Setelah membuka pintu apartemen Farhan, aku bergeming, terpaku dan membisu. Bukan sengaja mau mendiamkan tamu tapi alu seakan terhipnotis oleh kehadiran orang itu. "Om, Tante, silakan. Keadaan Farhan membuat saya yakut. Saya sudah menelpon ambulans," ucapku dambil menunduk. "Apa Farhan kenapa-napa?" Tante Alliya malah balik bertanya. "Lho memamg Renata tidak menelpon Tante, tidak memberitahu kalau Farhan jantungnya anfal." "Apa?!" Perempuan itu langsung menyelusup ke kamar Farhan, namun nggak ditemukannya sosok itu. Tante Alliya mengangkat kedua alisnya. "Farhan di kamar saya, Tante," "Hah!" Aku tercekat melihat reaksi mamanya Ray. Nggak menyangka kalau wanita paru baya itu akan sekaget itu. "Tapi, kami nggak ngapa-ngapain kok, Tante. Malah Farhan sedang sakit, kita butuh ambulans," ucapku menjelaskan semua, takutnya terjadi sesuatu. "Sakit? Ambulans?" Wanita itu semakin menautkan kedua alisnya. Lho, meman
Last Updated : 2021-09-16 Read more