Mereka bersama-sama kembali ke rumah Kenta. Sesampainya mereka di depan rumah, Higiri berucap, "Aku tidak bisa bersamamu terlalu lama, maaf. Namun, ternyata kau adalah orang yang asyik juga, daripada Kenta yang bahkan tidak bisa bercanda denganku. Temuilah aku besok siang di taman kota, aku akan mencari alasan kepada Kenta nanti!"Moe tersenyum lebar, membalas Higiri, "Higiri! Aku akan menunggu!"Higiri lalu masuk ke dalam rumah, membereskan belanjaannya,

    Last Updated : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 66: Hati yang Hancur

    Mendengar itu, raja suku Piano langsung berdiri dan menggebrak meja, sambil berseru, "Kau datang ke sini hanya untuk mendeklarasikan perang? Kami tidak tertarik dengan kekuatanmu, maupun Ratu Kenta! Perhatikan ucapanmu, Yang Mulia!”Mata Moe langsung terbuka lebar-lebar, setelah mendengar pernyataan Higiri tersebut, bahkan lengannya mulai bergetar dan keringat dinginnya mulai keluar, ia hanya bisa menatap meja dengan tatapan terkejut. Higiri tersenyum, lalu ia menatap Moe, dan bertanya, "Lalu mengapa kalian kirimkan Moe kepadaku?"Semua orang bingung dengan perkataan Higiri. Sang raja bahkan bertanya lagi, “Maksud Yang Mulia?”Moe terlihat sudah berkeringat dingin, ia hanya bisa duduk terpaku dan terdiam. Sang ratu lalu menatap Higiri, dan berkata, "Jelaskan, kami yakin kau tidak berniat mendeklarasikan perang antar suku."Higiri lalu tersenyum kepada sang ratu, lalu mengutak-atik ponselnya, dan sebuah rekaman suara mulai terdengar di awali suara Moe: ---- Moe: "Apakah kau mulai me

    Last Updated : 2024-10-29
  • A Wandering Star   Part 67: Keputusan Sesaat

    Mendengar itu, Higiri mulai meneteskan air mata, namun berusaha tetap tenang, dan menjawab, "Kenta, dengarkan. Moe dan Kaito bersekutu untuk memisahkan kita, jika aku tidak menjatuhkan diriku sendiri ke dalam perangkap mereka, kau akan jatuh dalam bahaya yang lebih besar! Namun sekarang kau lihat, Moe sudah dihukum di dalam suku Piano! Aku mengembalikan jebakan yang ia buat untuk kita! Kenta!”Namun Kenta masih menggelengkan kepala, seolah tidak ingin mempercayai Higiri, dan berkata, "Tidak… kau sejak awal memang hanya menginginkan kekuatanku saja! Baiklah, jika kau memang ingin bercerai dariku, lakukan saja!" Sebelum Higiri bisa membalas perkataan Kenta, tiba-tiba sesosok pria berdiri di belakang Kenta, dengan pakaian serba hitam, namun kali ini wajahnya jelas tanpa topeng, ternyata Kaito.Ia lalu berbisik kepada Kenta, "Aku sudah mengatakan padamu sejak awal, ia juga mengincar kekuatanmu. Kau saja yang bodoh termakan cinta."Kenta lalu menoleh ke belakang, masih menangis, lalu menja

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • A Wandering Star   Bonus part: Kisah yang Terlupakan 2

    Higiri kecil hanya bisa terdiam, ia lalu membalas lagi ibunya, “Ibunda, aku akan segera masuk dan melanjutkan makananku, pemandangan di sini sangat luar biasa. Aku akan memandangnya sebentar, boleh?" Ibunya lalu mengangguk sambil menjawab, “Baiklah aku akan menunggu di dalam, jangan terlalu lama, oke?" Lalu Higiri kecil melihat ibunya masuk ke dalam rumah makan tersebut, namun Higiri kecil sendiri masih melihat sekitarnya, berharap gadis kecil itu akan datang lagi, ia sangat penasaran dengan gadis kecil tersebut. Tiba-tiba saja, seorang wanita bertopi agak lebar dan panjang, menghampirinya, lalu berlutut di hadapan Higiri kecil sambil tersenyum. “Apakah kau mencari gadis kecil berambut biru tua dan mempunyai bola mata biru langit?” tanya wanita tersebut. Higiri kecil mengangguk. Wanita tersebut tersenyum semakin lebar. “Ia pergi ke arah sana, ia sedang menuju ke sebuah ladang di mana bunga-bunga matahari mulai tumbuh besar, dan ia hendak mengambil biji bunga-bunga matahari tersebu

