Home / Urban / LEAVE ME LOVING YOU / Chapter 1 - Chapter 9

All Chapters of LEAVE ME LOVING YOU : Chapter 1 - Chapter 9

9 Chapters

CHAPTER 1

"Find someone who wants to be with you without question, accept you for who you are and that someone is me." *** Tepat pukul sepuluh, tanggal sepuluh, bulan sepuluh di tahun 2020 Kanaya dan Pandu resmi menjadi sepasang suami istri. Pandu berhasil mengucapkan janji suci pernikahan dengan lancar, pun jua membuat para tamu juga keluarga dari kedua mempelai lega sekaligus bahagia. "Selamat ya, Nak! Sekarang kamu sudah resmi menjadi suami Kanaya," ujar Abhimanyu memeluk Pandu yang kini telah resmi menjadi suami dari putrinya itu. "Selamat datang di Keluarga Raheja, Papa berdo'a semoga rumahtangga kalian berdua selalu di penuhi kebahagiaan," sambutnya diiringi dengan tepukan hangat pada punggung lebar sang menantu.  "Terima kasih, Prof." Jawab Pandu sembari tersenyum hangat "Jangan panggil saya, Prof. Sekarang saya adalah mertua kamu dan kamu adalah men
Read more

CHAPTER 2

"Love is not what you say, love is what you do." *** Malam itu usai bertugas di rumah sakit, Pandu bergegas pulang. Tiba di rumah, ia segera menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Namun ia baru menyadari, jika sejak ia pulang, pria berwajah teduh itu belum melihat Kanaya, sang istri. "Dimana Kanaya?" pikirnya sambil berjalan keluar dari kamar  Tiba-tiba matanya menangkap sosok Kanaya yang tengah tertidur di meja makan dengan apron yang masih menempel di tubuhnya. "Sepertinya ia kelelahan setelah seharian berkutat dengan urusan domestik," pikir Pandu iba Pandu berjalan mendekati sosok wanita kesayangannya yang nampak masih terlelap itu. Dipandanginya setiap inci wajah ayu yang me
Read more

CHAPTER 3

"Meeting you was fate, becoming your partner was a choice, but falling in love with you was completely out of my control." *** Tanpa terasa sebulan sudah Pandu dan Kanaya resmi menjadi sepasang suami istri. Walaupun sejak awal pernikahan, Kanaya telah mengatakan yang sejujurnya bahwa ia tidak mencintai pria tampan itu namun Pandu tetap nekat menikahi gadis cantik itu dan siap menunggu hingga Kanaya pada akhirnya benar-benar bisa mencintainya secara utuh sebagai seorang suami. Malam itu usai mengajar di kampus, Pandu bergegas pulang karena merindukan sang istri yang memang tengah bertugas sejak beberapa minggu lalu itu dan berharap Kanaya telah kembali dari tugasnya sebagai seorang Cabin Crew dan menyambutnya dengan masakannya yang enak.
Read more

CHAPTER 4

"I can never tell you that I love you because I am afraid you'll run away." *** Keesokan harinya.. "Aku 'kan sudah bilang sama kamu, Mas jangan pergi tapi kamu masih ngeyel dan akhirnya apa?" omel Kanaya kembali menumpahkan emosinya terkait kecelakaan yang menimpa sang suami beberapa waktu lalu  Pandu hanya bisa mendengarkan omelan sang istri dengan hati lapang. Ia sedang tidak minat untuk berdebat dengan sang istri. Tok Tok Tok! "Siapa sih yang datang malam-malam begini?" keluh Kanaya kesal karena berani-beraninya mengganggu sang singa betina yang tengah marah CKLEK! "PAPA MA
Read more

