Share

Bab 17

Author: RENA ARIANA
last update Last Updated: 2021-06-26 02:15:53

Pov Adit

Setelah mendengar suara Mama sambil mengetuk pintu, aku mulai membuka mata secara perlahan. Kulihat layar ponsel, Tiara juga sudah terlelap. 

"Dit!" panggil Mama.

"Iya, Ma …! Sebentar!" Matakku terlihat sembab ketika bercermin. 

"Kamu nangis?" tanya  Mama saat aku membuka pintu. 

"Maafkan, Mama sudah egois sama kamu. Tadi Mama menghubungi Ilham, Mama tanya informasi tentang Tiara. Ternyata ucapan Pak Bara tadi siang tidaklah benar," ucap Mama membuatku sedikit lega.

 'Bara ke sini?' emang brengsek ….'

"Memang Bara tadi ke sini, Ma?"

"Iya, Pak Bara berceri

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ginzdy Asmara
semakin seruuu n penasaran top up y alamaaaaak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gendut Alasan Suami Mendua   Bab 18

    POV Bara"Mas, kamu ngelakuin apa sampai di pecat sama Pak Adit? Sekarang mau nyari kerja di mana? Susah tau nyari kerja!" Sandra terus berbicara."Kamu bisa diem, gak? Brisik!" Aku tak kalah membentak."Kamu si, kalau ngelakuin sesuatu gak pernah mikir imbasnya.""Tapi kamu sendiri yang mau nggaggalin pernikahan Adit sama Tiara! Mana tau kalau akhirnya begini!" sungutku tak kalah kesal."Tapi sebenarnya kamu emang pingin kan, balikan sama, Tiara? Ngaku!" tuduhnya."Kamu ngomong apaan si? Aku cuma gak mau Tiara bahagia lepas dari aku! Aku mau, hidup Tiara hancur, sehancur-hancurnya!" sentakku.

    Last Updated : 2021-06-26
  • Gendut Alasan Suami Mendua   BAB 19

    Mendambakan seorang mertua penyayang itu impian setiap menantu. Tidak sedikit kebanyakan dari mertua tidak cocok dengan menantunya. Allhamdullillah, itu tidak berlaku pada calon mertuaku yang ini. Meski kekayaan mengelilinginya, tapi beliau sekeluarga sangatlah rendah hati. Tutur katanya begitu lembut dan sopan. Karena rasa bersalah akibat kesalahpahaman kemaren, berkali-kali Bu Norma - calon mertuaku itu meminta maaf.Kemaren, niat Adit membawaku ke kelinik, justru berbelok ke rumah besarnya. Beruntung, aku tidak mendapat perlakuan yang sama seperti pertama kali berkunjung.****Tawa bahagia dua keluarga yang akan bersatu, membuatku tersenyum renyah. Cincin emas bermata berlian sudah terpasang di jari manisku sebagai tanda kalau aku telah terikat oleh Adit.Kedua orang tuaku dan orang tua Adit, mencari hari dan tanggal yang baik untuk melangs

    Last Updated : 2021-06-26
  • Gendut Alasan Suami Mendua   Bab 20

    [Udah di telpon sama, Ayu, kamu, Mas] Ku kirim pesan itu pada calon suamiku.[Dia cuma minta kerjaan, Sayang. Kasihan] balasnya.[Terus kamu kasih?] Emot mikir kutambahkan.[Kebetulan, Mela ijin keluar mau nikah.]Mataku melotot membaca pesan darinya.[Oh, kapan?][Tadi hari terakhir kata, Dokter Key][Ohhh][Kenapa, Sayang?] balasnya dengan emot senyum.[Gak pa2][Oke. Met malam, dan met istrahat calon istri] balasnya dengan emot cium.Tak kuindahkan lagi pesan darinya. Ap

