“Mek! Saya Ningsih, anak Meme dari Jawa. Saya sayang Meme. Tolong kembali ke alam sana. Meski kita beda agama, saya selalu berdoa untukmu.” Kerabat yang kesurupan itu mengangguk mendengar perkataan Ningsih. Ia mengusap tangan dan pipi Ningsih lalu tersenyum. Kakak beradik itu bergantian mencium tangan kerabat ini. Mereka tahu, yang ada di hadapan adalah kerabat yang dirasuki arwah Dadong Canangsari, sang meme. Mereka hanya reuni sesaat, sekadar mengenang kebersamaan yang tlah lewat, meski meminjam raga orang lain. Bertiga saling tatap lalu meneteskan air mata. Mereka saling merindu kebersamaan saat Dadong masih hidup. Kini, Ningsih dan memenya bisa bertemu, setelah sekian tahun terpisah di tanah seberang. Mereka baru tahu, rasa kehilangan yang menyakitkan adalah saat salah satu dari mereka pergi dan tak mungkin kembali karena kematian. Rindu yang mendesak tak bisa terlampiaskan karena jarak dan waktu bukan mi
Last Updated : 2021-12-09 Read more