Beranda / Romansa / May I Love You? / Bab 1 - Bab 5

Semua Bab May I Love You?: Bab 1 - Bab 5

5 Bab

Pertemuan Pertama

Tiga orang gadis berusia pertengahan dua puluh tahun sedang berkumpul di sebuah club malam yang terkenal di kota New York. Alunan musik yang diputar DJ nampak menggema memenuhi ruangan.Emily, Jessica dan Shopie berkumpul di sebuah ruangan khusus dan menikmati minuman mereka sambil bercengkrama melepas penat akibat pekerjaan."Kau harus berhenti berkerja, Em. Dan berkencanlah," komentar Jessica kepada Emily temannya. Menurutnya kehidupan Emily sungguh membosankan dan ia butuh berkencan.Emily mengibaskan tangannya, ia lalu menegak minuman keras di tangannya. "Tidak. Aku menyukai kehidupanku sekarang. Aku tak butuh lelaki," komentar Emily setelah menandaskan minuman di tangannya."Apa kau ada masalah? Kau sudah minum lebih banyak daripada biasanya," komentar Shopie.Emily kembali menuangkan minuman ke gelas. "Tidak. Aku baik-baik saja," katanya lalu menegak habis minuman di gelasnya.Jessica menahan tangan Emily yang hendak menuangkan cairan yang m
Baca selengkapnya

Efek Mabuk

"Kau harus berhenti minum, Em," kata Shopie Kim, ketika melihat Emily yang baru muncul dari balik kamar tidurnya. Rambutnya mencuat kemana-mana.Emily merenggangkan tubuhnya dengan menyatukan kedua telapak tangannya, lalu menariknya ke atas kepalanya. "Apa aku melakukan  kesalahan semalam?" tanya Emily kepada gadis berwajah asia yang sekarang sedang memakan sebuah apel. Sementara satu tangan Shopie mengenggam apel, tangannya yang lain memegang segelas air mineral."Kau tak ingat?  Setelah kembali dari toilet, kau merancau tak jelas tentang memberi pelajaran kepada para brengsek. Setelahnya kau langsung jatuh tertidur. Aku dan Jess berusaha keras membopongmu kembali ke apartement," jelas Shopie panjang lebar. Ia lalu menggigit apelnya lagi dan mengunyahnya lamat-lamat sambil menatap Emily.Emily mengangkat bahunya. "Aku tidak ingat," katanya singkat."Ngomong-ngomong, Em. Siapa yang kau beri pelajaran ketika kau ke toilet?" tanya Shopie dengan wajah
Baca selengkapnya

Harold Spears

Emily pergi bersama Shopie dengan mobilnya. Mengikuti mobil milik Anthony. Hingga mereka sampai ke sebuah kompleks apartement mewah.Sesampainya di lobby apartemen, Shopie ditahan untuk tidak ikut naik ke atas. Sedangkan Emily diminta untuk mengikuti Anthony ke atas. Ke tempat di mana Harold Spears tinggal.Setelah sampai di depan sebuah pintu, Anthony menekan sebuah bel yang terletak di samping pintu apartemen nomor 13 ini. Melihat nomor apartemennya saja, Emily sudah bergidik ngeri. Ia sekarang sedang berpikir apa yang akan dilakukan oleh Harold Spears kepadanya. Mengingat perlakuannya yang kurang ajar kepada selebriti tersebut."Masuk!" terdengar suara maskulin dari interkom.Anthony membuka pintu dengan kartu akses di tangannya. Ia lalu membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan Emily untuk ikut masuk.Emily mengikuti Anthony masuk ke dalam apartemen dengan nuansa abu-abu ini. Apartemen yang Emily duga merupakan milik Harold Spears, terlihat elega
Baca selengkapnya

Kontrak Kesepakatan

"Kesepakatan?" tanya Emily dengan wajah bingung.Harold menganggukkan kepalanya. "Ya! Aku sudah membuat kontraknya dan kau hanya tinggal menandatanganinya.""Bagaimana jika aku tidak mau menandatanganinya?" tantang Emily."Kau pasti mau. Karena kau tidak punya pilihan," kata Harold percaya diri."Cih... kau percaya diri sekali," komentar Emily sebelum Harold pergi meninggalkannya. Emily menatap punggung Harold yang memasuki sebuah ruangan.Harold kembali dengan sebuah amplop besar berwarna coklat beserta sebuah pena di tangannya. "Kau bisa melihatnya terlebih dahulu," katanya sambil menyerahkan amplop tersebut kepada Emily. Kemudian dengan isyarat tangan, ia mempersilahkan Emily untuk duduk di sofa.Mereka duduk berhadap-hadapan. Dengan sebuah meja yang menjadi pembatasnya. Emily membuka amplop coklat dan mengeluarkan kertas putih di dalamnya. Lalu, membaca lamat-lamat isi yang
Baca selengkapnya

Hari Pertama Kontrak

Emily menekan-nekan bel apartemen Harold yang tak kunjung dibuka. Emily mendengus jengkel. Ia baru saja beranjak pergi saat terdengar suara dari interkom."Siapa? Ada yang bisa kubantu? Ini masih sangat pagi. Bukankah tidak sopan menekan bel apartemen seseorang berulang kali di pagi hari seperti ini?" tanya sebuah suara yang masih terdengar serak seperti baru saja bangun tidur. Nadanya suaranya terlihat kesal karena waktu istirahatnya harus diganggu.Langkah Emily berderap kembali menuju depan apartemen Harold. "Emily Grace. Aku datang untuk membersihkan apartemenmu seperti kontrak kesepakatan yang sudah kutandatangani. Aku datang karena takut kalau saja kau akan menuntutku karena melanggar kontrak. Dan juga perlu kuingatkan bahwa kau sendiri yang menyuruhku untuk datang pada jam enam pagi. Tapi, jika pagi ini kau merasa terganggu dengan kehadiranku, aku dengan senang hati akan pergi dari sini. Terima—" belum selesai Emily menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara pintu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status