Home / Romansa / Young Single Mom / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Young Single Mom: Chapter 41 - Chapter 50

81 Chapters

Tingkeban

Mereka melanjutkannya untuk saling bertukar cerita satu sama lain. Tak lupa ibu juga membuatkan minum dan camilan untuk mereka.Hingga tak terasa waktu sudah berlalu hingga pagi hari dan mereka masih asik berbincang."Hari ini kalian ambil cuti kan?""Iya La, kita mau temenin kamu dulu hari ini. hahaha.""Laaaaaaa! Hp mu bunyi tuh dari tadi." Ibu berteriak mendengar nada dering ponsel Lula yang tak juga Lula dengar."Ya buuuu!" Lula segera mengambil ponsel yang ia taruh di dekat tv.Setelah ia lihat notifikasi, ternyata ada beberapa panggilan masuk dan beberapa pesan. Salah satunya adalah pesan dari nomor baru yang tak dikenal."Saya driver, mau mengantarkan kue." ~driverSaat selesai membaca pesannya tiba-tiba nomor itu kembali menghubunginya. Membuat Lula segera menggulir tombol berwarna hijau itu untuk menjawab panggilannya."Hallo?""Ya, Hallo?""Mba saya mau
Read more

Short message

"Kita pamit dulu deh ya. Takut kemaleman." Mereka bertiga pamit undur diri pada Lula dan keluarganya."Makasih lho ya. Hati-hati dijalan. Kalau udah sampai kabarin!" Mereka menganggukan kepala dan tersenyum ke arah Lula beserta keluarganya yang mengantar didepan rumah. Lalu mereka melajukan kendaraannya meninggalkan rumah Lula.Setelah kepergian mereka, Lula membantu ibu membereskan semuanya. Mereka juga saling berbincang menikmati moment berkumpul yang jarang sekali terjadi."La kemaren kiriman kue itu bapak kasih ke anaknya pak Soleh.""Iya gak papa pak malah bermanfaat, seneng kan anak kecil dikasih kue?""Kelihatannya sih seneng, kebetulan pas lewat depan rumah terus bapak kasih aja.""Kue apa sih?" Tante Ai terlihat penasaran."Itu dari Jaka. Kemaren kan Lula ulang tahun te.""Heleh. Ngasih kok kue. Buat apaan coba? gak ada faedahnya." Raut wajah Tante Ai terlihat sengit."Masih b
Read more

Lula's struggle

Setelah selesai membersihkan diri, ia kembali beraktivitas seperti biasanya di rumah. Hingga waktu semakin siang dan perutnya sudah mulai merasakan mulas.Lula menunggu hingga malam hari dan rasanya masih sama. Sedangkan keluarga besarnya sudah sigap berkumpul dirumah kecil itu untuk mendampingi persalinannya nanti.Saat tengah malam, frekuensi sakitnya makin naik. Hingga kini, ia mulai merintih menahan rasa sakitnya saat perutnya kencang. Namun, ia tak segera bergegas ke klinik juga. Ia memutuskan untuk menunggu hingga pagi karena jarak sakitnya masih belum terlalu dekat.Sebenarnya ia sangat gelisah, tapi melihat seluruh keluarganya mendampinginya. Hal itu memberikan kekuatan tersendiri untuknya.Lula tetap berada di ranjangnya. Posisi apapun yang ia lakukan tetap saja tidak mengurangi rasa sakitnya. Sepanjang malam ia terjaga hingga badannya mulai lelah. Kantung matanya menghitam, rambutnya berantakan. Ditambah nafsu makannya juga hilan
Read more

