“Tidak, bukan begitu, Camellia,” ucap Hagen, yang seketika menarik gadis itu ke dalam pelukan.Dia menarik wajah Camellia, dan menghapus air matanya yang jatuh. Dengan tatapan lembut penuh perhatian, Hagen pun mengelus pelan pipi dan bibir Camellia yang mulai basah karena air mata.“Aku tidak pernah berpikir kau lemah. Panggilan itu, karena aku menganggapmu sangat pantas untuk diperlakukan istimewa. Meskipun selama ini caraku sangat salah, tetapi aku tidak pernah berpikir untuk merendahkanmu dengan panggilan Princess,” jelas Hagen, sembari mendaratkan kecupan lembut di bibir Camellia yang bergetar menahan isakan. “Percayalah padaku, kau jauh dari kata lemah.”Hagen tahu bahwa perasaan gadis itu sangat sensitif saat ini. Hal itu terbukti dengan emosinya yang mudah tersulut hanya dengan kehadiran wanita lain. Dan seketika saja, Hagen merasa bersalah. Dia tidak mengira Camellia peduli. Bahkan, satu-satunya kecemburuan yang pernah
Last Updated : 2022-04-01 Read more