Beranda / Romansa / SUN TO YOUR NIGHT / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab SUN TO YOUR NIGHT: Bab 81 - Bab 90

92 Bab

Chapter 80 : Collecting The Pieces

Sun kembali ke tempat ibunya berada dengan keadaan yang lusuh. Mungkin itu karena dia terlalu banyak menangis tadi, tapi meski begitu tidak ada yang berubah selain dirinya yang saat ini jadi benar-benar ingin pergi.Perasaannya masih sama, kacau tidak beraturan. Kendati banyak ujaran kemarahan yang dilontarkannya pada Noah, itu sama sekali tidak membuatnya dengan mudah menghilangkan perasaan kasihnya terhadap lelaki itu, sampai detik ini—detik ketika ia benar-benar akan pergi dan mungkin tidak akan pernah kembali.“Sun ....” Karina langsung menyambut kedatangan Sun dengan pelukan hangat. Perasaannya yang sudah cemas menjadi lebih buruk kala orang yang ditunggunya kembali dengan keadaan yang kacau seperti ini.Sun tidak lagi menangis, mungkin sudah lelah. Tetapi tatapan matanya yang kosong itu seperti tubuhnya hanyalah sebuah wadah tanpa isi.“Apa kita akan langsung pergi?” tanya Sun, tampak seperti tidak bertanya dengan nada
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-31
Baca selengkapnya

Chapter 81 : My Love

Suara sirine polisi dan pemadam kebakaran datang ke lokasi kecelakaan. Petugas pemadam langsung bergegas untuk memadamkan api yang semakin tinggi berkobar, semenata Noah hanya duduk pasrah dan menontonnya dengan tatapan kehilangan.Noah tertunduk lesu, menatap kedua tangannya yang dilumuri darah. Tangan yang kotor itu tidak akan bisa memberikan Sun kebahagiaan, dan itu terbukti sekarang. Noah gagal menyelamatkan Karina, dan membuat gadis yang dicintainya kehilangan sang ibu untuk selamanya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-31
Baca selengkapnya

Chapter 82 : As Long As You Love Me

   Masih Eliot ingat dengan jelas malam itu, malam yang belum ada seminggu yang lalu. Joana datang ke kamarnya setelah mengantar Karina kembali.Ia datang dengan suka rela, bersiap untuk menenangkan perasaan Eliot yang masih kacau setelah diterpa duka.“Eliot, apa kau baik-baik saja?” tanya Joana. Tangannya bergerak lihai seperti benang lembut yang terulur di bahu Eliot.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-31
Baca selengkapnya

Chapter 83 : Good Night, My Darling

Sudah lebih dari seminggu lamanya Sun terbaring di ranjang rumah sakit, dan selama itu pula Noah tidak pernah absen sehari saja untuk mengunjunginya.Setelah kecelakaan itu, Sun mengalami luka yang sangat parah. Benturan di kepalanya mengakibatkan trauma yang belum bisa dideteksi oleh medis, dan beberapa tulangnya mengalami patah. Mereka bilang; Sun bisa melewati masa kritis saja merupakan suatu hal yang mengejutkan. Sebab dengan luka separah itu, jika dia mati maka bukanlah hal yang mustahil.Mereka bisa mengatakannya, maka Noah hanya akan bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan yang selama ini tak ia percaya. Noah setelah sekian lama, akhirnya kembali berdoa pada Tuhan yang lama tak dia gaungkan namanya, bahkan untung-untungan dia masih ingat nama Tuhannya. Tapi doa Noah kali ini dikabulkan; Sun berhasil melewati masa kritis. Namun, itu bukan berarti dirinya sudah bertemu jalan yang mulus.Mengingat dia memiliki trauma pada syaraf kepalanya dan medis belum bisa mendeteksi sebelum ef
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-18
Baca selengkapnya

Chapter 84 : Am I Still A Good Boy?

Sebuah pemakaman keluarga yang sepi, seorang lelaki datang sembari menenteng buket bunga dengan langkah yang lamban.Ketika ia tiba di depan sebuah nisan bertuliskan nama William Odolf, lantas ia meletakkan buket bunga itu dan membuka kaleng bir untuknya.Noah Bellion duduk di depan nisan, ia meminum bir kalengan yang dibawa sembari menatap dingin nisan William di hadapannya. Meski ia tampak dingin dan tak memiliki simpati, tapi jika dilihat saksama, terdapat guratan sendu di mata dinginnya yang tertunduk lesu.Noah terdengar beberapa kali menghela napas, rasanya masih belum bisa dipercaya jika William sudah tiada. Semua terjadi begitu cepat dan kacau luar biasa; bahkan Noah tak memiliki waktu untuk berbelasungkawa atas kematian ayah angkatnya ketika kekacauan lain datang dan hampir merenggut sang kekasih darinya.“Kacau sekali,” ujarnya, bermonolog, “mungkin aku tidak akan pernah hidup dengan tenang; aku sudah terlahir untuk hidup di dunia yang kacau.”Noah memikirkan kembali masa la
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-05
Baca selengkapnya

Chapter 85 : To The Last Page

Noah berjalan menyusuri tangga beton dalam bangunan tua yang mangkrak pembangunannya. Dengan langkah lesu dan raut biru, ia tidak menengadahkan wajah dan terus memperhatikan langkahnya sampai ia tiba ti tempat tujuan.Hari ini sesuai dengan perkataannya; dia akan datang menemui Eliot di mana pun lelaki itu berada. Ini tidak seperti pertemuan yang direncanakan untuk melepas rindu satu sama lain, mereka datang untuk tujuan masing-masing; membunuh satu sama lain.Tentu saja perasaan Noah tidak akan baik-baik saja. Dia meminta izin pada ibu kandung Eliot untuk membunuh anaknya, bukankah ini tragis? Ibu mana yang tidak akan terluka saat buah hatinya berada di ambang bahaya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa?"Oh, kau sudah datang, Noah ...?"Tatapan mata Noah terarah lurus ke depan; menuju tempat Eliot yang berdiri memunggunginya sembari merokok santai bersandar pada pilar tak bertembok. Dari lantai empat, angin semakin kencang bertiup; malam juga tidak terlihat cerah. Hal itu membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-07
Baca selengkapnya

