Raya Dinata meluruhkan badannya dihadapanku dan seketika itu juga aku terkejut, mataku terpana memandang pria yang dulu angkuh, dingin, dan galak itu bersimpuh di hadapanku. "Ray, apa yang kamu lakukan? Ayo berdiri," ucapku berjongkok di hadapannya. Tapi laki-laki itu masih duduk bersimpuh dengan lututnya. "Ray, Please!" Wajah Ray luruh menatapku seolah memohon padaku. Dan aku typical orang yang mudah meledak-ledak juga mudah melunak. Kuraih tangan itu ke dadaku lalu kutarik tubuh kekarnya ke dalam dekapanku. Spontan pria itu mengungkungku dengan dengan kedua tangannya, dan mengunci dengan tatapan mata elangnya. Aku tak bisa membohongi diriku sendiri bahwa aku terlalu sulit untuk melupakan segala kisah 7 tahun itu, menampik segala pesona sang ditektur muda itu. Iya! Umur kami berbeda, kasta kami berbeda bahkan ststus kami pun berbeda, namun hati kami sama. Satu rasa dan satu jiwa. Bahkan kami sudah memulai kisah kami 7 tahun yang lalu.
Last Updated : 2021-10-17 Read more