  • A Wandering Star   Bonus Part: Kisah yang Terlupakan 1

    Suatu hari yang cerah, di halaman belakang rumah Kenta yang berada di Dunia Manusia, nampak Higiri, X, Ahr, Westo dan Nozomi sedang berkumpul bersama sambil menikmati hidangan kecil bersama teh. Mereka sedang menikmati teh dan cemilan di sore hari, sementara Kenta sendiri sedang tidak ada di rumahnya, karena sedang menemani Putri Aoi di suku Harmoni. Higiri lalu memulai pembicaraan. “Hei, X, apakah selama ini kau, dan kalian semua, berpikir bahwa Ratu Angel sudah menjodohkan diriku dan Kenta, sejak kami masih kecil?” tanya Higiri.X lalu menatap Higiri dan membalas, “Tentu saja, tidak mungkin Yang Mulia Ratu Angel akan membuat Kenta mencari jodohnya sendiri? Kemungkinan besar perang yang ada di Dunia Musik, tidak akan pernah berhenti, sepertinya." Higiri lalu tersenyum kecil. “Ada apa? Apakah ada yang salah? Atau jangan-jangan X sebenarnya hanya mengarang cerita saja?" tanya Nozomi. Higiri menghela nafasnya dalam-dalam. Kali ini, ia mulai serius. “Ratu Angel tidak pernah menjodohk

  • A Wandering Star   Part 92: Finale

    "Kenta!! Kenta!!! Kenta, apa yang terjadi!! Tunggu, aku akan panggilkan perawat!!" seru Higiri, namun, Kenta langsung menarik lengan baju Higiri dan menggelengkan kepalanya. Masih dengan darah yang mengalir dari mulutnya, Kenta lalu berusaha berbicara dengan pelan, "Higiri, melihatmu saja sudah cukup." Higiri khawatir mendengar pernyataan Kenta tersebut, dan membalas, "Kau, kau kenapa!! Tolong jangan menyembunyikan apapun dariku lagi!! Kau membuatku menderita, membunuhku dengan rasa penasaran!! Kenta! Katakan kepadaku, apa yang terjadi!" Kenta tersenyum kecil, lalu membalas Higiri pelan, "Maafkan aku. Dadaku sering terasa sakit beberapa minggu ini. Paman X berkata bahwa kemungkinan besar energi yang terlalu kuat, yang berasal dari dalam diriku, waktu itu, termasuk energi yang kuhabiskan untuk mempertahankan kehamilanku yang sangat menguras tenaga, dan juga kelahiran anak-anak kita yang sangat berat. Semakin lama, badanku sendiri semakin tidak kuat, terlebih lagi, aku sudah lama tid

  • A Wandering Star   Part 91: Masih Belum Selesai

    Part 91: Masih Belum Selesai Higiri yang terlihat mengenakan pakaian formal, masuk ke ruangan utama sambil menggandeng Kenta yang terlihat cantik menggunakan gaun formal untuk acara itu, lalu mereka menaiki tangga menuju panggung utama. Sesampainya di atas panggung utama, Higiri lalu menghadap para tamu, lalu berbicara dengan suara lantang, "Para tamu terhormat sekalian, aku, Hijiribashi Higiri, raja dari suku Harmoni, ingin menyampaikan permohonan maaf yang sangat, sangat, sungguh besar, dari dalam hatiku, karena tiga tahun ini aku berduka, mengira bahwa setelah kejadian yang dahsyat itu, istriku sudah tidak ada, dan ia dalam kondisi hamil saat itu. Karena kesedihan yang besar sekali, aku menutup rapat hatiku, pikiranku, hingga istana suku ini. Aku merasakan kesedihan yang amat mendalam tiga tahun ini. Namun beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan istriku, Kenta, di dunia manusia, dan ternyata selama ini ia berhasil menyelamatkan dirinya, aku sangat berterima kasih kepada Ratu suku

  • A Wandering Star   Part 90: Kebahagiaan yang Kembali

    Higiri kesal sekali mendengar cerita itu, lalu berkata, "Mengapa tidak ada yang memberitahuku? Sampai aku mengira kau sudah hilang menjadi debu!" Kenta tersenyum kepada Higiri, dan membalas, "Paman-pamanku sendiri saja, baru terbangun, setelah hampir sebulan pemulihan di ruang musik. Para pelayan bergantian bernyanyi di sana. Mereka langsung berusaha mengunjungimu namun wilayah sukumu sudah tertutup untuk semuanya. Ketika aku sudah sadar, dan mereka bercerita seperti itu, aku tidak percaya bahwa kau menutup akses masuk bagi semua orang yang ingin menuju ke wilayah suku Harmoni, sendirian. Namun, para prajuritmu berjaga di sana dan mengatakan bahwa kau tidak menerima tamu bahkan aku." Kenta lalu menangis, Higiri memeluknya dengan erat, lalu Higiri mengeluarkan tongkat magisnya dan mulai menggoyangkan tongkat itu. Sebuah kotak coklat lalu muncul di atas tangan kanannya. Higiri lalu bertanya, "Lalu mengapa kau merahasiakan ini dariku?" Kenta terkejut, lalu menjawab, "Maafkan aku, aku

