All Chapters of Suami Pelitku Menyesal Setelah Berpisah Denganku: Chapter 41 - Chapter 50

110 Chapters

Menemukan Buku Diary

🌹🌹🌹🌹🌹 #Pov Huma Aku pun segera masuk dan hendak bergabung bersama ibu-ibu di dapur. Wika sedang bermain bersama Raiqah dan juga beberapa anak tetangga di ruang tamu "Wika, ini simpan dulu handphone nya!" Aku menghampiri Wika dan menyerahkan handphone milik Wika. "Mamah Huma, tadi ayah bilang apa? Ada bilang kita disuruh pergi ke Aceh, nggak? "  tanya Wika. "Kalian liburannya kapan? Kata ayah, liburan ini kita pergi. Siapa yang mau ikut? " Aku bertanya kepada anak-anak, menatapnya satu persatu. 
last updateLast Updated : 2021-07-02
Read more

Bermalam Di Rumah Wahyu

🌷🌷🌷🌷🌷 #Pov Humaira Setelah Raiqah tertidur, aku teringat dengan buku harian tadi, aku segera mengambilnya di dalam tasku, perlahan aku mulai membuka buku Diary yang tertulis nama Dewi Eka Handayani. Kubuka dihalaman pertama, tertulis biodata tentang Dewi, dan terpampang foto masa kecil Dewi ukuran postcard. Nama: Dewi Eka Handayani  TTL. : Cimahi/ 14 Juli 1981  Hoby: eksperimen masakan, all about at flowers, dll  Pesan: kejarlah duniamu tapi jangan tinggalkan
last updateLast Updated : 2021-07-03
Read more

Hadiah Dari Aki Juned

🌼🌼🌼🌼🌼   #Pov Huma   Pada malam harinya kami berkumpul di ruang tamu, untuk membicarakan masalah yang penting.   Bukan hanya kami, bahkan kedua Kakak Aa' Wahyu dan keluarganya pun turut serta hadir, kami sekarang tinggal menunggu Bapaknya A' Wahyu datang.   "Assalamualaikum," ucap seseorang dari luar.   "Waalaikumsalam," jawab kami kompak.   Bapaknya A' Wahyu datang bersama dua orang pria.   "Maaf lama nungguin, ya!" ucap bapaknya A' Wahyu tersenyum.
last updateLast Updated : 2021-07-04
Read more

Ada Apa Dengan Ki Juned

"Pak, aki (kakek) Juned, kok udah bagi-bagi harta?" Ceu Yuni menatap Pak Yudi penuh tanda tanya. "Aki (kakek) sama nini (nenek) hidupnya gimana nanti, kalau semua harta sudah dibagi-bagi gitu," imbuhnya lagi. "Bapak juga kurang tau, Mah! Kalau kata Pak Agung, kita disuruh bertanya langsung sama Ki Juned, kalau bisa secepatnya kita menemui beliau, banyak yang harus dibicarakan katanya, kalau nanya sama mereka mah percuma, mereka nggak tau apa-apa, mereka kan cuma menjalankan tugas," jawab bapak. "Besok aja yuk, kita ke sana nya, rame-rame!" ucap Teh Ina sembari menoleh ke arah bapak, lalu mengedarkan pandangan ke semua arah mencari dukungan dari yang lain. "Sok atuh! (Silahkan!) Mamah mah setuju aja. Kamu juga bisa pergi kan Neng Huma?" Ceu Yuni menatapku, menanti jawaban. Aku menoleh ke arah mamah, minta persetujuan, mamah pun  mengangguk tanda setuju.  "Boleh, Mah," jawabku singkat.  "Nenek, aku sudah n
last updateLast Updated : 2021-07-05
Read more

Penculikan

# Keesokan harinya Pagi-pagi sekali, sebelum adzan berkumandang, aku sudah terbangun,  suasana nampak begitu sunyi, hanya detak jam dinding yang terdengar. Aku segera beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian membuat sarapan pagi dan membereskan kekacauan di dapur. Menjelang Subuh, terdengar suara orang mengaji dari mesjid depan rumah, aku masih sibuk berkutat di di dapur. Sambil memasak, aku pun membersihkan ruangan. "Bikin apa, Neng!" Ceu Yuni menyapaku secara tiba-tiba, membuatku kaget. "Nasi goreng, Mah!" jawabku. 
last updateLast Updated : 2021-07-06
Read more

