Home / Romansa / Behind Her Pride / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Behind Her Pride: Chapter 41 - Chapter 50

128 Chapters

Bab 41

Sesuai perkiraan, kehadiran Axello Cassanova menjadi magnet warga Nethern University terhadap acara Podcast Visual yang diadakan anggota BEM. Ribuan orang menonton via streaming dan bisa menikmati penampilan salah satu mantan bintang Nethern pada masanya. Boleh dibilang jika Axello Cassanova ini adalah bintang yang tak lekang oleh waktu. Terbukti, beberapa tahun setelah ia lulus dari sana namun pamor dan namanya masih bersinar dan terjaga eksistensinya di tengah generasi baru yang bahkan tidak pernah mengenal dirinya secara personal. Hanya dengar dari satu mulut ke mulut lain tentang bagaimana menggemparkannya masa-masa kuliah seorang Axello Cassanova. Semua orang sepakat, takhta yang sebelumnya dipegang Axello kini telah terjaga dengan aman di tangan Jaydan sampai nanti pendatang baru tiba untuk menggantikan posisinya di kala Jaydan meninggalkan Nethern. Lelaki yang tak lama lagi akan merayakan ulang tahunnya yang ke-22 itu sama
Read more

Bab 42

Semua panitia bingung tentang dari mana asal suara itu, microphone mereka mendadak mati dan tidak bisa difungsikan, Jaydan meminta beberapa orang untuk memeriksa ke ruang operator, khawatir jika pengumuman itu akan berisi informasi yang tidak seharusnya dikonsumsi umum. Lelaki itu pun memonitor keadaan dari ruang kendali, memeriksa CCTV untuk menemukan si pelaku iseng yang dengan kurang ajarnya memblokade acara BEM. "Jadi, di tanganku sekarang sudah ada diary bersampul biru yang berisi sebuah kisah yang cukup menggelikan untuk didengar. Ah, maksudnya menyenangkan. Kalian pasti sudah pernah mendengar kisah ini sebelumnya karena sempat heboh beberapa bulan lalu. Kisah tentang seorang gadis angkuh yang dengan lancangnya mengajak Presma kesayangan kita untuk berpacaran. Kalian pernah dengar, kan, kisah itu? Bagaimana akhirnya? Yap, menyedihkan. Dan sekarang, aku akan membagi bagaimana awalnya kisah itu bisa dimulai. Doakan ya, semoga aku tidak muntah ketik
Read more

Bab 43

"Angel, kamu baik-baik saja, kan?" khawatir Alessa sambil mengelus punggung mereka sahabatnya. Angel menoleh kemudian memberikan senyuman santai, "Aku tidak suka intonasi pembacaannya. Jelek, dia payah sekali," komentar gadis itu membuat Alessa melenguh lega kemudian memeluk sahabatnya itu dari samping. "Oh-my-God! Incredible! Menjijikkan sekali, bukan begitu teman-teman? Isi hati yang sungguh tidak tahu diri. Orang angkuh seperti ini mana pantas mendapat balasan cinta dari Jaydan. Seharusnya dia-" Ucapan suara misterius itu tiba-tiba berhenti setelah pihak panitia berhasil memfungsikan kembali microphone mereka dan membalikkan keadaan seperti semula. Karel yang tadi kelimpungan panik, kini sudah ada di atas panggung sana, meredam bising suara orang-orang yang mulai menjadikan Angel sebagai bahan gunjingan mereka di r
Read more

Bab 44

"Terima kasih untuk kunjungannya, Kak," ungkap Jaydan setelah semua acara dan segala masalah yang terjadi di dalamnya selesai. Ada sedikit kekecewaan di hati Jaydan karena acara yang ia dan teman-temannya rancang tidak berjalan sesempurna bayangan. Kejadian peretasan kegiatan tadi cukup memalukan namun Jaydan juga tidak bisa berbuat apa-apa, semua sudah terjadi dan kasusnya sedang diusut. Aneh sekali, orang-orang jahil itu tidak terdeteksi keberadaannya sekali pun Jaydan dan tim sudah memeriksa cctv di setiap sudut ruangan. "Sama-sama, Jay, aku juga senang bisa diundang ke sini. Kalau bukan karena undanganmu sepertinya butuh waktu lama untukku berkunjung." Kedua laki-laki itu berjalan menuju pintu keluar, Jaydan ingin mengantar Axello ke tempat parkir setelah sebelumnya pria dengan gaya hair up itu menemui rektor kampus Nethern. Untuk melepas rindu dan mengobrol beberapa hal yang tidak Jaydan ketahui. "Itu karena kakak sibuk sekali.
Read more

Bab 45

Angel tidak pernah berterima kasih atas hari-hari indah yang pernah dia miliki dalam hidup, namun khusus hari ini, gadis itu ingin mengucap syukur sebanyak-banyaknya pada Tuhan. Dia senang karena akhirnya setelah seminggu penuh melakukan kegiatan kampus, gadis itu akhirnya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat di kamar asramanya. Meregangkan otot-otot, berbaring santai sambil asyik bermain ponsel yang dipinjamkan Jaydan. Gadis itu iseng membuka akun Stargram yang sudah lama ia tinggalkan. Ribuan notifikasi yang belum diperiksa muncul begitu akun itu dibuka. Angel sama sekali tidak berniat mencari tahu ujaran kebencian sekejam apa yang ada di sana, dia hanya iseng melihat postingan-postingan lamanya yang selalu mendapat like dan komentar bejibun terlepas itu positif atau negatif. Orang-orang begitu memperhatikannya, mengenai apa yang dikenakan, apa yang dimaka
Read more