    Last Updated : 2021-06-26
  • Gendut Alasan Suami Mendua   Bab 21

    Bara datang dengan Sandra, wajahnya begitu terkejut ketika melihat Tyo. Tanpa berucap, Tyo langsung menghampiri Bara."Mas Bara, ini uang dan minyak nyong-nyongnya," ucap Tyo, membuatku menahan tawa geli. Entah, bagaimana dengan Adit dan Ilham apa mereka juga menahan tawa? Lagi, ada-ada saja Tyo, ini. Belum juga Bara menghampiri kami, eh dia maen serobot saja. Wkwkwkwk … hiburan tersendiri.Wajah Bara terlihat merah padam, entah merah menahan malu, atau merah menahan amarah, mungkin saja menahan malu dan amarah. 'Sukur ….!'Pandanganku kembali fokus pada Bara dan Tyo. "Kamu itu ngomong apa, Tyo? Jangan sembarangan fitnah, kamu!" kilahnya."Siapa yang fitnah, Mas? Sumpah demi Tuhan, saya gak fitnah! Orang Mas Bara sendiri yang ngerayu saya. Ini uangnya!" Tyo ter

    Last Updated : 2021-06-26
  • Gendut Alasan Suami Mendua   Bab 22

    POV Ilham[Am, maaf ya aku langsung balik ke rumah jadi enggak bisa ke kantor. Malam ini, aku dan Adit mau diner] pesan masuk dari Tiara. Ku bales pesannya dengan kata Ok, tidak lupa emot senyum kuselipkan. Senyum yang terlihat manis untuknya, tapi begitu pahit untukku. Untung saja aku tidak menunggunya hingga jam pulang kantor. Lagipula bodoh juga aku berharap, secara Adit ini kan pemilik perusahaan. Dan Tiara, adalah calon istrinya. Tiara Anatasya ….Kisah ini dimulai 9 tahun silam. Ketika aku baru saja mau lulus SMK. Singkat cerita, saat itu aku berkenalan dengan seorang gadis cantik nan lembut, sebut saja ia "Anatasya." Kami diperkenalkan oleh teman kami, entah mengapa pertemuan pertama dengan Tasya, menjadi kesan yang teramat menyenangkan untukku.Hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan, dan seterusnya. Semakin

    Last Updated : 2021-06-26
  • Gendut Alasan Suami Mendua   Bab 23

    POVBaraTidak bisa seperti ini, Tiara tidak boleh jatuh ke tangan siapapun. Hanya aku yang berhak atas Tiara. Bisa gila aku, kalau seperti ini ceritanya. Aku harus bisa. menggagalkan pernikahan Tiara. Sepertinya bukan dendam. Tapi, lebih tidak rela melihat Tiara bahagia dengan orang lain. Tidak … tidak … aku tidak bisa membayangkannya.Dengan modal nekat, hari ini juga aku akan datang ke kantor Tiara. Ya, tidak peduli dengan siapapun yang ada di sampingnya.Bukan kantor, tapi, pagi ini aku akan pergi ke rumah Tiara. Aku sudah biasa membuntutinya. Biasanya, pukul segini Tiara akan menunggu Adit di depan gerbang rumahnya. Kalau cara lain gagal, cara menculik Tiara pasti berhasil. Cara ini sepintas terbesit tanpa ku

    Last Updated : 2021-06-26
  • Gendut Alasan Suami Mendua   Bab 24

    Bukk!Adit dan Ilham muncul bersamaan dan langsung memukul leher Bara dengan kayu. Aku merasa lega, karena Adit langsung datang dan membungkus tubuhku dengan jaketnya. Sedangkan Ilham, kulihat dia sudah memalingkan wajah dan keluar dari kamar.Ketika bajuku sudah habis terkoyak, dan menampakkan auratku, sungguh membuatku seperti tersayat. Tangisku pecah di pelukan Adit. Aku seperti merasakan depresi tersendiri. Wajah Adit begitu marah, rahangnya mengeras. Setelah selesai melepaskan semua ikatan, Adit kembali menghampiri Bara, dia menghajar Bara, yang bahkan sudah tak sadarkan diri. Aku tidak mencegahnya, bahkan jikalau Bara harus mati pun aku tak peduli. Ulah Bara kali ini benar-benar mampu menginjak-injak harga diriku. Aku malu harus terlihat di depan Adit, meskipun dia calon suamiku. Masih beruntung, bagian bawahku masih terbungkus rapi.

