"Perfect, Tiara! Buka mata! Ingat, jangan cari kesempatan dalam kesempitan! Jangan modus! Kalau mau peluk, peluk aja. Adit rela kok," ucapnya penuh tawa. "Yeeeeee!" triaku. Hampir aja kebablasan, untung masih bisa nahan diri. "Sini, Ra. Kalau mau peluk. Nih, Adit sudah siap," ucapnya sembari membentangkan tangan. "Huuuu … ngarep!" cetusku. "Berapa Kg?" "52 kg. Yeeeeeeee … makasih Dokter Adit," ucapku. Sebetulnya aku ingin memeluknya, tapi ku-urungkan. Daripada dibilang modus, lebih baik menahan diri. "Ra, beresin bajunya, kita pulang hari ini," ucapnya. Ada senang ada juga sedih. Senangnya bisa ketemu keluarga, sedihnya, tidak lagi menghabiskan waktu dengan Adit. Tidak pernah kubayangkan aku menjadi secantik ini sekarang.
Last Updated : 2021-06-26 Read more