28 JALAN-JALAN “Ya ampun, bikinin gw minum, kek,” ucap Reno sambil mendengkus. “Ihhh ... lo enggak tahu malu ya, datang-datang langsung minta minum.” “Yang hangat ya, airnya,” katanya tidak perduli dengan omonganku. Aku memberikannya teh dan dia langsung meminumnya. “Ya ampun, ini pahit banget. Enggak lo kasih gula, apa?” “Lagi ngirit gw!” “Enggak berubah juga ya, lo.” “Mau ngapain lo ke sini?” “Liburan. Oya, minggu depan lo pulang ke Indonesia, kan? Entar pulang sama-sama aja. Gw di sini satu minggu,” kata Reno. Aku tidak menjawab pertanyaannya, karena tidak tahu harus menjawab apa. Aku sendiri ragu untuk pulang. Takut akan bertemu dengan om Hendro dan tante Ajeng. Bagaimana bisa aku yang tidak tahu malu ini tiba-tiba hadir lagi dalam kehidupan mereka. “Dah sana pulang ke hotel lo, gw mau tidur!” “Lo enggak punya cemilan?” “Disuruh
Read more