    Last Updated : 2021-06-26
  • Gendut Alasan Suami Mendua   Bab 25 Dilema hati

    "Tiara! Tiara! Kurang ajar ya kamu! Tega sekali kamu memenjarakan anak saya! Kelewatan kamu! Kuwalat kamu nanti!" berangnya. 'Dasar Nenek lampir! Masuk rumah orang tanpa permisi, teriak-teriak pula.'"Anak Ibu, memang pantas di penjara! Kalau perlu seumur hidup! Biar tidak menjadi kuman dalam hidup saya!" jawabku. Ibu Bara mulai menghampiri dan hendak menyerangku."Kurang ajar ya kamu!" Dia mencoba menyerang wajahku. Tapi, aku segera menghindar. Tahu aja Mak Lampir, wajah orang cakep."Mending Ibu pulang deh, dari pada bikin gaduh di sini! Pulang-pulang!" Aku menarik tangan Ibu keluar. Keluargaku tidak ada yang ikut campur, mereka hanya menonton. Kasian udah tua kalau di keroyok."Cabut lapor

    Last Updated : 2021-06-26

Latest chapter

  • Gendut Alasan Suami Mendua   ENDING

    ENDING"Apa anda benar-benar tidak tahu dimana keberadaan Milka?" Ilham bertanya pada Rian bos istrinya itu."Saya tidak tahu, Pak Ilham. Benar. Untuk apa saya menyembunyikan istri anda?" jawab Rian mulai terbawa emosi dengan pertanyaan Ilham yang terkesan menyudutkan bahwa Rian mengetahui keberadaan Milka. "Sudah enam bulan ini saya kehilangan kontak dengan Milka semenjak dia mengundurkan diri dari perusahaan saya," lanjut Rian lagi. Ilham pun meminta maaf pada Rian. "Maaf, kalau begitu saya pamit dulu," ucap Ilham kemudian beranjak dari ruangan Rian. Sampai di depan ruangan Rian, Ilham menjambak rambutnya. Menahan pusing dan sakit kepala yang hampir pasrah mencari keberadaan Milka. Bahkan bertanya pada keluarganya pun Ilham tidak mendapatkan jawaban apapun."Kemana kamu, Sayang!" jerit Ilham dalam hati. "Aku sangat merindukan kalian berdua. Istri dan anakku. Rasanya begitu menyiksa. Tolong hubungi aku, Milka. Aku rindu. Aku bisa gila kalau seperti ini terus. Kenapa kamu tega sekali

  • Gendut Alasan Suami Mendua   Akhirnya

    POV IDA"Gimana?" ulangku bertanya. Setujukah? Biar adil. Hidup itu harus adil!" Aku mendekati wajah suami dan istri sirinya itu. "Kurang ajar kamu!" ucap Putri. "Wah! Aku gak kurang ajar dong. Mas Hildan itu suamiku. Dari mana aku kurang ajar? Disini ada hakku dan anak-anakku. Pilih saja! Kehilangan rumah, atau usaha dengan segala kemewahannya?" Aku kembali mengingatkan kehancuran mereka yang sudah berada di depan mata."Dasar wanita brengsek!" maki Putri tidak terima. Jelas saja aku meringis mendengar makiannya. Rasanya manusia bodoh satu ini memang ingin ditertawakan. "Ha! Aku brengsek? Loh, bukannya kamu yang brengsek?" kataku lagi. Muak sudah aku dengan keduanya. Tak peduli kalau kami harus bercerai. Tapi aku juga tidak mau jika cerai tidak mendapat apapun. Lagi, aku punya dua anak dengan Mas Hildan. "Udah, Mas. Kasih saja. Yang penting perempuan ini enyah dari kehidupan kita," ucap Putri. Aku tersenyum girang. "Yes!" batinku dalam hati. "Satu lagi." Aku kembali berbicara mem

  • Gendut Alasan Suami Mendua   Rencana

    RencanaPOV IDAKeributan besar terjadi di rumah malam ini. Mas Bara membawaku pergi ke sebuah rumah minimalis yang lumayan mewah dan mobil mewah terparkir di halaman itu. Saat kutanya pada Bang Bara itu rumah dan mobil siapa, Bang Bara jawab Hildan. Membuatku tak percaya. Namun ketidakpercayaan itu berubah jadi rasa percaya ketika Hildan keluar dari rumah itu bersama dengan perempuan cantik. Kemudian mereka masuk ke dalam mobil. Yang membuatku lebih kaget lagi, pakaian Mas Hildan sangat berkelas layaknya orang kaya berduit. Jelas saja membuatku terpana. Tega sekali dia berlaku seperti ini padaku dan kedua anakku. Singkat cerita, aku pun mengikuti Mas Hildan dan perempuan itu ternyata mereka pergi ke hotel. Setelah keduanya keluar lagi dari hotel, akupun masuk ke dalam hotel bersama Bang Bara, bertanya pada Resepsionis siapa mereka. Dan yang mengejutkan, ternyata mereka adalah pemilik hotel itu. Aku benar-benar ditipu mentah-mentah. Setelahnya, aku dan Bang Bara memutuskan pulang ke r

