“Ven, bentar aku angkat telepon dulu!” Redita memberi kode kepada Yanven bahwa ia harus mengangkat panggilan itu, Yanven hanya mengangguk pelan, ia kemudian melangkah ke kamar mandi, ada sesuatu yang harus ia ganti sebelum sampai kemana-mana.“Hallo,” jawab Redita dingin.“Kamu di mana, Sayang? Saya tunggu di apartemen, pulanglah. Ada yang harus kita bicarakan segera,” guman suara itu dari seberang.“Maaf, belum bisa pulang,” jawab Redita ketus.“Perlu saya kesana jemput dan paksa kamu balik? Saya bisa lacak lokasi kamu saat ini juga!” ancam suara itu yang langsung dibalas dengan hempasan kasar nafas dari Redita.“Tidak usah repot-repot,” Redita masih enggan bermanis-manis dengan sosok itu, dasar! Nggak muda, nggak tua, semua laki-laki itu sama saja, buaya!“Pulanglah, jangan seperti anak kecil!” guman suara itu frustasi.“Oh jadi kayak anak keci
Last Updated : 2021-06-02 Read more