Chapter 86 : Let's Die Together

"Akh!"Noah tersungkur, tapi rentetan peluru tak berhenti sehingga ia terpaksa merangkak dengan rasa sakitnya menuju ke tempat yang bisa melindunginya.Ia menarik kekinya yang seakan mati rasa untuk sejenak, dan menyadari peluru Eliot berhasil menyayat pergelangan kakinya lumayan dalam."Sial!" ujarnya, mengernyitkan kening tajam sembari merobek sebagian celananya untuk menghentikan pendarahan. Perjalanan masih jauh, dia tidak boleh lemas karena kehabisan darah untuk luka kecil seperti ini.Sementara dirinya sudah lusuh dan berdarah, Eliot masih berdiri di tempatnya seolah tak tersentuh. Jika saja Eliot hanya membawa satu pistol, pasti Noah bisa mengimbangi permainannya. Tapi bahkan dia memiliki pistol lain setelah dua pistolnya kehabisan amunisi.Noah berusaha mengatur napas sembari mendengarkan Eliot."Kau tahu, setelan yang aku pakai malam ini adalah hadiah dari kekasihku. Dia memberiku benda ini sebagai hadiah. Aku tidak suka, aku sempat membuangnya. Tapi kemudian aku ingat; kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-07
Baca selengkapnya

Chapter 87 : Till Die Do Us Apart

Eliot terdiam, memperhatikan Noah yang berusaha berdiri tegak di atas sana. Tatapannya tajam, Eliot bisa merasakan itu; tapi tiba-tiba Noah tersenyum tipis dan berkata, "Atau jika kau ingin sekali bertemu dengan Joanne? Aku akan dengan senang hati mengantar?"Eliot tertawa; meski ia kesal luar biasa. Noah masih menantangnya dengan angkuh padahal lelaki itu terlihat akan mati sebentar lagi.Sebagian wajahnya ditutupi darahnya sendiri, kemeja putihnya lusuh dan ada banyak noda darah; pakaiannya compang-camping memperlihatkan sebanyak apa luka yang dia dapatkan. Dan yang lebih seru adalah ... tangannya yang erat memegang pistol rusak itu, sepertinya patah.Noah melihat ke arah pandang Eliot, dan ya-dia juga sadar apa yang terjadi pada tangan kanannya saat ini. Ia melempar pistolnya yang sudah rusak karena tertimpa reruntuhan, lalu kembali menatap Eliot dan berkata, "Ayo selesaikan ini ...."Eliot menahan tawa, sembari membuka telapak tangannya menghadap Noah; ia bermaksud menolak. "Kau y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-07
Baca selengkapnya

Chapter 88 : I Want To Go Home

Seorang perawat wanita memasuki kamar rawat Sun Fleurry McRay untuk melakukan pengecekan rutin; dia memeriksa setiap aspek perawatan Sun untuk memantau perkembangan sekaligus melakukan apa yang perlu ditindak lanjut.Tak lupa ia mencatatnya di kertas yang ia bawa, tapi tiba-tiba ...JDERRR!"Ah!" Suara petir yang menggelegar membuatnya terkejut dan tak sengaja menjatuhkan pena miliknya. "Astaga, membuatku kaget saja," ujarnya, lalu memungut pena.Ia melihat ke luar dinding kaca di kamar itu; memperlihatkan langit malam yang gelap tertutup awan mendung. Sudah begitu, terdengar petir beberapa kali dan menandakan sebentar lagi akan turun hujan besar."Apa akan ada badai?" tanyanya, menatap pemandangan langit dengan raut cemas. Tapi dia tidak punya waktu untuk itu, sehingga segera ia tutup tirai ruangan itu dan melanjutkan pekerjaannya. Ia selesai mencatat perkembangan, tapi perhatiannya sejenak jatuh pada Sun yang masih terpejam dengan alat rumah sakit mengitarinya-berusaha mempertahanka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-07
Baca selengkapnya

Chapter 89 : Field Of Memories

[2 BULAN KEMUDIAN]"Nona Fleurry! Nona ...!"Seorang gadis dengan rambut pirang keemasan menoleh segera ketika seseorang memanggil namanya. Rambut panjang bergelombang milik wanita itu tersapu oleh angin ladang yang bertiup sepoi-sepoi, menjadikannya bak kain tergantung yang menari dengan cantiknya."Selamat pagi Paman, ada apa?" tanya gadis itu, tersenyum ramah dengan cantiknya."Kabar baik untukmu, Nona; lima domba kita berhasil melahirkan hari ini!""Oh, benarkah? Ada berapa anak domba yang lahir?""Ada 17 anak domba, Nona! Dan mereka semua sehat!"Senyum Sun Fleurry McRay tak bisa ia tahan ketika mendengar kabar bahagia di hari yang cerah ini. Ibu domba yang ada di peternakannya berhasil melahirkan bayi domba yang sehat; mereka pasti akan jadi anak domba yang lucu dan gemuk-sehingga membuat Sun tidak sabar untuk melihatnya."Apa kau akan melihatnya sekarang, Nona?" tawaran itu jelas tidak Sun tolak; gadis itu mengangguk lalu bergegas pergi dari tengah ladang bunga matahari yang su
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status