  • Gendut Alasan Suami Mendua   Kacau balau

    Kacau balauIlham menatap pilu kepergian Milka. Rasanya seolah ada yang menyayat hatinya. "Kenapa setelah aku menyadari perasaan sayangku, justru kamu pergi dariku, Milka," lirih Ilham. Laki-laki itu pun melangkah ke kamar dengan perasaan yang tak menentu. Seolah hilang arah dan seketika tidak memiliki semangat dalam hidup. Seharian, Ilham hanya diam di kamar. Tidak makan ataupun minum. Ia hanya meratap memikirkan Milka dan anaknya. Semua seolah berbalik 180 derajat Biasanya saat ada Milka dia tak pernah merasakan hal seperti itu meskipun dalam hatinya dia mencintai Tiara juga. Namun saat ini, perasaan cinta pada Tiara seolah hilang, dan justru terfokus pada Milka dan anaknya. "Seperti inikah rasanya berharga seseorang setelah pergi? Kenapa berharganya seseorang terasa setelah kepergiannya. Kenapa saat bersama seolah semua biasa saja?" lirih Ilham seraya menjambak rambutnya. ***"Bund, Ayah mau ke tempat Ilham dulu. Sudah tiga hari ini, dia tidak masuk kantor. Nomor juga tidak aktif

  • Gendut Alasan Suami Mendua   Butuh waktu

    Butuh Waktu"Hari ini kami tidak boleh berangkat kerja, Milka," cegah Ilham saat Milka sudah siap dengan pakaian kantor dan tas di tangannya."Aku kariawan orang. Tidak bisa seenaknya begitu!" balas Milka. "Tapi aku suami kamu, dan kau berhak melarangmu!" tekan Ilham lagi sembari menghalangi Milka yang sudah siap hendak membuka pintu. Ilham sendiri berdiri di depan pintu kamar lalu mengunci pintunya dan mengambil kunci itu supaya Milka tidak bisa keluar dari kamar. "Awas, Mas! Aku mau kerja nanti kesiangan!" ucap Milka geram. "Kamu gak ada masuk kerja hari ini. Begitupun aku. Aku tidak tahan didiamkan oleh kamu! Kita selesaikan masalah kita. Jangan keras kepala, Milka! Jangan seperti anak kecil! Kamu itu seorang Ibu. Mari bicara dengan kepala dingin!" ujar Ilham. "Duduk!" pintanya sambil mendorong tubuh Milka hingga wanita itu pun terduduk di tepi ranjang. Wajah Ilham mendekat pada Milka, sementara Milka membuang muka. "Aku tanya sama kamu, kamu benar-benar ingin pisah dari aku? T

  • Gendut Alasan Suami Mendua   Menyedihkan

    MenyedihkanTepat pada pukul 20.00 seperti yang telah disepakati, Bara pergi menemui Pak Santoso. Bersyukur Pak Santoso tidak membatalkan proyek kerja samanya. Jadi, Bara pun merasa aman. Setidaknya, Bara tidak kehilangan pekerjaannya. Setelah selesai menemui Pak Santoso, Bara pun langsung berpamitan untuk pulang. Namun, langkahnya terhenti ketika dirinya mendapati Hildan turun dari mobil bersama wanita cantik. Penampilannya juga sangat rapi tidak seperti saat sedang berada di rumah. Bahkan, pakaian yang Hildan gunakan juga tidak sama seperti pakaian yang dipakai saat bertengkar dengan Ida siang tadi. "Masa sih Hildan pura-pura miskin di depan istrinya? Kelewatan," batin Bara. Namun, saat dirinya ingin berontak, Bara kembali teringat kesalahannya di masa lalu. "Tidak mungkin kesalahanku ditanggung oleh Ida. Hildan! Rasanya aku ingin membunuhmu!" batin Bara sambil mengepalkan kedua tangannya. Diam-diam Bara pun mengikuti Hildan dan wanita itu. Langkah kaki Bara terhenti di sebuah ho