Bab 46

Perasaan rindu yang dirasakan Angel rupanya berbalas manis karena sepertinya Moca pun begitu merindukannya. Kucing berbulu putih itu langsung melompat ke arahnya begitu Angel masuk ke area ruang tamu di kediaman Jeyasa Kim, kakak kandung Jaydan sekaligus sulung dari keluarga Herlan Kim. Usianya baru 29 tahun, berprofesi sebagai pengacara di salah satu firma hukum prestisius. Jeyasa cukup ambisius dalam pekerjaannya, dia adalah pengacara yang tak patah arang dalam memenangkan kasus yang ia tangani. Profesionalitas dan kredibilitasnya sebagai seorang pengacara juga sudah terpercaya.  Perkenalan singkat yang dilakukan Jeyasa sempat membangkitkan harapan Angel, memunculkan pertanyaan tentang bisakah Jeyasa membersihkan nama ayahnya dari tuduhan kasus korupsi? Namun tentu Angel tidak sampai hati menanyakan hal itu. Bagaimana pun mereka baru saling mengenal lima menit lalu. Rasanya tidak etis mengangkat pembicaraan yan
Read more

Bab 47

"Pakai ditanya lagi, aku yang mengundangnya." "Ahh, rupanya ini alasanmu menyuruhku cepat pulang dan menjemput Jaydan dari sarangnya?" "Mm, tapi bukan hanya itu, aku masih punya kejutan untuk kalian semua." "Apa?" tanya Axello penuh minat, Jeya tersenyum penuh rasa bahagia ke arah suaminya. Dia mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang kecil dari sakunya lantas diberikan pada Axello. Pria itu membukanya, melihat kejutan apa yang ada di balik kotak misterius tersebut. mata Axello melebar, ia mematung sesaat kemudian menatap istrinya penuh binar bahagia. "Kamu hamil?" pekik Axello membuat Emma dan Jaydan menatap cepat Jeya. Jeya mengangguk, dia tersenyum namun air matanya sudah turun mengekspresikan rasa bahagia yang tak terbendung. Setelah empat tahun pernikahan akhirnya Tuhan mempercayakan anugerah berharga itu dalam rahim Jeya. Axello langsung memeluk istrinya erat. Mengucap syukur karena Tuhan membalas penantian dan kesabaran mereka
Read more

Bab 48

Selesai makan malam, Jaydan mengajak Angel untuk bicara berdua di halaman belakang rumah kakaknya. Di sana ada sebuah tempat yang teramat nyaman untuk duduk-duduk santai saat langit secerah malam ini. Angel mungkin masih tidak mengerti mengapa dia berada di tengah-tengah keluarga bahagia ini, tapi dia sangat menikmati setiap momen yang dia alami di sini. Semua orang memperlakukannya dengan baik, bahkan ketika Herlan datang, pria itu tidak ragu menyapa Angel dengan akrab. Sepertinya keluarga Jaydan adalah keluarga paling sempurna yang pernah Angel lihat. Beruntung sekali lelaki itu, begitu pikir Angel. "Angel," panggil Jaydan ragu-ragu. "Ya?" sahut Angel sambil menoleh ke arah yang memanggil. "Maaf ya karena kakakku kau jadi terjebak di sini." Angel mengangkat satu sudut bibirnya, "Tidak apa-apa, aku senang be
Read more

Bab 49

"Kau tidak punya mobil?" ujar Angel tampak keberatan ketika Jaydan akan mengantarnya menggunakan motor. "Naiklah," titah Jaydan enggan menanggapi protes tersirat Angel. "Aku tidak pernah naik motor." "Naik atau kutinggal?" "Pinjam mobil kak Axello saja, kau bisa menyetir, kan?" kekeh Angel belum mau menyerah. Malam-malam naik motor trail, sepertinya itu bukan ide yang bagus. Bagaimana jika Angel masuk angin? Terlebih motor itu tampaknya tidak akan nyaman jika ditumpangi dua orang. "Sampai hitungan ketiga kau tidak naik, aku serius akan meninggalkanmu." "Tapi Jaydan—" "Satu ...." "Hei!" "Dua
Read more

Bab 50

"Aku lihat akhir-akhir ini kak Jaydan jadi semakin dekat ya dengan kak Angel," ungkap Naina yang akhirnya memiliki kesempatan untuk mengobrolkan hal ini setelah sebelumnya mereka sibuk membahas tentang organisasi. Saat ini keduanya sedang berada di ruang sekretariat, anggota yang lain sudah pamit lebih dulu untuk mengikuti kuliah atau melakukan hal lainnya di luar ruangan tersebut. hanya tersisa Naina dan Jaydan di sana, dan sepertinya mereka tidak akan beranjak dengan cepat. "Bisa dibilang kami memang mulai akrab." "Syukurlah, aku senang mendengar hubungan Kakak dan kak Angel sudah membaik. Kehadiran kak Angel di BEM membawa banyak perubahan positif ya, Kak. Ternyata kak Angel itu tidak sejahat yang orang-orang pikirkan." Jaydan tersenyum membenarkan tanpa ragu pernyataan itu, "Dia memang keras kepala tapi sebenarnya hatinya baik. Orangnya gengsian, mungkin itu yang membuatnya terlihat angkuh." "Aku juga bisa merasakan kebaikan kak Angel seja
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status