C-section

Mau tak mau Lula dan keluarganya mengiyakan perkataan bidan itu. Mereka kemudian pergi menuju rumah sakit khusus bersalin yang telah ditentukan. Bidan itu juga setia mendampingi Lula hingga rumah sakit seperti janjinya. Sesampainya disana, mereka langsung disambut oleh security yang berjaga didepan beserta perawat yang bertugas."Rujukan dari klinik ya?""Iya.""Mohon maaf sebelumnya, ini yang boleh nunggu cuma 2 orang. Kalau sudah masuk gak boleh keluar lagi." Karena kondisi covid, mereka membatasi pengunjung bahkan keluarga pasien juga.Setelah beberapa saat berunding, mereka memutuskan untuk memilih Ibu dan Tante Nda yang tinggal dirumah sakit bersama Lula."Ayo silahkan langsung masuk ke ruang dokter!" Perawat segera membawa Lula keruang dokter segera setelah Ibu dan Tante Nda berjalan dibelakang Lula.Para petugas terlihat sangat sigap dan tanggap dalam menangani pasien. Tidak bertele-tele dan membuang waktu. Rup
Read more

Against death

Tepat diatas leher Lula, ada tirai yang berfungsi untuk menutupi bagian perut kebawah agar pasien tidak melihat proses operasi. Namun, Lula masih bisa melihat kepala dokter dan perawat yang sedang menyayat - nyanyat perutnya."Gak sakit kan Bu? kaya digaris pake pulpen aja?""Sa-akit." Lula merasakan sayatan pertama yang rasanya perih luar biasa."Barusan sayatan kedua gak sakit juga kan Bu?""Sa-akit Dok." Sayatan kedua terasa lebih sakit daripada sebelumnya."Gimana sayatan yang ini sakit gak?""Sa-akit ini dok." Sayatan yang ketiga ini terasa sakit luar biasa. Namun, Lula berusaha keras menahannya.Mereka masih tak menghiraukan rasa sakit yang Lula rasakan. Hingga akhirnya saat mereka berusaha mengeluarkan bayinya, terlihat 2 orang dokter yang tepat berdiri di samping kanan dan kiri Lula menekan perutnya dengan sangat kuat secara bersamaan dengan diiringi loncatan."Hmmmmmmh sa-akiiiiiiit!" Ka
Read more

Raden Volker

Lula masih belum bisa banyak bergerak, saat ini rasa sakit bekas operasinya paling terasa karena efek obat biusnya sudah hilang total.Ibu dan Tante Nda selalu sabar merawat Lula dan bayinya. Mereka bergantian istirahat, selalu sigap saat Lula membutuhkan sesuatu. Bahkan, untuk makan saja Lula tak bisa melakukannya sendiri. Membuat Ibu dan Tante Nda harus bergantian untuk menyuapinya dengan penuh kesabaran. Mereka tak menghiraukan rasa lelah yang mereka rasakan."Kamu udah nyiapin nama buat Thole (Panggilan untuk anak laki-laki Jawa) belum La?""Udah Bu, Ibu mau nyumbang nama gak?""Iya dong, kasih nama Raden ya La!""Oke Bu, Raden Volker bagus gak Buk?""Bagus tuh La. Raden Volker aja gak papa."Raden Volker. Artinya seorang bangsawan Jawa yang melindungi rakyat.Kelahirannya sebagai putra dari seorang Ibu berdarah Jawa membuatnya cocok mendapat nama Raden. Sedangkan dibalik nama Volker yang art
Read more

Daughter?

"Udah gitu keluarganya kurang ajar banget nuduh Lula mata duitan. Duit gak seberapa aja diminta lagi kok sok sok an! Dasar gak tahu malu." Tante Nda membiarkan Ibu untuk meluapkan amarahnya. Ia berharap itu bisa membuatnya lebih lega."Emang si Jaka bisa banget biar gak malu didepan keluarganya Mba. Dia kayak gitu karna malu kalau keliatan kere didepan keluarganya." Tante Nda juga sebenarnya geram. Tapi ia berusaha menahannya agar tidak membuat Ibu lebih emosi lagi."Nda, kamu bisa bantuin jual mobil Lula gak?" Ibu menatap Tante Nda, ia tersenyum setelah melihat Tante Nda yang malah ikut marah-marah."Bisa Mba, nanti biar Mas Dul yang jualin. Kita turuti kemauan Lula dulu aja Mba. Saat ini mentalnya pasti lagi down banget, kita harus dukung dia Mba biar dia tetap kuat." Tante Nda memberi pengertian sebaik mungkin pada Ibu agar ia bisa mengerti kondisi anaknya yang sedang terpuruk dan sangat membutuhkan dukungan dari orang terdekatnya."Iya
Read more