  • Gendut Alasan Suami Mendua   Ingatan Masa Lalu

    Ingatan Masa LaluPOV BaraBetul apa kata Sandra. Tepat pukul 13.00, sepasang suami istri datang melihat-lihat rumah ini. Kemudian, mereka juga memintaku untuk segera berkemas karena besok mereka akan menempati rumah ini. Aku pun dengan pasrah meninggalkan rumah ini beserta isi yang telah kubeli menggunakan uangku. Sandra kelewatan. Padahal rumah itu juga hasil jerih payahku juga. Semoga setelah ini hidupnya hancur. ***"Loh, Bang Bara ngapain kesini bawa-bawa koper?" tanya Ida bingung. "Sandra menggugat cerai dan rumah di jual," singkatku. "Terus Abang gak nuntut apa-apa? Enak banget Sandra," sinis Ida. "Aku malas berdebat. Pusing sakit kepala. Sudahlah biarkan saja. Yang penting aku tidak kehilangan pekerjaan. Sandra wanita ular. Berurusan dengannya membuat hidup tak tenang.""Oh, jadi Abang gak mau nuntut apa-apa?" Ida kembali bertanya dan menegaskan. Aku menggeleng. Aku memang malas berdebat dengan wanita itu. Malas sekali. Sudah pasti aku yang kalah. Lagi pula rumah itu dibel

  • Gendut Alasan Suami Mendua   Aku tidak bersalah

    POV BARAWaktu yang masih ada tidak boleh aku sia-siakan. Aku sangat yakin, kalau hubungan rumah tangga Milka dan Ilham pasti akan sulit dikembalikan seperti semula. Daripada dipecat tidak dapat apa-apa, hancur semuanya. Mending aku hancurin usaha Adit. Setidaknya meskipun aku hancur, Adit dan keluarganya juga sama. Jatuh miskin. Hancurku pun tak percuma. Tidak sia-sia. Kalian salah kalau melawanku. Kalian lupa kalau aku adalah orang yang sangat nekad."Lebih baik, kamu jangan gegabah, Bar. Ingat bagaimana nasib Ibumu, Ida? Mereka butuh kamu. Kalau kamu di penjara gimana? Mending yakinkan Milka saja," kata hatiku bicara demikian membuat aku merasa bimbang karena bertentangan."Aku harus memperbaiki semuanya. Langkah awal aku akan berusaha meyakinkan, Milka."***Tepat pukul 16.00, aku meninggalkan kantor. Kukebut mobil supaya bisa cepat berada di kantor Milka. Sebab, hari ini aku ingin mengajaknya bicara dari hati ke hati. Aku akan berusaha meyakinkan dia dulu. Setidaknya, ku kesampin

  • Gendut Alasan Suami Mendua   Kesempatan dalam kesempitan

    ##Bab 70Kesempatan dalam kesempitan"Milka, sendirian aja. Aku temani ya?" ujar Bara yang langsung menarik kursi di depan Milka dan duduk dengan santai serta rasa percaya diri. Milka sendiri langsung malas melihat kedatangan Bara. "Ngapain sih nih orang, ganggu aja," kesal Milka dalam hati. "Kamu, Bara. Ngapain?" tanya Milka sambil mengerutkan kedua alisnya."Nggak, aku lihat kamu sendirian sambil melamun. Ada apa? Ada masalah? Coba cerita sama aku. Siapa tahu aku bisa bantu," tawar Bara. Milka menyunggingkan sebelah bibirnya. Sangat tidak suka dengan ucapan Bara yang dirasanya terlalu ikut campur urusannya."Gak ada apa-apa, Bar. Sok tahu kamu," kesal Milka. Bara menghancurkan suasana tenang di pagi harinya. Milka pun langsung bangun dari tempat duduknya. Melihat respon Milka yang seperti itu, Bara merasa sangat kesal. Tapi dia harus bersabar. "Sombong sekali wanita ini," batin Bara kesal. Diperlakukan seperti itu oleh Milka, membuat Bara malu dan seolah jatuh harga dirinya."Mau k

DMCA.com Protection Status