Michael menggelengkan kepalanya. Quin sebenarnya bukan orang yang bodoh, hanya saja dia tidak mengerti dunia luar. Sudah jelas para preman itu hanya berani mengancam saja, dan pasti sekarang sudah kabur. Bagaimana mungkin dia bisa kembali. “Dia tidak memanggil orang-orang lain, dia pasti sudah kabur dan tidak akan kembali lagi,” Michael berusaha menjelaskan. Quin tertegun lalu bertanya, “Jadi dia berbohong padaku?” “Iya, merekalah yang sebenarnya bodoh, sudah berani membohongimu.” Michael berpikir sebenarnya dengan adanya Quin bisa menjadi kekuatan tambahan baginya, dan Michael bisa mengendalikannya. Tapi di sisi lain, ini juga bisa berarti buruk, karena Michael butuh lebih dari itu. Kalau Quin tidak punya kemampuan untuk berpikir kritis, bisa bahaya juga. Quin terlihat geram, lalu berkata dengan marah, “Mestinya tadi aku langsung menghabisinya. Berani-beraninya dia berbohong padaku.” “Tenang saja, kamu akan punya banyak kesempatan untuk menunjukkan kemampuanmu nanti, dan kam
Baca selengkapnya