Back home

"Mba hari ini sudah boleh pulang.""Apaaaa?" Lula yang masih belum 100% sadar dari tidurnya itu tiba-tiba mengerjapkan matanya setelah sebelumnya terpejam. Ia terkejut mendengar suara perawat yang memperbolehkan pasien pulang."La, pasien disebelah udah boleh pulang tuh." Tante Nda terlihat menghampiri Lula ke ranjangnya setelah sebelumnya berdiri didekat pintu mendengarkan pembicaraan perawat dan pasien yang ada disebelahnya."Ya ampun cepet banget pulihnya. Aku lho belum bisa duduk Te. hiks hiks hiks.""Makanya ayo semangat latihan duduk biar cepet pulih!" Lula menganggukkan kepalanya berkali-kali mengiyakan perkataan Tantenya. Ia sangat semangat membantu Lula untuk menaikan dan menurunkan sandaran tempat tidurnya.Baru kali ini Lula harus tidur di ranjang rumah sakit selama berhari-hari. Hingga membuat punggungnya terasa pegal dan panas. Rasa panas itulah yang membuat dirinya ingin segera bisa duduk dan beranjak dari tempat t
Read more

Javanese

"2 minggu lagi kontrol kesini ya Bu. dedeknya juga!" Perawat itu tetap mendorong Lula hingga keluar dari bangunan rumah sakit."Oh ya baik Mba." Ia menghentikan laju kursi rodanya tepat didepan mobil Bapak."Sudah saya daftarkan sekalian ya Bu, jadi tinggal kesini aja sekitar jam 9nan." Ia juga membantu Lula untuk masuk ke mobil. Karena Lula masih sedikit kesusahan untuk mengangkat tubuhnya, menahan perih diperutnya."Terima kasih banyak ya Mba." Perawat itu memundurkan kursi roda yang tadi sempat Lula duduki itu untuk menjauh dari mobil."Sama-sama Bu, semoga cepat sehat ya." Setelah semuanya naik, Bapak kemudian melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit yang sudah beberapa hari Lula tinggali itu.Sesampainya dirumah, Tante Ai, Mbah Putri, Om Sunan dan anak-anak menyambut kedatangan Lula dengan gembira. Tante Ai segera membantu Lula turun dari mobil, ia kemudian menuntun Lula yang masih sulit berjalan untuk masuk kedalam kama
Read more

Baby blues

Kallula menatap wajah Raden yang sedang terlelap disebelahnya. Matanya berkaca-kaca tapi bibirnya menyunggingkan senyuman."Jadi anak kuat ya nak! terima kasih kamu udah lahir dengan sehat, mama sangat bersyukur atas kehadiran kamu nak." Lula mengusap kepala bayi kecilnya dengan lembut. Ia juga menciuminya beberapa kali.Setelah acara upacara adat itu selesai, Tante Nda sekeluarga dan Bapak pulang kerumah. Begitupun ketiga teman Lula. Lula masih ditemani Ibu, Mbah Putri dan keluarga Tante Ai dirumahnya.***Entah mengapa perasaan Lula makin sensitif. Ia sering tiba-tiba menangis tanpa alasan. Kadang ketika malam hari saat dirinya memandang wajah Raden, ia tiba-tiba menangis. Seperti alam bawah sadarnya sangat gelisah.Karena Tante Nda sudah pulang, Lula mulai menyusui Raden sendiri. Sedangkan ASI Tante Ai tidak terlalu banyak untuk 2 anak. Asi Lula masih sedikit yang keluar. Ditambah putingnya yang terasa sangat perih membuatnya selal
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status