"Mulai sakit?" Bima tersenyum getir, mengelus lembut kepala sang isteri yang nampak beberapa kali mengernyit pedih itu. Dia tahu, pasti pengaruh anestesinya sudah hilang, jadi rasa sakitnya mulai terasa. "Iya Mas, perih banget." jawab Melinda dengan mata memerah, wajahnya nampak pucat. "Masih bisa tahan? Kalau enggak nanti biar aku telepon dokter Hen, konsul minta naik dosis obat anti nyerinya, Sayang."Melinda hanya membalas dengan anggukan kepala. Memejamkan matanya kembali dan menikmati pedih yang kini membelenggu dirinya. Bima kembali tersenyum getir, ia ikut merasakan sakit dan pedih itu walaupun dia sama sekali tidak terluka atau apapun itu. Melihat sang istri pucat dan sesekali menitik air mata membuat hati Bima benar-benar pedih. "Tidurlah, biar Mas jagain kamu." bisik Bima lirih, mengelus dan mendaratkan kecupan di dahi sang isteri. Dengan susah payah Melinda membuka mata, tersenyum dan mengangguk. Bima kembali mend
Last Updated : 2021-12-01 Read more