  • A Wandering Star   Part 89: Rencana yang Tidak Diinginkan

    Anak perempuan itu tiba-tiba menunjuk ke arah Higiri, lalu berteriak, "Ah!! Ibu, siapa paman itu?" tanyanya lalu menoleh ke arah dua kakak laki-lakinya, dan terlihat bingung. Kenta tersenyum menatap anak perempuannya itu, lalu berjalan menghampirinya, berlutut dan bertanya, "Ah, iya, Aoi, apa kau ingat ketika kau bertanya di mana ayahmu?" Kenta ternyata berhasil mempertahankan kehamilannya dan melahirkan tiga orang anak kembar, dan satu-satunya anak perempuan, bernama Aoi. Kedua anak laki-lakinya masing-masing bernama Kenzo dan Hikaru. Aoi menatap ibunya dan membalas, "Hmm, iya! Namun, ibu selalu mengatakan ayah sedang sibuk dan akan kembali, nanti." Aoi lalu bersedih. Kenta lalu menoleh ke arah Higiri, dan menunjuknya, sambil berkata kepada ketiga anaknya, "Ah, ayahmu sudah kembali. Aoi, Kenzo, Hikaru, pria yang di sana itu, adalah ayah kalian!" "Ayah? Benarkah itu ayah?" tanya salah satu anak laki-laki yang bernama Kenzo. Kenta mengangguk sambil tersenyum. “Ayah sudah kembali d

  • A Wandering Star   Part 88: Buah Dari Cinta

    X tahu Higiri marah besar, namun ia justru membalas Higiri dengan penuh amarah juga.X lalu berdiri dan berseru, “Aku mengijinkannya? Menurutmu begitu? Mengapa Kenta hanya memberitahuku kehamilan dan rencananya? Mengapa bukan dirimu? Higiri, ia memang mencintaimu, namun ia takut kau tidak mempercayainya!!! Aku mengijinkannya berperang, karena aku tahu dan percaya ia mampu!! Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi, seperti kesalahanku kepada Rine! Aku mempercayai Kenta kali ini!! Kau lihat, ia berhasil! Ia berhasil, Higiri! Ia berhasil mengubah total Dunia Musik, ramalan itu tidak terjadi! Kau lihat betapa seluruh penduduk di Dunia Musik sekarang sedang bersenang-senang dan berpesta karena perang sudah tidak ada lagi? Bahkan kau harus melihat langsung wilayah suku Bass dengan matamu sendiri! Itulah yang dikorbankan Kenta! Kau tidak akan pernah mengerti, Kenta sadar bahwa tugasnya lebih berat daripada harus menemanimu di atas ranjang atau singgasana istana suku Harmoni! Kau sendiri sehar

  • A Wandering Star   Part 87: Penyesalan yang Terlambat

    Ada sebuah surat yang tidak terlipat, bertuliskan, "Higiri! Aku hamil! Selamat!! Kau akan menjadi seorang ayah! Aku sangat mencintaimu! Hey, lihat! Aku sudah mual sejak beberapa hari ini, dan aku rasa kita akan memiliki seorang bayi mungil yang akan mewarnai hidupmu di istana ini!"Higiri mulai menangis setelah membacanya, gemetar di tangannya menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak percaya apa yang ditulis Kenta. Ia melihat lagi kotak kecil tersebut, dan menemukan benda lain dalam kotak tersebut, satu strip obat yang bahkan Higiri tidak tahu obat apa itu. Ia lalu memasukan obat itu ke dalam saku celananya, lalu menutup kotak kecil berwarna coklat tersebut. Ia lalu meletakkan kembali kotak berwarna coklat tersebut di pojok lemari pakaiannya, lalu menutup lemari tersebut. Higiri lalu keluar dari kamarnya dengan wajah serius, lalu berlari ke arah ruang medis istana. Sesampainya di sana, Higiri mengeluarkan obat tersebut dari saku celananya, dan memperlihatkan kepada mereka, obat mencurig

  • A Wandering Star   Part 86: Akhir Sebuah Perang

    Kaito tersenyum, menurutnya Kenta sudah setuju, dan Kaito mulai berkata, "Baguslah kau sadar, Kenta!! Akhirnya, akhirnya!! Kau akan menjadi milikku selamanya dan kita akan menjadi penguasa nomor satu di Dunia Musik! Katakanlah padaku, bahwa kau berjanji akan setia bersamaku dan suku Bass, sekarang juga!" Kenta hanya bisa menangis sedikit walaupun ia tersenyum kepada Kaito. Kaito lalu memeluk Kenta, dengan perasaan bahagia dan senang. Kenta dengan ragu, meneteskan air mata lagi, lalu menoleh ke arah Higiri dan tersenyum kepada suaminya itu, sambil membalas pelukan Kaito, lalu memejamkan matanya. Higiri melihatnya, hatinya sakit teramat sangat hancur, dan berteriak, "Kenta!!! Tidak!!!! Katakan kau mencintaiku, kau mencintai kami semua!!! Kentaaaaaaaa!!!" teriaknya. Tiba-tiba saja, seberkas sinar mulai muncul, dari Musical Sce milik Kenta. Sinar tersebut mulai membesar, dan semakin lama semakin besar. Melihat sinar berwarna putih gading yang tiba-tiba muncul dari Musical Scale milik Ke

DMCA.com Protection Status