Penyekapan

 Sadar dalam bahaya, aku menulis pesan singkat Kepada adikku Haikal dan mengaktifkan GPS, agar keberadaanku mudah untuk di lacak, lalu mengirimkan lokasi terkini kepada Haikal melalui pesan dengan logo bergambar gagang telepon berwarna hijau. "Stop, Pak! Atau saya akan teriak," pekikku. Lagi-lagi sang sopir hanya terdiam, lalu akhirnya berkata, "Teriaklah! Mobil ini kedap suara," ucapnya singkat. "Siapa kamu? Apa maumu? Siapa yang menyuruhmu?" Teriakku, berusaha membuka pintu mobil, namun tidak bisa di buka, aku pun memukul-mukul jendela dan berteriak meminta tolong. "Tolong ... !" teriakku.
last updateLast Updated : 2021-07-07
Read more

Aksi Penyelamatan Huma

🌼🌼🌼🌼🌼   #Pov Huma   Tiba-tiba pintu terbuka, dan masuklah beberapa orang pria, salah satu dari mereka memakai masker  dan juga topi.   "Gimana, enak makan malamnya?" ucap pria bermasker dengan tatapan tajam.   "Siapa kamu, tolong bebaskan saya!" Aku menyelidiki wajahnya, namun dari matanya sepertinya aku pernah melihatnya.   "Kamu akan  aku bebaskan, asalkan dengan satu syarat," ucapnya   Apa syaratnya? Cepat katakan, jika aku mampu, aku akan memenuhinya." Aku menatapnya, dan mencoba untuk menging
last updateLast Updated : 2021-07-08
Read more

Pertarungan

 # Pov Huma Setelah menerima telepon dari Aa' Wahyu, hatiku sedikit lebih tenang. Aku sebenarnya merasa heran, kenapa pria itu seperti mengenali Aa' Wahyu,  dia juga mengetahui masalah penghibahan harta itu, padahal baru kemarin malam berita itu kami terima. "Calon istrinya Wahyu, cantik juga ya." Ia memandangku lekat dan hendak menyentuh wajahku, namun aku menghindar dan segera memalingkan muka. "Mendingan kamu sama Aa' aja Neng geulis (cantik), nggak usah sama si Wahyu. Dia itu sudah duda, kalau Aa' masih single," ia pun terkekeh. 
last updateLast Updated : 2021-07-09
Read more

Di Rumah Sakit

Polisi membawa Yanuar dan kawan-kawan ke kantor polisi, juga bapak-bapak yang tadi menolong kami pun turut ikut serta, sebagai saksi. Aku, Aa' Wahyu dan Bang Imron menaiki mobil ambulans menuju rumah sakit terdekat. Haikal,  Kang Hadi dan Bang Togar mengikuti kami dari belakang, menaiki motor masing-masing. Bang Imron, terluka di bagian tangan, dan memar dibeberapa bagian, dan kini dalam keadaan pingsan. Sementara A' Wahyu duduk bersandar di dekat Bang Imrom merintih kesakitan,  menahan perih di kakinya. dan aku duduk di sebelahnya, "Yang kuat, Aa sayang," Jemari kami saling bertautan. 
last updateLast Updated : 2021-07-10
Read more

Menginap Di Rumah Sakit

"Neng !" Perlahan Aa' Wahyu membuka matanya."Kok malah bangun, Aa' !" Aku membulatkan mata, terkejut."Maaf, ya Sayang ! Aa' ketiduran," ucapnya."Aa' istirahat aja ya ! Neng juga sudah ngantuk ini." Mataku sudah tak bisa diajak kompromi, aku pun berkali-kali menguap."Neng, tidur disini aja ya sayang, biar Aa' yang tidur di kursi itu !" ucapnya."Ah ... ! Aa' mah ngaco !Aa' kan lagi sakit, udah biar Neng aja yang tidur di kursi." Aku pun segera beranjak menuju kursi panjangDi ruangan ini ada beberapa tempat tidur pasien, namun sudah terisi penuh, keluarga pasien yang menunggu pun sudah terlelap di atas tikar yang mereka bawa sendiri dari rumah.Walaupun aku memakai baju gamis, tapi di dalam, aku juga memakai celana panjang, jadi aku tidak terlalu khawatir jika selama tertidur, bajuku tersingkap.Tak  menung
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status