CHAPTER 5

"Love like you'll never get hurt." *** Beberapa hari kemudian.. Usai beberapa hari lalu kedatangan tamu kedua orangtuanya yang bisa dikatakan membuat mereka- Kanaya dan Pandu lebih mengerti satu sama lain, setelah sebelumnya sempat bersitegang perkara kecelakaan yang dialami Pandu beberapa waktu lalu. Mungkin Kanaya terlihat berlebihan dalam merespon hal tersebut namun itu normal mengingat ia pernah mengalami hal serupa di masa lalu, ketika ia harus kehilangan sosok yang dicintainya dalam sebuah kecelakaan. Hal itulah yang membuat Kanaya begitu sensitif terhadap peristiwa naas itu karena masih dibayangi masa lalunya yang kelam dan ketakutan apabila peristiwa itu kembali terjadi. Siang itu, ia mengajak sang suami untuk menemaninya belanja bulanan
Read more

CHAPTER 6

"Losing a loved one is not what hurts the most: it's wishing them back that does." *** Usai menikmati makan siang, pasangan muda itu segera meninggalkan restoran setelah sebelumnya membayar tagihan di kasir dan bersiap kembali ke kediaman mereka. Di perjalanan pulang, mereka kembali terlibat obrolan seputar mantan tunangan Kanaya yang tewas dalam kecelakaan pesawat lima tahun lalu itu. "Maaf ya jika tadi aku terlalu lancang mengulik luka lama kamu," kata Pandu menatap sekilas sang istri yang duduk di sampingnya. "seharusnya aku tidak bersikap demikian, karena hal itu sebenarnya bukan urusanku. Aku benar-benar menyesal, maafkan aku ya." sesalnya kecewa dengan dirinya sendiri  "Tidak apa-apa kok, Mas. Aku baik-baik saja kok, toh semuanya juga sudah ber
Read more

CHAPTER 7

"Family, we may not have it all together, but together we have it all." *** Hari yang cerah di awal Desember, secerah wajah Pandu yang begitu bersinar bagai mentari pagi itu. Ia tak dapat menutupi perasaan bahagianya akhir-akhir ini karena sikap Kanaya yang sudah mulai terbiasa dengan kehidupan mereka sebagai sepasang suami istri. "Pagi, Pak!" sapa salah seorang mahasiswa  "Pagi!" sahut Pandu tersenyum ramah  "Pagi, Pak!" sapa mahasiswa yang lain  "Pagi!" sahutnya lagi berjalan menuju ruangannya. Tiba di ruangannya, Pandu mendapati setumpuk makalah mahasiswa di atas meja kerjanya. Tok Tok
Read more

CHAPTER 8

"Work is my therapy!" *** Cuaca yang dingin membuat gadis pemilik sorot tajam dan mengintimidasi itu semakin hanyut dalam mimpi indah. Wajahnya yang biasanya flat dan cenderung kaku kala terjaga itu berubah teduh dan damai saat matanya terpejam dalam buaian mimpi. Namun semuanya tiba-tiba berubah dan kembali seperti semula kala sebuah pesan masuk ke ponsel pintarnya. Drtt drtt drtt! "Hah? Sekarang?" batinnya Beberapa saat kemudian..  "Lho Nay, kamu mau kemana pagi-pagi begini?" selidik Wiyana melihat Kanaya yang telah rapi dengan seragam kerjanya   "A
Read more

CHAPTER 9

"Love can sometimes be magic. But magic can sometimes just be an illusion." ***   Tok tok tok! "Silakan masuk!" suruh Abhimanyu  CKLEK! "Permisi, Prof!" kata Pandu menyembul dari balik pintu menunggu sang empunya ruangan memberikan izin  "Iya, silakan masuk," ulang beliau. Pandu melangkah masuk ke ruangan bercat putih itu dan berdiri mematung sambil memperhatikan sosok paro baya yang begitu di kaguminya. "silakan duduk, dr. Pandu." titah beliau  Pria tampan berkulit putih itu pun duduk di sofa krem berseberangan dengan Abhimanyu. "Begini, saya ingin mengucapkan terima kas
Read more
DMCA.com Protection Status