Home / Romansa / Hati yang lemah / Chapter 11 - Chapter 15

All Chapters of Hati yang lemah: Chapter 11 - Chapter 15

15 Chapters

11. Hari terakhir Ujian

Hubungan ku dengan Faber masih pada tahap pdkt-an tidak ada progres apapun. Padahal ini sudah hari terakhir ujian loh, tapi kayaknya aku kena friendzone deh. Aku sama dia udah tukar-tukaran nomor telepon dan kadang-kadang juga nge-chat tapi temanya gak jauh-jauh dari sekolah. Uh.. capek ya ngejar orang. Namun aku tidak boleh patah arang harus terus berusaha untuk bisa mendapatkan hatinya Faber. Setelah ujian ini kami akan libur semester, dan rapor akan dibagikan minggu depan di hari sabtu. " Hhh..." "Kenapa loe ? Kok lesu gitu?" Tanya Levi. aku, Levi dan temanku yang dua orang lagi itu sednag makan bekal bersama. Kami memakannya di taman sekolah. Aku menceritakan apa yang sedang kualami pada Levi dan teman-temanku lainnya. "Udah loe gerak dulu aja, biar gak lou gak baper mulu" celetuk mellisa saat aku mengutarakan isi hatiku. "Kayaknya ide ba
Read more

12. Saat angin berhembus

 "ehh.. kok mereka disini?" tanyaku spontan dengan suara yang agak sedikit besar.Mamakku bertanya dengan heran. "mereka itu siapa?"  aku menunjuk pada lapangan skateboard. "Itu mak, teman sekolahku" "Ohh hobi mungkin?""mungkin mah, enak ya mereka punya hobi keren kayak gini" gumanku pelan namun ayahku tetap mendengar suaraku ini. "kamu kan juga bisa punya hobi keren, anak ayah masa gak ada hobi keren sih, coba diingat-ingat dulu, pasti ada kan?""menyanyi?" tanyaku pada ayahku. " Itu juga Keren!" "Awww thank you ayah"sungguh aku benar terharu ayahku sangat sportif dan ibuku selalu memberikanku semangat saat aku perlu semangat untuk menghadapi sesuatu. kami sudah selesai makan.aku memutuskan untuk tidak menyapa mereka dan memilih untuk makan saja dan setelah ini aku akan menggunakan waktuku untuk melukis dan ibuku sedang mengambil foto-foto
Read more

13. Hati yang tenang

Matahari bersinar dari timur dengan membawa asa setiap insan yang tinggal dibumi menjadi terbumbung tinggi seperti tingginya andromeda di lautan bintang. aku menatap langit dengan perasaan yang tenang dan dengan kesejukan embun di pagi hari aku mengayuh sepedaku kesekolah. Hari pertama sekolah di tahun ke tiga. Aku tidak sabar akan menerima pelajaran seperti apa dan akan melanjutkan kegiatan seperti apa setelah ini. Oh iya, sebelumnya aku diinfokan oleh teman sekelasku bahwasanya kami akan melakukan PRAKERIN sebentar lagi. PRAKERIN adalah kepanjangan dari (Praktek kerja industri) untuk siswa kelas tiga sepertiku aku akan memulai semester pertama dari tahun ke tiga ku untuk mulai kerja lapangan. Aku sudah naik kelas dan sudah mendapatkan nama tujuan lapangan yang akan lalui selama satu semester di kantor dinas sosial daerah. Aku akan berkerja sebagai magang dengan waktu hanya tiga bulan dan setelah itu kami akan dikembalikan lagi ke sekolah. hari ini setelah mengambil bet
Read more

14. Tanpa Kepastian

Hari-hari Fera dikantor sangat tenang, staf yang berkerja di instansi yang sama dengannya pun orangnya ramah-ramah dan baik hati mereka mengajarinya banyak hal, mulai dari mencatat dokumen yang masuk, mengajarinya bagaimana cara membuat surat permohonan yang benar dan juga mengajarinya akutansi untuk keperluan pengeluaran dana yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hari ini, seperti hari yang biasa-biasanya dia duduk di meja yang telah disediakan oleh pegawai disini dan menyuruhnya untuk menyusun berkas dan mengelompokkannya untuk ditata kembali kedalam lemari berkas. seseorang tiba-tiba mengetuk di pintu kantor dan seorang ibu-ibu datang sambil menggendong kucing anggoranya yang terlihat sangat lemas. "Tolong ini bentar" panggil ibu itu pada staff yang segera merespon dan mengambil kucing itu dari tangannya. Fera melihatnya dengan seksama dan penasaran kenapa ibu ini membawa kucingnya yang sakit kesini bukannya ke pet shop. "Kenapa ini
Read more

15. Apa hanya perasaaanku saja

Secara mengejutkan Faber tiba-tiba mengirim pesan padaku dia bertanya apakah aku ada waktu luang atau tidak. Aku yang sedang mencatat laporan masuk dan laporan keluar pun heran. Kok tiba-tiba nggak ada angin gak ada hujan Faber tiba-tiba ngajak aku keluar gini ya. Aku segera membalas pesannya. 'Engg.. kebetulan sehabis dari sini enggak sih rencananya mau pulang ke rumah'kirimFaber membacanya, lalu membalas. 'Mau keluar cari makan siang bareng gak?''Balasannya. Jantungku berdebar-debar. Wah apa maksudnya ini. 'Uhm.. boleh, dimana?'kirim. Faber segera membalas.'di rumah makan padang mau?' balas Faber. Rumah makan padang? Banyak minyaknya gak tuh? Batinnku.'uhm.. boleh'kirim.'kujemput?' Faber mengirim pesan begini dan wajahku segera memerah. 'eh.. Gak usah, aku bawa kereta sendiri' 'oh okeh kalau gitu, see you'balasnya.'see you too'balasku juga. wowapa inikah pertanda bahwa dia juga menyukaiku? omg apa yang harus aku lakukan? apa yang harus kulakukan? omg omg in
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status